Death2 - 27

4.9K 318 19
                                    

"Kamu mau kado apa dari aku? Maaf ya aku belum sempet beli." ujarnya seraya mengelus rambut Dean yang sedang tiduran dipahanya.

Dean tersenyum menatap Athena dengan tangan yang masih setia mengelus perut Athena yang bajunya ia sengaja singkap keatas.

"Aku gak perlu hadiah apapun. Kehadiran kamu apalagi dia menjadi kado paling indah buat aku." ujar Dean lalu mengecup perut Athena yang mulai membuncit. "Papa sayang kalian."

Athena tersenyum lalu mengelus pipi Dean menggunakan ibu jarinya. "Kami juga sayang Papa." ucapnya lalu Athena menghapus sudut matanya yang berair.

"Aku beruntung punya kamu, Ath."

Athena mengangguk dengan mata berkaca-kaca.

"Terima kasih sudah mau jadi bagian dari hidup aku." ucap Dean dengan lirih.

"Aku juga. Terima kasih karena udah mencintai aku selama dan setulus ini. Aku minta maaf dulu aku pergi ninggalin aku gitu aja."

Dean merubah posisinya menjadi duduk. "Bagi aku kamu gak pergi ninggalin aku. Kamu hanya perlu waktu untuk sembuh."

"Aku egois."

"No!" Dean menggeleng. Pria itu menghapus sudut mata Athena yang meneteskan bulir bening. "Gak ada yang salah disini. Kita simpan ingatan itu, dan fokus pada masa sekarang."

"Dean.."

Dean tersenyum, ia mengecup kening Athena lama dan lembut, membuat Athena memejamkan matanya menikmati itu.

"Dean, aku mau kasih kamu hadiah." ucap Athena begitu Dean telah melepas kecupan dikeningnya.

"Sayang, aku gak perlu hadiah."

Athena menggeleng. Perempuan itu turun dari ranjang dan membuka laci nakas paling atas. Tak lama kemudian Athena kembali dengan sesuatu ditangannya.

Athena mengulurkan sesuatu yang tak terbungkus oleh apapun selayaknya kado.

"Apa ini?"

Athena tersenyum. Dean menerima hadiah itu yang ternyata sebuah sapu tangan berwarna putih yang terdapat tulisan DNA di sudut sebelah kanan bawah, tak lupa juga membubuhkan emoticon hati disampingnya.

"Aku yang buat sendiri." ucap Athena, terdengar membanggakan.

"Kamu? Masa?" Dean terkekeh.

"Iya dong! Aku kan selalu pulang lebih awal, dan kamu juga selalu pulang telat akhir-akhir ini. Aku bikin ini deh, diajarin sama Bi Mira." ujar Athena. Ia tersenyum melihat Dean yang juga tersenyum. "Suka nggak? Aku baru bisa bikin kaya gitu aja, gak bisa bikin desain yang rumit."

Dean mengangguk. "Suka kok. Dean and Athena." katanya lalu Dean mengecup kening Athena lagi. "Makasih ya, Sayang!"

Athena mengangguk, ia memeluk Dean. "Maaf gak bisa ngasih kado yang mewah buat kamu."

"Aku gak perlu sesuatu yang mewah. Kalian berdua udah cukup buat kamu."

Athena terkekeh. "Kamu manis banget sih. Pasti nanti Baby gedenya kaya gini nih."

"Harus itu! Biar dia cuma setia sama satu perempuan dan terus mencintai perempuan itu selamanya." ujar Dean bangga.

"Iya. Tapi semoga dia gak playboy dulu kaya kamu." ledeknya.

Dean mencubit kedua pipi Athena dengan gemas karena perempuan itu telah meledeknya. Lalu, Athena hanya tertawa terbahak.




****




"Ya ampun kasihan banget ya. Itu jam berapa?"

"Jam 2 malem." jawab Seli.

Athena menatap resah kearah televisi yang menayangkan berita tentang bencana yang baru-baru ini terjadi di indonesia. Gempa berkekuatan 5,5 skala liter itu mengguncang wilayah paling selatan Sukabumi pada pukul 2 dini hari tadi.

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang