Death2 - 38

4.6K 300 4
                                    

"Sorry ya, kita datangnya telat."

Mereka semua yang tadinya tertawa langsung menoleh. Athena menghentikan tawanya secara refleks. Ia meremas pelan tangan Dean diatas paha pria itu.

"Eh Dina, Rio, gak papa santai. Duduk." Nazar bergeser untuk memberikan tempat duduk mereka berdua. Oh, mereka tidak berdua. Karena nyatanya, Dina menggendong seorang...bayi.

"Hai Ath." sapa Dina kaku.

Athena tersenyum. "H-hai.."

"Masih aja kaku." ceplos Cika. "Udahlah, itu masalah udah dari lebaran gorila masih aja dibawa sampe sekarang." ujarnya. "Udah ya, sekarang waktunya kita have fun, nikmatin waktu yang ada, kan mumpung-mumpung."

Dean tersenyum, ia menggenggam tangan Athena dibawah meja. "Yah, gue traktir kalian semua."

"Serius loh?" itu suara Safty.

"Pesen aja gak papa." ucapnya. "Yang, aku ke toilet dulu sebentar." bisiknya ditelinga Athena.

Perempuan itu menggeleng.

"Sebentar aja. Aku gak lama. Janji."

"Jangan lama." ucap Athena pelan.

Dean mengangguk. "Gue ke toilet sebentar ya. Titip Athena."

"Athena lagi hamil. Dia gak bakalan lagi. Tenang aja." ujar Nazar.

Dean tertawa pelan. Ia kemudian berlalu menuju toilet.

"Ath, lo gak makan?" tanya Cika yang dudum disampingnya. "Padahal ini banyak makanan. Sayang banget kalo gak dimakan."

"Tadi di rumah udah makan. Jadi sekarang masih kenyang." Athena tersenyum. "Lo kapan nyusul gue?" goda Athena pada Cika, mengalihkan perhatiannya dari Rio dan Dina yang tengah mengobrol juga dengan yang lainnya.

"Lo tunggu aja undangan dari gue." Cika mengangkat dagunya bangga.

"Doi-nya kenapa gak diajak? Kenalin kek ke gue."

"Dia sibuk, Ath. Biaya nikah kan gak murah." Cika tertawa.

"Eh btw, gimana sih kok lo bisa nikah sama Dean? Bagi-bagi tips dong hubunganya awet banget dari jamannya kuliah."

Athena tersenyum. Teman-temannya memang tidak mengetahui permasalahannya dengan Dean dimasa lalu.

"Ya gimana ya. Gak ada tips khusus sih. Gue jalanin aja apa adanya. Kalo jodoh juga kan pasti balik ke kita juga." Athena menggaruk kepalanya bingung.

Beberapa saat kemudian Dean kembali.

"Lama gak?" bisiknya.

Athena menggeleng pelan. "Yang terpenting sih saling percaya aja. Komunikasi jangan sampe kelewatan." ujarnya menyambung pembicaraan tadi.

Aneh, padahal dulu saja Athena tidak mempercayai Dean sehingga ia dengan gamblangnya bertindak sebodoh itu.

Dean melirik jam tangannya, sudah pukul 3 sore. "Mau pulang sekarang gak?" bisiknya pada Athena.

Perempuan itu mengangguk. "Kita pulang duluan gak papa? Soalnya mau ada tamu ke rumah Eyang."

"Oh gak papa kalo mau duluan." ucap Nazar. "Thanks udah luangin waktu kalian buat kumpul-kumpul sama kita, Ath. Lo juga, Dean. Thanks."

Dean tersenyum. "Santai aja. Maaf banget gak bisa sampe selesai. Gue sama Athena duluan ya." ujarnya pamit.

Dean dan Athena berjalan keluar restoran setelah sebelumnya membayar tagihan makanan yang dipesan teman-temannya.

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang