15. Begin

3.1K 246 51
                                    

"Tidak apa, biar kubantu."

Laki-laki itu mengulurkan tangannya untuk mengambil beberapa makanan yang cukup sulit terjangkau oleh Chaeyeon. Hendak membantu dirinya, Chaeyeon malah menahan tangan laki-laki tersebut untuk tidak repot-repot membantunya.

"Jangan. Tidak us-"

Ucapan gadis itu terpotong, tenggorokannya serasa ada yang mencekik dan membuatnya sulit mengeluarkan suara apapun. Ia tercengang dengan apa yang ia lihat dihadapannya kini. Ya, mata keduanya bertemu, dan keduanyapun sama-sama tercengang.

"Wonwoo ..." lirih Chaeyeon.

Menyadari siapa yang berada di hadapannya kini, laki-laki bernama Jeon Wonwoo itu segera berdiri tegak, menarik napas panjang tanpa ekspresi apapun.

"Maaf aku harus pergi."

Ia membalikkan badannya, hendak berjalan mulai berjalan menuju pintu, Chaeyeon menahan tangannya. Tentu, gadis itu begitu menunggu kabar laki-laki yang kini berada dihadapannya, dan kini Jeon Wonwoo ingin pergi begitu saja. Sungguh, Chaeyeon sangat heran dan bertanya-tanya pada pikirannya sendiri yang tak kunjung jernih.

"Wonwoo, ini aku."

"Lepas."

Laki-laki Jeon itu menghempaskan tangannya cukup keras - tapi tak sekeras hatinya yang berusaha menahan perasaannya kini dan ingin sekali memegang tangan yang dihempaskannya itu yang kemudian berjalan berdampingan di pantai Jeju yang sejuk nan indah. Mata Wonwoo berkaca, ia membalikkan tubuhnya untuk menghadap Chaeyeon hingga dapat terlihat raut wajah yang terasa aneh dengan tatapan yang menusuk pandangan sang gadis.

"Apa kau masih pantas berbicara seperti itu padaku?" Wonwoo menggumam, nada bicara sedikit bergetar. Tampak sorot kekecewaan diwajahnya, dan itu terlihat jelas untuk Chaeyeon.

Bibir Chaeyeon bergetar, ia tak mengerti, sungguh. Apa yang dimaksud oleh wonwoo sebenarnya? Mengapa tiba-tiba ia berbicara seperti itu padanya? Mengapa di pertemuan pertama sejak dahulu dengan ikatan hubungan yang belum bisa dibilang sudah lepas itu tidak ada sebuah pelukan? Kedua sudut bibir yang melengkung sempurna? Tatapan rindu? Atau bahkan air mata kebahagiaan?. Chaeyeon bingung, belum sempat ia berkata, laki-laki dihadapannya tersenyum miring dan kembali berkata,

"Ah, tidak. Maksudku, apa yang telah kau lakukan padaku?" Laki-laki itu memandang langsung sorot mata Chaeyeon dengan penuh keberanian, ekspresi datar namun terlihat tajam. "Apa maumu sehingga kau berlaku hianat padaku, hm?"

Bukan hanya bibirnya yang bergetar tak sanggup bicara, kini tubuhnya juga ikut bergetar, bahkan tubuhnya terasa lemas. Ia tahu kini arah pertanyaan yang Wonwoo maksud. Apa yang dirinya lakukan, kata hianat, dengan tatapan tak biasa yang belum pernah laki-laki itu tampakkan padanya - sorotan mata kekecewaan, amarah, kerinduan, dan keteguhan yang bercampur aduk menjadi satu.

...

Berjalan kesana-kemari di balkon kamar sungguh membuat Mingyu tambah stress saja. Bagaimana tidak? Dirinya bangun dipagi hari tanpa kehadiran Chaeyeon disampingnya. Ia sudah mencari keberbagai sudut Villa bahkan ke halaman dan kebun anggur yang terletak di belakang Villa pun tidak ada. Ia takut, takut jika wanita itu kabur entah kemana karena ulahnya semalam yang membuat gadis itu tak nyaman.

"Bodoh!" Mingyu merutuki dirinya sendiri. Ia mengacak rambutnya kesal, ia harus berfikir, atau tidak pergi kesuatu tempat yang barangkali ia akan menemukan gadis itu disana. "Benar, pantai Jeju, Hallim Park, taman bunga di Hallasan, aku harus kesana."

Tanpa berpikir panjang, Mingyh segera mengambil jaketnya. Tak peduli pebampilannya sekarang yang hanya menggunakan celana selutut di tengah-tengah angin yang berhembus kencang. Yang pasti, ia harus menemukan Chaeyeon. Setidaknya, ia tahu jika gadis itu masih berada di pulau Jeju.

Married Not Dating - Minchae [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang