Hari ini Chayeon tak masuk sekolah, ia sedang tak mood untuk sekolah. Sepupu Jihyo itu lebih memilih tidur sampai siang bolong, daripada sekedar mengingat nasib cintanya.Tok Tok
"Chayeon ssi? apakah aku boleh masuk?" Tutur Jihyo dari luar kamar Chayeon.
"Masuklah" Balas Chayeon yang masih berbaring malas di kamar.
Jihyo membuka pintu dan buru2 masuk. Ia membawa beberapa cemilan kesukaan Chayeon yang sebelumnya sudah ia beli di toko dekat sekolahnya.
"Apa itu?" Tanya Chayeon polos.
"You're favorite, mochi ice cream..." Jihyo, seraya menyerahkan semua cemilannya kepada sepupunya. Chayeon yang memang menyukai semua cemilan itu pun menampakkan wajah gembiranya.
"Terima kasih, Jihyo cantik" Ujar Chayeon, sembari mengelus lembut rambut Jihyo. Gadis itu hanya mengulas senyum dan menaikkan sedikit bahunya persis seperti anak kecil yang baru dipuji.
"Cha... kau—
"Tidak Jihyo Ya, aku tidak pernah marah padamu lebih dari sehari kan?" Sanggah Chayeon sambil membuka bungkus ice cream nya.
Jihyo tersenyum sumringah. Ia merasa lega, akhirnya Chayeon tidak marah lagi padanya. Sebelum kata kata itu keluar dari mulut Chayeon, Jihyo merasa tak tenang. Ia tak enak hati pada sepupunya itu karena telah membuatnya sedikit patah hati.
"Bagaimana kabar sekolah?" Tanya Chayeon basa basi. Sebenarnya Jihyo sudah mengerti, kalimat itu bertujuan untuk seseorang.
"Kabar sekolah atau kabar Kim Taehyung?" Usil Jihyo menjahili sepupunya itu. Jihyo terkekeh kecil, sedangkan Chayeon hanya bisa diam dan sedikit tersipu.
"Ia juga tak masuk hari ini. Apa kau janjian?"
"Apa? Tidak. Aku saja tidak pernah saling mengirim pesan. Taehyung menyukaimu, Park Jihyo"
Mendengar itu, perasaan tak enak hati kembali menyelimuti Jihyo. Gadis itu tak suka bila Chayeon berucap seperti itu, seperti Jihyo akan merebut Taehyung darinya.
"Chayeon ssi, dengarkan aku. Taehyung dan aku baru bertemu beberapa minggu, tak mungkin ia langsung jatuh hati padaku. Sedangkan kau? sudah—
"Waktu tak pernah menjadi masalah Park Jihyo. Terkadang, orang yang tepat tidak menunggu waktu lama untuk dicintai. Sebaliknya, jika memang aku tidak ditakdirkan untuk bersamanya, satu abad pun tak akan mengubah segalanya. Aku bukan untuk nya" Chayeon menunduk, tak kuasa menahan air matanya. Ia mencoba untuk melupakan sementara semua ini, tapi tak bisa.
Chayeon telah mengetahui Taehyung sejak mereka Sekolah Dasar dan saat itulah Chayeon telah merasakan sesuatu pada Taehyung. Di umurnya yang masih labil, Kim Taehyung berhasil membuat Chayeon mengerti cinta. Sayangnya, Taehyung baru mengenal Chayeon sewaktu mereka SMA baru sekitar beberapa bulan lalu. Tapi tak apa, dikenal Taehyung pun sudah lebih dari cukup untuk Chayeon. Ia sadar, lelaki itu terlalu sempurna untuk dirinya.
Jihyo yang tak tega melihat Chayeon, langsung memeluk sepupunya itu. Ia juga terbawa suasana, mengerti perasaan Chayeon. Jihyo juga merasa kecewa dengan dirinya yang menjadi salah satu alasan Chayeon bersedih akhir akhir ini. Jihyo menyayangi sepupunya, tapi ia pun tak punya hak untuk membuat Taehyung membalas cinta Chayeon ataupun sekedar membuat lelaki itu berhenti menyukainya.