Death2 - 20

6.3K 383 11
                                    

"Kamu bukannya udah cuti sebulan ya? Masa harus masuk kantor sekarang sih." Athena mengerucutkan bibirnya sebal.

"Ada masalah yang harus aku selesaikan. Aku janji setelah selesai aku langsung balik lagi kesini." ujar Dean, pria itu mengelus kepala Athena dengan sayang. "Mama lagi jalan kesini, kamu jangan ngapa-ngapain sampe Mama dateng oke?"

"Tapi aku gak mau kamu pergi." suara Athena sedikit bergetar.

Dua hari yang lalu Athena telah diizinkan pulang, sepulang dari rumah sakit juga Athena tidak ingin berjauhan dari Dean.

"Sebentar kok, Sayang. Nanti makan siang aku pulang." ucap Dean, pria itu tersenyum lalu mengecup kening Athena.

Lalu terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah mereka, tak lama kemudian terdengar derap langkah memasuki rumah mereka.

"Tuh Mama udah dateng. Kamu baik-baik ya," ucap Dean. "Baby juga, jangan bikin Mama repot ya." ucapnya sambil mengelus perut rata Athena.

"Memangnya ada apa di kantor, De?" tanya Sita setelah dudum di samping Athena.

"Ya sedikit masalah." ucapnya. "Aku pergi dulu ya. Kamu kalo mau sesuatu langsung telepon aku aja, nanto pulang aku bawain."

Athena menatapnya dengan tatapan memelas. Demi apapun Athena tidak ingin Dean pergi. Athena ingin terus dekat dengan Dean.

Yah, mungkin ini bawaan bayinya.

Setelah mengecup bibir Athena singkat tanpa malu didepan Sita, Dean mengucap salam lalu pergi menuju kantornya.

Sebenarnya Dean tidak ingin pergi ke kantor, karena ia juga masih terhitung cuti. Tapi pagi-pagi sekali Taufik meneleponnya bahwa ia tidak bisa menangani masalah ini hanya berdua dengan Kahfi.

Jika Dean mengizinkannya meminta bantuan Dirga, mungkin masalahnya sudah selesai.

"Tuh orang cari mati emang." gumam Dean lalu mengumpat.

Pria itu menambah kecepatan mobilnya hingga beberapa saat kemudian Dean berhasil memarkirkan mobilnya didepan perusahaannya.

Tanpa memperdulikan para karyawan yang menyapanya, Dean berjalan dengan terburu-buru menuju ruangannya.

Ia menggunakan lift pribadi sehingga ia tak perlu menunggu lama.

Beberapa detik kemudian, Dean telah sampai di depan ruangannya.

"Pak Dean, Pak Dirga ada didalam." ucap Sekretarisnya.

"Didalam? Ngapain?"

Mila menggeleng. Ia membantu untuk membukakan pintu untuk Dean.

"Kamu kenapa gak bilang sama Papa kalo ada masalah seperti ini?" tanya Dirga begitu Dean masuk.

Ia juga melihat Taufik dan Kahfi duduk didepan Dirga.

"Ini bukan masalah besar, Pa." ucap Dean lalu duduk disamping Dirga.

"Bram bukan hanya ingin menghancurkan Galaksi, Dean, dia dan anaknya juga ingin menghancurkan rumah tangga kamu dengan Athena. Kamu pikir Papa bisa diem aja?"

Dean terkejut. Kenapa Papanya bisa mengetahui masalah Amel. Ia lalu menatap kedua temannya itu.

Taufik balik menatapnya, seolah berkata 'nanti gue jelasin'.

"Itu gak bakalan terjadi, Pa. Lagian mereka gak punya apa-apa yang bisa bikin Galaksi ataupun rumah tanggaku hancur." ujar Dean, berusaha tenang.

"Papa akan selesaikan masalah Bram." ucap Dirga.

Dean menoleh, menatap Dirga seolah tidak setuju. "Pa, Galaksi udah jadi tanggung jawab Dean. Biar Dean aja yang selesaikan semuanya."

"Kamu fokuslah pada Athena dan kehamilannya. Jangan sampai Bram atau anaknya melakukan sesuatu terhadap Athena dan calon anak kalian." ujar Dirga. Pria itu lalu berdiri. "Papa pergi."

Endless FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang