16

56 6 0
                                    

Devin membawa Ica kebelakang sekolah tempat mereka jadian dulu, lalu mereka duduk di bangku dekat pohon mangga. Mereka berdua saling diam sampai akhirnya Devin membuka suara.

"Ca kenapa tadi pas kamu liat aku,kamu malah pergi."

"Gapapa."ucap Ica sambil menundukkan kepalanya.

"Liat muka aku ca,sekarang kamu bilang sama aku kenapa kamu ngejauh dari aku."ucap Devin.

Ica menahan sekuat tenaga agar air matanya tidak keluar,ia menarik nafas dan mencoba menatap Devin .

"Maafin aku Vin,aku cuma gamau kalau tiap kali aku liat kamu,aku malah gabisa lupain kamu."ucap Ica air mata yang sedari tadi ia tahan kini mengalir begitu saja,dengan cepat Ica menghapusnya.

Devin menangkup pipi Ica lalu menatapnya dengan lekat, ia mencoba merasakan bagaimana perasaan gadis yang sangat ia cintai saat ini.

"Ca maafin aku,aku ngerti mungkin ini berat buat kamu tapi asal kamu tau aku juga gamau ngelakuin ini semua."ucap Devin .

Ica melepaskan tangan Devin dari pipinya dengan kasar.

"Terus kenapa kamu malah lakuin ini?!"ucap Ica sambil menangis.

"Ini semua aku lakuin karena permintaan dari mamaku, dia sekarang lagi sakit ca."ucap Devin lirih.

"Sakit?"tanya Ica bingung.

"Iyaa ca, mama kena kanker darah stadium 3 dan dokter bilang kemungkinan buat mama sembuh cuma sedikit,makanya aku pengen bikin Mama bahagia walaupun aku harus ngorbanin perasaan aku."ucap Devin tidak terasa setetes air mata keluar dari matanya.

Ica yang melihat Devin menangis merasa iba, sebelumnya ia belum pernah melihat Devin menangis langsung didepan matanya.

"Maafin aku ya Vin, aku gatau kalau mama kamu sakit kanker, maafin aku juga karena aku gapernah ngertiin kamu."ucap Ica menggenggam tangan Devin mencoba memberi kekuatan pada orang yang ia cintai ini.

Devin menarik Ica kedalam pelukannya, mereka berdua saling menumpahkan segala kesedihan yang terjadi, mungkin ini jalan yang harus mereka tempuh. Demi membuat orang lain bahagia mereka harus mengorbankan perasaan mereka.

Setelah merasa lega Ica melepaskan pelukan mereka lalu menarik nafas sambil tersenyum.

"Vin, aku sekarang ikhlas kalau kamu harus tunangan sama Salma."

"Makasih ya ca, karena kamu udah mau ngertiin aku. Tapi aku mohon sama kamu,kamu jangan pernah menjauh dari aku ca, aku yakin dengan berjalannya waktu kamu bakalan bisa lupain aku, tanpa harus menjauh dari aku."

"Iyaa Vin."ucap Ica.

"Yaudah sekarang kita pulang yuk."ajak Devin dan diangguki oleh Ica .

***

Dua hari lagi Devin dan Salma akan bertunangan. Kini mereka tengah sibuk mempersiapkan pertunangan mereka. Terutama Salma, ia sengaja pagi-pagi datang kerumah Devin untuk mengajaknya pergi ke mall untuk membeli cincin.

Salma melangkahkan kakinya menuju kamar Devin, saat ia membuka pintu ia melihat Devin tengah memilih baju dengan handuk melilit dipinggannya. Salma yang melihat itu spontan menutup mata sambil berteriak.

"Aaaa, Devinn!!"teriak Salma.

"Ngapain lo disini!!"

"Aku kesini mau ngajakin kamu beli cincin buat pertunangan kita."

"Lain kali kalau mau masuk ketuk pintu.!"ucap Devin ketus.

"Iyaa maaf."

"Tunggu didepan gue mau pake baju."

"Okee sayang."

***

Setelah selesai berganti baju Devin turun kebawah menemui Salma. Mereka berangkat dengan menggunakan mobil sport milik Devin, karena Salma yang meminta katanya takut kepanasan kalau naik motor. Di sepanjang perjalanan Salma terus bercerita tentang hubungan mereka kedepannya, sedangkan Devin ia sibuk menyetir tanpa mendengarkan ocehan Salma.

Andai yang dipinggir gue Ica, pasti gaakan berisik kek gini.batin Devin .

Sesampainya di mall Salma langsung membawa Devin ke toko emas.

"Sayang bagus ga?"ucap Salma sembari menunjukan cincin yang ia pilih.

"Hmm."jawab Devin .

"Ehh tapi bagusan yang ini deh kayanya. Menurut kamu gimana ."

"Hmm."

"Ihhh kok kamu hmm hmm terus sihh dari tadi.!"

"Terus gue harus jawab apa?"

"Ihhh nyebelin banget sihh!!"ucap Salma lalu pergi meninggalkan Devin .

"Sal Lo mau kemana?"teriak Devin .

"Gausah ikutin aku."

"Yaudah."ucap Devin sambil mengedikan bahu.

Ishh dasar nyebelin bukannya nyamperin malah diem aja.batin Salma .

Setelah kepergian Salma, Devin memilih pergi ke parkiran untuk menunggu Salma, setelah sampai didalam mobil, Devin mengambil handphonenya lalu mendengarkan musik kesukaanya. Saat ia sedang asyik mendengarkan musik sambil bernyanyi kecil, tiba-tiba Devin melihat Ica dan Arga masuk kedalam mall sambil tertawa riang. Dengan segera Devin melepaskan earphone ditelinganya, lalu keluar dari mobil mengikuti Ica dan Arga .

***

Devin melihat Ica dan Arga berjalan menuju toko boneka,mereka masuk kedalam toko boneka tersebut lalu Devin melihat Arga membelikan sebuah boneka beruang yang ditengahnya ada bentuk hati untuk Ica, dengan senang hati Ica menerima boneka pemberian Arga .

Dari luar toko boneka Devin memperhatikan mereka dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan, saat Devin akan masuk kedalam toko boneka Salma memanggil Devin .

"Devin."panggil Salma .

Devin dengan cepat pergi dari toko boneka tersebut,dengan waktu yang bersamaan didalam toko tersebut Ica mendengar seseorang menyebut nama Devin, Ica melirik kearah jendela tetapi tidak ada siapapun disana.

"Cari siapa ca?"ucap Arga .

"Ehh engga kok, ganyari siapa-siapa."

"Kamu suka ga bonekanya?"

"Suka kok suka banget."

"Yaudah kalau gitu. Kamu lapar ga? makan yuk!"

"Yuk."

***

Dilain tempat Devin membawa Salma menjauh dari toko boneka tersebut.

"Sayang kamu ngapain tadi di toko boneka?"

"Mau beliin aku boneka yaaa?"ucap Salma semangat.

"Paan sih cuma lewat doang."

"Yahh kirain mau beliin aku boneka."ucap Salma sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gausah geer,Lo tadi dari mana?"

"Aku tadi ketoilet terus aku cari kamu di toko emas gaada,yaudah aku beli cincin sendiri gapapa yaa?"

"Terserah,udah kan?yuk balik."

"Ayok sayang"ucap salma.





NeverMindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang