"Dean, kenapa kamu lama sekali." Nisa menyambut Dean yang baru saja kembali. "Athena nyariin kami terus. Mbak telepon kamu nggak diangkat.
"Maaf, Mbak, tadi Dean ketiduran sebentar." ucapnya. Dean menaruh dua paper bag berisi makanan dan kerudung Athena diatas meja, lalu menghampiri Athena yang duduk dikursi menghadap jendela.
"Sayang?" Dean berjongkok didepan Athena. "Maaf, tadi aku ketiduran."
Athena tampak mengatur nafas sambil terus mengelus perutnya. "Lama."
"Maaf." Dean meringis.
"Athena udah masuk pembukaan 4, tapi belum pecah ketuban. Cepat sekali." ucap Eyang Jeha. "Bisakah kamu membawakan Birth Ball?"
"Untuk apa?" tanya Dean.
"Istrimu akan membutuhkannya, Dean."
Pria itu mengangguk. "Nanti Dean akan minta Mama buat cariin itu." ucapnya. "Kamu nggak papa?"
Athena mengangguk. "Sekarang nggak sakit kok." katanya. "Nenek nggak ikut kesini?"
"Nenek nanti nyusul." katanya. "Oh iya, itu aku bawain kamu beberapa kerudung instan yang biasa kamu pake. Jangan pakai yang ini."
Athena mengangguk. "Elusin." katanya dengan nada manja, membuat Dean terkekeh dan langsung menuruti keinginan istirnya itu.
"Lebih baik kamu berjalan-jalan kecil diruangan ini. Harus banyak bergerak, Sayang." ujar Eyang Jeha yang tengah membereskan pakaian Athena dan beberapa perlengkapan bayi kedalam lemari bersama Nisa.
Athena menurut. Ia mulai berdiri dan berjalan kecil bolak-balik dibantu oleh Dean.
"Teman-temanmu yang dari Surabaya itu jadi kesini?" tanya Dean.
Athena menggeleng. "Aku gak kasih tau mereka."
"Kenapa? Padahal aku nggak keberatan kalo mereka kesini." ujarnya.
"Nggak perlu, Sayang." kata Athena. "Sakitnya dateng lagi nih." ucapnya sambil meringis.
Dean mengelus perut Athena dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sejujurnya Dean sangat gugup sekarang, padahal Athena yang akan melahirkan.
Setengah jam kemudian, Sita datang bersama dengan Nenek Sari. Sita juga membawa apa yang dipesan oleh Dean.
"Mama tadi cari ini susah. Maaf ya agak lama kesininya." ujar Sita.
Athena mengangguk dan tersenyum. "Nggak papa, Ma. Makasih udah di bawain."
"Sama-sama, Sayang."
"Nenek." Athena mencium tangan Nenek Sari yang menghampiri ranjangnya.
"Apa sangat sakit?"
"Ya," Athena terkekeh pelan. "Tapi Athena masih bisa nahan sakitnya kok."
Nenek Sari tersenyum. "Sudah pembukaan berapa?"
"Pembukaan 4."
"Cepet banget. Kamu baru kerumah sakit tadi malam kan?" tanya Sita. "Udah di cek lagi?"
Athena mengangguk. "Masih pembukaan 4, tapi Athena belum pecah ketuban." ucap Athena.
Sita tersenyum. "Nggak papa, Sayang. Sini Mama bantu kamu pakai alat ini. Kata Dokter Beti juga harus sering bergerakkan? Bagus kalo pakai ini."
Athena mengangguk. Berpegangan pada tangan Sita sampai dia menduduki Birth Ball itu. Athena melakukan gerakan-gerakan kecil untuk meregangkan otot-ototnya. Sesekali menghirup nafas sedalam-dalamnya dan membuangnya kala rasa sakit itu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Feeling
Romance[COMPLETED] [Judul Awal; DeAth 2 / Feel My Love 2] Galaksi Series 02 Aku hidup untuk yang kedua kalinya dan melanjutkan kisah kita yang sempat usai. Kisah yang aku nantikan setiap detiknya untuk ku nikmati tanpa henti. Maukah kamu, menghabiskan sis...