Prolog "Pertemuan"

85.3K 2.2K 30
                                    


Tinnn Tinnn!

"Natasya cepetan!" 

Suara klakson mobil yang begitu nyaring di depan rumah membuat gadis yang di panggil 'Natasya' itu cepat-cepat melangkah keluar rumah.

"Iya, iya sabar Nad"

Gadis yang memakai dress merah tanpa lengan itu langsung masuk kedalam mobil dengan nafas yang tidak beraturan.

"Sorry tadi ketiduran"

"Kebiasaan lo" Sambil menatap kearah temannya itu yang kini menyisir rambut basahnya bahkan wajahnya tidak terlihat memakai make up sedikitpun.

"Nad lo bawa make up? "

"Di tas" Ucap Nadya yang fokus menyetir sesekali melihat spion mobilnya.

Natasya mengedarkan pandangannya ke belakang mencari tas temannya itu.

"Ga ada"

"Pake mata carinya"

"Ga ada Nad" Ulangnya merasa kesusahan.

"Ada Syaa cari yang bener"

"Udah tapi Ga ada" 

Nadya langsung merebut tasnya dan menepikan mobil tersebut. 

"Ini apa? "

"Ga liat hehe"

Nadya langsung memutar bola matanya, dan kembali fokus kearah jalan di depan.

"Lo tau ga? gue denger di acara, bos papanya Iren bakalan dateng"

"terus?" Tanpa mengalihkan pandangan, Natasya masih sibuk memoles wajahnya.

"Gila! lu tebak deh siapa?"

"Males"

"Matias we! Matias Guanlin! "

"Ya terus?" Terdengar malas untuk Natasya. Ia masih menyibukan dirinya di depan cermin.

"Wah gila ya, bisa-bisanya lu males gitu. Liat aja di gugel noh, tu orang termasuk terkaya di Asia, masuk nominasi peringkat-"

"Ya ga ada urusan di gue juga" Potong Natasya dan mengarahkan wajahnya di depan Nadya.

"Gimana make up 5 menit gue?" Tanyanya dengan wajah di buat manyun.

"Syaa entar jangan senyum "

"Iya gue tau, gue cantik makasih"

Natasya selalu mendapat ucapan dari teman-temannya bahwa ia memiliki senyum dewi. Bahkan senyum tipisnya saja langsung membuat semua pria meleleh dalam waktu yang bersamaan.

"Idih! tapi serius. banyak om-om gatel soalnya. tapi kalo om nya Matias gas aja" .

"Najis ga lucu! " Natasya mendorong pelan tubuh Nadya sambil menatap jalan.

"Who knows? "

Tak selang 10 menit, Kemudian mobil mereka memasuki pekarangan hotel berbintang di jakarta.

"Menurut lo Ajun datang ga ya? " Tanya Natasya saat mereka turun dari mobil.

"Kan Ajun pacar lo masa nanya ke gue? " Cibirnya menarik masuk Natasya. Karena mereka sudah terlambat setengah jam tadi.

Natasya hanya Diam mengikuti Nadya yang menariknya masuk.

Setelah sampai, kedua wanita itu langsung masuk mencari meja yang mungkin masih kosong. Karena pestanya sudah di mulai dari tadi.

"Mampus Nat" Nadya berjalan perlahan mengikuti petugas yang mengantar mereka berdua. Sialnya tempat duduk yang kosong tersisah di bagian depan saja.

PRANG

Nyaringnya pecahan kaca tersebut, membuat mereka berdua menjadi sorotan sekarang. Natasya menutup matanya perlahan, kemudian menoleh ke bawah.

"shit" ternyata ia menyenggol sebuah botol anggur.

Dengan rasa malu, Ia tersenyum dan mengucapkan "Maaf" agar para tamu di sana tidak menatap kejadian itu lagi.

Namun bukannya membaik, para tamu di sana lebih menatapnya. Dan sudah pasti karna 1. Ia begitu cantik.

Nadya langsung menarik Natasya dan mencari tempat duduk saat itu.

"Nad gelasnya"

"Biarin aja "

Natasya hanya mengangguk dan mengedarkan pandangannya di sana. Mencari sosok Ajun pacarnya.

Namun bukannya melihat Ajun, Natasya tanpa sadar malah menatap seorang pria tampan. Dan sialnya pria itu juga sedang menatapnya.

~♡~

Matias Pov

Bosan.

Satu kata itu yang dari tadi terngiang di kepalaku.

Malam ini aku menyempatkan waktu menghadiri acara ulang tahun salah satu anak dari teman bisnis. Dan yang ku lihat, hampir semua yang menghadiri acara ini adalah anak remaja. Mungkin karena yang berulang tahun gadis tujuh belas tahun sekarang.

"Saya sangat berterimakasih anda dapat hadir di acara kami saat ini" Pemilik dari acara ini berbisik pelan kepadaku yang mau tidak mau langsung ku anggukan.

"Tentu"

PRANG!

Suara pecahan kaca di belakang langsung membuatku memejamkan mata kesal. Ah entah siapa lagi yang membuat kekacauan.

Saat melihat orang-orang di sini langsung berbalik, membuatku heran. Seperti tidak ada kerjaan saja.

Hingga pandangan mereka masih sama. Entah apa yang di lihat mereka. Spontan kepalaku menatap samping. dan tepat saat itu juga seorang gadis tersenyum malu yang entah kenapa membuatku terdiam?.

Senyumnya sangat indah. Bahkan senyum itu sangat indah. Sial.


Membayangkan jika bibir ranum nya itu menciumku saja sudah membuat sekujur tubuhku merinding. Gadis itu benar-benar gila.

Tanpa sadar seulas senyum terpampang jelas di bibirku. Entah kenapa tubuhku langsung menghangat begitu saja saat melihat senyum wanita itu. Ada sesuatu yang membuatku tak bisa mendefinisikannya.


Perlahan aku langsung memalingkan wajah, dan mencoba kembali fokus ke depan. Namun sial! Sangat sulit. Gadis itu benar-benar sudah gila

Dengan Diam Akhirnya ju tatapnya kembali badan mungilnya itu. Dan saat itu juga mata kami saling bertemu.

Kau milikku

Bersambung..

29 maret 2019

DAMN! MY BILLIONAIRE IS MY HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang