[ CHAPTER 8 ]

2.4K 221 12
                                    

Dentuman lagu Bigbang-Fantastic Baby terdengar dari kamar seorang gadis cantik yang kini sedang lompat-lompat di kasur itu.

" HUUUU I WANNA DANCE DANCE DANCE DA-DANCE!"

Nyanyian yang lebih mirip teriakan tak jelas itu keluar dari mulut sang gadis.

Sedang asyik-asyik berjoget, musik itu berhenti.

" BERISIK!" Teriak Faisal dari ambang pintu.

" Ish! Ganggu aja lo! Mending lo ikutan sini sama gue. Jaim digedein!" ejek Rayla.

" Ogah, gue gak gila kayak lo! Awas ya kalau sampai berisik lagi, gue lagi belajar di kamar!"

" Belajar? Uuuuuh murid teladan banget pak?"

Faisal yang sudah kesal memilih mematikan lampu kamar adiknya dan menutup pintu dengan kencang, membuat si pemilik kamar menjerit dan berlari keluar.

" Abang bego! jelek! nyebelin!" Rayla memukul-mukul pintu kamar kakaknya yang sudah tertutup.

Rayla memang takut dengan gelap, ia tidak tahan berada di tempat yang tak ada cahaya lampu sedikitpun.

" Dek jangan berisik ih!" kini Shena, mama dari Rayla berteriak dari bawah.

" Ck. Awas lo Bang!" Rayla memukul sekali lagi pintu kamar kakaknya sebelum turun untuk menemui Shena.

" Kenapa sih?" tanya Shena yang sedang maskeran dan membaca majalah di ruang tengah begitu Rayla datang dan memeluknya manja.

" Tuh si Abang jelek, nyebelin banget!"

" Berantem mulu, udah gede juga."

" Eh iya ma, aku mau nanya deh."

" Hm?"

" Pas mama seumuran aku dulu, tipe cowok mama yang kayak gimana sih?"

" Emm.. yang pasti harus tinggi. Kayak papa kamu gitu lah, terus yang dewasa."

" Gitu ya ma?"

" Kenapa emang?"

" Nggak kok gak papa. Oh iya, aku laper deh ma.."

" Itu mama udah masakin ayam goreng dari tadi, kamunya dipanggilin susah. Makan sana! panasin lagi aja ayamnya."

" Oke ma!"

***

Angin sejuk dari pantai menemani makan siang Jihoon hari ini. Ia memang sedang berada di Anyer untuk sebuah pertemuan dengan client, namun akan kembali ke Jakarta malamnya.

Sekarang ia tengah makan di sebuah restoran seafood di pinggir pantai. Ketika ingin memasukan sendok ke mulut, gerakannya terhenti tatkala sebuah suara tak asing menyapa indra pendengarannya.

" Jihoon?"

Jihoon kaget ketika melihat siapa yang kini berdiri di hadapannya.

" Danella?"

" Ini seriusan elo?"

Jihoon masih tergugu, tak menyangka bertemu kembali dengan teman di sekolahnya dulu setelah beberapa tahun lamanya.

" Are you fine? " Danella bingung ketika Jihoon hanya diam menatap dirinya.

" Kenapa lo ada disini?" akhirnya suara Jihoon kembali terdengar.

" Pasti lo kaget ya, gue balik dari Aussie seminggu yang lalu. Gue mutusin buat tinggal di Bali, tapi gue baru ke Balinya besok sih. Sekarang gue lagi main aja disini, lo apa kabar?"

Don't be sad, Biru. ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang