Amel melempar sebuah pulpen kehadapan Athena lalu kembali mengarahkan pistol itu kepada Arjuna. Athena nyaris berteriak histeris jika ia tidak menutup mulutnya.
"CEPAT TANDA TANGAN!!!"
"Ta-tapi?"
"Kalo lo gak mau tanda tangan surat itu, satu peluru akan bersarang di kepala anak lo. Dan kalo lo gak berhasil buat Dean membatalkan kerjasamanya dengan raja minyak itu, satu lagi peluru ini akan bersarang di jantung anak lo!!"
Ucapan Amel begitu penuh kekejaman, membuat Athena menunduk lantas memejamkan matanya sesaat.
Athena ingin Arjuna baik-baik saja dan kembali padanya, walau ia harus mengorbankan yang lainnya, Athena tidak peduli. Arjuna adalah anaknya, darah dagingnya!
Wanita itu mengusap air matanya yang jatuh tanpa henti lalu tangannya yang gemetar bergerak kearah kertas itu dengan pulpen dalam genggamannya.
Dengan tangan gemetar, Athena menandatangani surat perceraian itu.
"Aku udah tanda tangani surat ini dan sekarang kembalikan anakku, Mel." ucap Athena.
Mata Amel melotot tajam. "Lo harus buat Dean tanda tangani juga surat itu. Buruan! Kalo sampai besok lo gak bisa bawa surat itu kesini lagi, maka jangan harap lo ketemu lagi sama anak lo!"
"Jangan apa-apain Arjuna, Mel. Gue mohon, jangan!"
***
Sudah tiga jam sejak ia kembali kerumahnya dan tidak menemukan Athena dimana pun.
Sudah puluhan kali juga ia mencoba menghubungi Athena, namun wanita itu tidak menjawab teleponnya, membuat Dean frustasi karena ia tidak tau Athena kemana.
Sudah dibuat pusing karena ia belum juga menemukan Arjuna, ia sekarang tidak tau Athena kemana.
Untuk kesekian kalinya, Dean mengumpat karena teleponnya tidak diangkat oleh Athena. Hampir saja ia membanting ponselnya namun suara pintu kamarnya yang terbuka mengalihkan perhatiannya.
"Kamu dari mana aja?! Aku udah nelponin kamu ratusan kali dan kamu angkat satupun telepon dari aku!"
Athena hanya diam saat Dean berujar demikian. Rahang pria itu mengeras dan tatapan matanya tajam menatap manik matanya.
Mata Athena memanas saat sorot mata tajam Dean perlahan menulak. Athena mengalihkan pandangannya agar Dean tidak melihat matanya berkaca-kaca.
"Gimana kabar dari polisi?" tanya Athena.
"Polisi masih mencari, belum ada kabar lagi."
Athena diam. Ia bingung harus memulai dari mana. Ia harus membuat Dean membatalkan kerjasamanya dengan raja minyak itu.
"Gimana soal kerjasama Galaksi sama pengusaha minyak dari Arab itu?" tanya Athena lagi.
Dean sempat menatapnya bingung. Biasanya Athena tidak ikut campur pada urusan perusahaan. Dan lagi, bagaimana bisa Athena memikirkan kerjasama Galaksi disaat situasi sekarang ini.
Meskipun heran, Dean tetap menjawab, "Gak gimana-gimana. Bulan depan mereka kesini buat tanda tangan kontrak."
Athena menoleh. "Batalkan!"
Dean menaikkan sebelah alisnya. Ia heran.
"Aku bilang batalkan! Jangan kerjasama sama dia!" teriak Athena.
Dean sempat terkejut karena sikap Athena yang tiba-tiba aneh. "Kamu kenapa?"
Athena malah menangis saat ia bertanya. "Aku bilang batalin. Jangan!" katanya sambil menggeleng. "Jangan, Dean. Hiks!"
Dean bergerak untuk memeluk Athena yang terlihat rapuh. "Kenapa kamu tiba-tiba bahas ini?"
"Aku bilang batalin!" jeritnya. "Juna..."
"Iya, Sayang. Aku bakalan batalin kerjasamanya." Dean mengusap kepala istrinya dengan lembut. "Jangan nangis."
Athena melepas pelukannya lalu mendorong dada Dean begitu keras hingga pria itu mundur beberapa langkah dan menatap Athena dengan terkejut.
"Ath..."
Athena menggigit bibir bawahnya. "Aku mau kita bercerai."
Dean membulatnya matanya terkejut. Apa yang barusan dikatakan Athena?
"Kamu bercanda kan? Iyakan?" Dean tertawa. "Ayolah, ini gak lucu, Sayang."
Athena menggeleng. "Aku serius. Aku mau kita cerai!"
Plak!
Tanpa pria itu sadari, telapak tangannya melayang menghantam pipi kiri Athena. "APA YANG KAMU PIKIRKAN, HAH?!! KAMU SADAR GAK?!!"
Athena menunduk setelah Dean menamparnya. Tangisnya pecah. "Hiks!"
"Aku pasti bakalan bawa Arjuna lagi hadir diantara kita, kamu gak perlu melakukan hal konyol kaya gitu!"
Tubuhnya meluruh, Athena hanya bisa menangis sekarang. Ia ingin Arjunanya kembali.
"Tolong, Ath, jangan keluarkan kata-kata mengerikan itu lagi. Aku janji bakalan temuin Arjuna." ujarnya setelah ia berjongkok didepan Athena.
Dean kemudian memeluknya, membuat tangis Athena semakin pecah dan tak terkendali.
"Apapun yang kamu rasakan sekarang, aku juga merasakannya, Sayang. Aku gila karena Arjuna hilang dan kamu tolong jangan bersikap seperti ini." ucap Dean lirih.
"Ini satu-satunya cara agar Arjuna kembali, Dean." ucap Athena lirih disela tangisnya.
"Maksud kamu?"
"Kita bercerai. Hanya itu caranya."
Dean melepaskan pelukannya. "Aku bilang jangan sebut kalimat itu lagi!"
Bercerai? Ayolah! Dean bisa mati jika itu terjadi.
Athena mengeluarkan kertas itu dari dalam tasnya. Ia menyerahkannya kepada Dean beserta pulpennya. "Tanda tangan ini!"
Dean menatap Athena lalu beralih pada kertas itu. Matanya seketika terbelakak. Langsung saja ia melemparnya jauh darinya.
"SAMPAI MATIPUN AKU GAK AKAN PERNAH TANDA TANGAN SURAT ITU!!!"
"HANYA ITU SATU-SATUNYA CARA! KALAU TIDAK, ARJUNA BISA MATI, DEAN!" Athena balas berteriak. Ia frustasi!
"Maksud kamu apa?"
Athena menggeleng dengan kepala menunduk. "Aku gak mau Arjuna kenapa-napa."
"Kamu tau Arjuna dimana?"
Pria itu memegang bahu Athena dan memaksa istrinya untuk tegak. "Bilang sama aku apa yang terjadi Ath."
Athena hanya menggeleng.
"Bilang sama aku, Athena! Aku akan bawa Arjuna sekarang juga gak peduli apapun!"
"Arjuna... Dia bersama Amel."
"Amel? Darimana kamu tau?"
Ceritapun mengalir diantara tangisnya. Athena menceritakan dari awal hingga akhir. Bagaimana Amel mengancamnya dengan sebuah pistol yang diarahkan pada Arjuna. Juga permintaan Pamannya Amel.
"Aku gak tau lagi harus berbuat apa, Dean. Yang aku pikir, perceraian kita adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Arjuna." ujar Athena didalam pelukan Dean.
"Kita akan cari jalan lain, Sayang. Itu bukan satu-satunya jalan!"
****
Pendek ya? Sengaja denggggg hahahaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling
Romance[COMPLETED] [Judul Awal; DeAth 2 / Feel My Love 2] Galaksi Series 02 Aku hidup untuk yang kedua kalinya dan melanjutkan kisah kita yang sempat usai. Kisah yang aku nantikan setiap detiknya untuk ku nikmati tanpa henti. Maukah kamu, menghabiskan sis...