"Tidak, kumohon. Jangan tinggalkan aku. Meskipun harus jadi yang kedua pun aku rela. Aku.. Aku menyayangimu.." Isak seorang wanita dipinggir jalan. Ia memeluk kaki seorang lelaki yang tegah melihatnya nanar.
"Apa kau tidak punya harga diri? Wanita macam apa dirimu yang mau berlutut memohon kepada seorang lelaki yang bahkan tidak pernah mencintai dirimu?" Jawab lelaki itu angkuh. Kemudian, ia melepas paksa pelukan Sang Wanita dengan sarkas. "Aku tidak pernah mencintaimu..."
Ucapan pria barusan, berhasil membuat jantungnya berhenti, nafas nya tak lagi memburu, bahkan ia berhenti bernafas. Wanita itu menjatuhkan dirinya ke trotoar. Fikirannya kosong. Tak ada ekspresi yang di tampakkannya. "Aku sudah mempunyai kekasih, Pergilah..." Sekali lagi pria itu berucap sembari menunjuk kearah mobilnya. Berselang sedetik, Ia telah meninggalkan wanita itu di pinggir jalan. Mobilnya melaju, Pria itu mengendarainya tanpa rasa bersalah.
Wanita yang selama 5 tahun terakhir mencintainya, Ya wanita itu sangat mencintainya. Ia rela meninggalkan ibunya yang tengah sakit, Hanya untuk bersama pria itu.
Wanita itu kini mati rasa. Tak ada apapun yang bisa dilakukannya, bahkan air matanya pun sudah kering. Ia hanya menatap kosong kedepan. Pria itu, Pria itu bukan menginginkan hatinya. Pria itu hanya menginginkan sahabatnya.
"Hahahaha.... Lucu sekali kalian tuan Kim dan nyonya Kim" Wanita itu kembali membuka suara, tapi kali ini berbeda. Ia tertawa lepas, seakan semua yang terjadi adalah drama komedi. Ia menertawakan kepergian Mantan kekasihnya. "Oh Tuhan, ini sangat lucu.. Huhuhu..." Tak berselang lama, ekspresinya kembali merungut. Ia menangis sejadi jadinya. Memukul Kepalanya, menghantupkan nya ke dinding trotoar.
Dilihatnya Sungai di sebrang jalan, ia menampakkan smirk nya. Ia tersenyum lebar. Wanita itu berjalan menuju sungai yang membuatnya memikirkan sesuatu, entah apa itu.
"Apakah aku bisa ikut bersama kalian?" Beberapa spesias ikan muncul, tepat saat ia sampai kedinding trotoar yang dibawahnya terdapat sungai. Sungai yang aliran nya sangat deras. "Hahahaha..." Ia terus tertawa. "Izinkan aku menyatu dengan Kalian.." Ucapnya merentangkan tangan. Ia menaiki dinding trotoar. Sesekali ia terisak, meringis mengingat kehidupannya yang malang. Menghela nafas panjang, sembari menutup mata.
"Aku pergi..."
"NAYEON UNNIE!"
***"Kau yakin?" Tanya seorang wanita paruh baya ke gadisnya yang tengah asyik menyantap sarapannya. "Terakhir kali kau menjenguknya, Tangan dan kepala berdarah karena vas bunga yang ia lempar" Sambung wanita itu.
"Ibu, Dia keluarga kita. Aku sayang padanya. Aku harus melakukan ini." Jawab sang gadis setelah ia menenggak segelas susu. "Percaya padaku, aku sudah terbiasa dengan dirinya yang sekarang" Lanjutnya.
"Baiklah, Kupercayakan semuanya padamu. Jaga diri baik2 ya, hati2 dengannya. Bagaimanapun, dia pasti belum sepenuhnya pulih" Wanita itu mencium kening gadisnya yang hendak berpamitan.
"Baiklah bu, Jihyo berangkat dulu. Dahh.." Jihyo melambaikan tangannya ke sang Ibu yang tengah menatap sendu putri semata wayangnya itu.
•••
"Dokter Ryn!" Teriak Jihyo sambil berlari mendekat ke Seorang dokter. "Hai Jihyo, sudah 2 bulan kau tak mendatanginya" Ucap Dokter Ryn sembari mengelus lembut pucuk kepala Jihyo.
"Iya, aku banyak kegiatan akhir2 ini. Oh iya, bagaimana kabarnya? Apakah ada peningkatan?"
Mendengar pertanyaan Jihyo, Dokter Ryn hanya tersenyum simpul. "Belum ada, tapi tolong. Kau jangan menyerah Jihyo, Kalau kau juga menyerah, dia tak punya siapa2. Dia hanya memilikimu"
Jihyo membalasnya dengan senyum nya yang lebar. "Baik Dokter Ryn, aku akan keruangannya sebentar"
Kret..
Jihyo membuka pintu yang sedikit usang itu. Ia langsung terhirup bau obat2an yang tak pernah ia sukai, tapi harus ia lewati.
"Apa kau baik2 saja?" Tanya Jihyo sembari berjalan kearah seseorang. "Masih tidak mau menjawab ya? haha..." Jihyo tertawa kecil. Tapi dalam tawanya, ia menyembunyikan air mata. Jihyo akan menangis, Ia tak tahan dengan semua ini.
"Sudahlah, lupakan pria itu. Dia tak pantas untukmu. Kau wanita yang baik" Ucap Jihyo menampakkan senyum simpulnya. Ia menghapus air matanya yang menyentuh pipi.
"Oh ayolah, ini sudah 3 tahun. Tetapi kau tak pernah membuka suara? Siapa pria brengsek yang—
"HENTIKAN! DIA PRIA KU! KAU TAK PANTAS MENYEBUTNYA BRENGSEK. IA SEMPURNA. AKU HANYA AKAN MENUNGGU SAMPAI DIA MENJENGUKKU DAN MENJEMPUTKU. AKU AKAN BAHAGIA!" Wanita itu, sembari menunjuk kearah Jihyo.
Jihyo menutup mulutnya, air matanya terus keluar tanpa hentinya. Ia terisak dalam dia, hatinya teriris melihat wanita yang menemaninya sejak kecil, berubah drastis hanya karena seorang pria. Pria brengsek.
"Aku—
"Pergilah.." Ucap Wanita itu, kembali tenang. Tertawa tanpa alasan. beberapa detik setelahnya, ia menangis sejadi jadinya. Itu membuat Jihyo sakit, ia tak bisa melihat ini semua.
"Kuharap, aku bisa membalaskannya Unnie.." Ucap Jihyo sembari mengeluarkan sebuah foto, bergambarkan seorang pria. Pria yang tersenyum lebar."Keji.." Ucap Jihyo dengan nada bergetar.
"Bagaimana bisa, Nayeon Unnie mencintaimu. Brengsek?" Jihyo berucap pelan, sembari menghapus air matanya kasar .
"Tunggu aku, Pria keji"
***
hai Junghyo shipper🌸
Mohon maaf ya kalau ceritanya kurang asyik eheheh... Tapi sebisanya aku buat sulaya cerita ini disukain oleh banya Junghyo shipper. Asek.
Oiya, Kalau kalian ga suka atau mau gantin nama pemerannya silahkan aja. ini gak di khususkan untuk Junghyo shpper kok. Kalian semua bisa baca Yaa...So, Tunggu kelanjutannya yahh.
Jangan lupa voments nya lup💜