Death2 - 14

5.8K 364 9
                                    

"KAMU DARI MANA AJA SIH? SELALU AJA BIKIN AKU KHAWATIR. KALO MAU KEMANA-MANA BILANG DULU!!"

Athena hanya menghela nafasnya lalu memutar bola matanya malas. Perempuan itu berjalan memuju meja rias untuk membersihkan makeup-nya.

"Athena, kamu denger aku gak sih?!" tanya Dean.

"Aku denger." ucap Athena tenang. "Biasa aja. Aku tadi ke makam Mama Papa, kamu gak usah marah-marah gitu."

Terdengar suara helaan nafas dari pria itu. "Kenapa kamu gak bilang sih, Sayang." suara Dean melunak. "Maafin aku ya."

Athena menoleh, menghentikan kegiatannya menghapus makeup-nya. "Gak papa." katanya lalu tersenyum.

"Sayang,"

"Ya?"

"Aku udah urus cuti kita. Mulai besok." ucap Dean.

Athena menoleh lagi. "Bahkan kita berangkat minggu depan, De. Kenapa dari sekarang coba?"

Dean mengedikkan bahunya. "Because i miss you."

"Apa?" Athena terkekeh. "Kamu benar-benar."

Dean tersenyum. Yang pertama kalinya telihat menyebalkan dimata Athena. "Aku mau kita pacaran."

Athena terbahak. "Apa?" tawanya meledak. "Bahkan kita udah menikah, Dean. Kamu mau kita pacaran?"

Dean ikut tertawa karena kebodohannya sendiri. Ucapannya kurang tepat. "Maksudku, aku mau melakukan hal seperti orang pacaran. Aku rasa kita belum pernah melakukannya."

Athena menggeleng. "Aku gak mau."

"Why?"

"Aku mau dinner." ucap Athena.

Raut wajah Dean langsung terlihat senang. "Ayo."

Perempuan itu malah menggeleng. "Bukan sama kamu."

Dean mengernyitkan dahinya. "Lalu?"

"Jevin."

"Oh god! Are you kidding me?" Dean tertawa.

"Dean.." rengek Athena.

"Athena, aku akan kasih apapun yang kamu mau, Sayang. Tapi nggak ini atau dinner sama siapapun!" ujar Dean tegas, lalu pria itu memeluknya. "Sayang, please!"

Tiba-tiba saja tawa Athena meledak. Mengisi seluruh ruang kamarnya. "Aku bercanda, Sayang." ucap Athena lalu perempuan itu tertawa lagi. Bahkan sampai Dean melepas pelukannya.

"Athena.."

Athena berusaha meredam tawanya. "Aku bercanda." katanya lagi. "Habisnya kamu marah-marah mulu sih. Gak takut tua apa?" Athena berbalik dan kembali menghapus makeup-nya.

Pria itu mengedikkan bahunya. "Nggak. Lagian aku tua bersamamu kan. Itu tujuan hidupku."

Athena tersenyum menatap Dean dari pantulan cermin. "Iya aku tau. Kamu sering mengatakan itu setelah kita menikah."

Dean tersenyum. "Aku gak pernah bosan mengantakan itu. Bahkan sampai puluhan tahun berikutnya."

Athena kembali berbalik setelah menghapus seluruh makeup-nya. "Kamu akan bertahan denganku sampai berapa lama? Aku berpikir sampai saat ini aku belum bisa jadi istri yang baik buat kamu."

Baik tatapan Athena ataupun tatapan Dean, keduanya sama-sama berubah menjadi serius.

"Selamanya."

"Aku gagal, Dean. Aku gagal jadi istri yang baik buat kamu. Bahkan sampai saat ini, aku belum bisa kasih kamu keturunan."

"Aku gak peduli, Ath." Dean menggeleng. "Aku nikah sama kamu karena aku cinta sama kamu. Aku mau membahagiakanmu dan aku mau hidup bersamamu." ujarnya. "Aku gak akan bertindak sejauh ini kalo aku gak cinta sama kamu."

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang