[ CHAPTER 5 ]

3.1K 237 6
                                    

Ini sudah seminggu sejak insiden di Lembang yang menimpa Biru. Kini lelaki bertubuh kurang tinggi itu sudah kembali bersekolah setelah pulang ke Jakarta dua hari yang lalu.

" Gue denger katanya lo kecelakaan. Bener?" tanya Aaron.

Saat ini adalah waktunya beristirahat, keduanya berada di kantin. Masing-masing sudah memesan mie ayam sebagai menu makan siang.

Biru terdiam, ia merasa tidak memberi tahu siapapun atas kejadian itu.

" Tau dari mana lo Ron?"

" Hm, Jadi bener. Bagus banget gak ngasih tau gue. Good job, Albiru!"

Biru mengusap tengkuknya, bagaimana ia bisa mengabari jika sang appa menyita ponselnya selama seminggu full.

" Sorry Ron. Handphone gue disita bokap. Yang penting kan sekarang lo udah tau."

" Kecelakaan apa?"

" Gue jatoh dari kuda pas lagi di bukit. Kepala gue sempet sobek sih tapi udah dijahit, udah gak papa."

" Terus lo gimana sekarang? Ada efeknya gak dari kecelakaan itu?"

" Sejauh ini enggak dan semoga emang enggak. Udah lah, topik yang lain aja."

" Lain kali kalo ada apa-apa lo harus ngabarin gue. Kalau handphone lo disita, lo pinjem punya bokap lo aja. Kalau kemarin lo ngasih tau gue kan gue bisa nengokin lo ke Lembang."

" Iya bang iya."

Aaron memang sangat protektif kepada Biru, ia sudah menganggap Biru sebagai adiknya sendiri. Mungkin karena Aaron anak tunggal dan sangat mengharapkan adik laki-laki.

" Eh Bi."

" Hm?"

" Lo ada hubungan apa sama Keinna anak 11 IPA 3?"

" Lah dia kan sahabat gue dari kecil. Perasaan, gue pernah ngenalin lo sama dia deh. Kenapa nanya kayak gitu?"

" Selama lo gak masuk, dia rutin banget ke kelas kita buat nanyain lo. Eh, tapi lo yakin gak ada hubungan lebih sama dia?"

Biru menggeleng, baginya Keinna adalah sahabatnya. Tidak lebih.

" Hm. Oke kalau gitu."

" Kenapa sih?"

" Enggak. Lanjutin makannya, bentar lagi bel."

Biru mengabaikan rasa keponya dan melanjutkan makan.

***

" Kenapa lo, Kei? galau amat!"

Keinna menatap Aira yang datang dan duduk di bangku depan dan menghadap padanya.

" Ck. Biru gak masuk udah seminggu, kata anak kelasnya dia sakit. Tapi kok dia gak ngabarin apa-apa ya? gue khawatir banget Ra."

"Kenapa lo gak nyoba ke rumahnya aja?"

" Gak berani gue."

" Lah kan lo sahabatnya, pasti udah sering ke rumahnya dong?"

Keinna menggeleng, ia sama sekali tidak pernah menginjakan kakinya di rumah mewah itu. Biru pernah mengajaknya namun selalu Keinna tolak.

" Hm.. coba sekarang lo chat dia. Siapa tau dibales."

" Iya kali ya, oke gue coba."

Don't be sad, Biru. ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang