Chapter Twenty •Pantai menjadi saksi•

5.8K 102 0
                                    

"Nou! Bangun! Udah jam 5 subuh, lu harus ke dapur sekarang!" ucap Hany berusaha membangunkan Noura yang masih terlelap.

Karena Noura ingat kalau dirinya masih menjadi panitia di acara tersebut ia langsung bergegas bangun.

"Hmmmm iyaa iyaa gua bangun. By the way thank you udah bangunin gua." ucap Noura berterima kasih karena semalam Noura berpesan kepada Hany minta dibangunkan jam 5 subuh.

"Yoi. Lagi juga untung gua udah bangun duluan dari pada lu." balas Hany.

"Yaudah gua mau mandi dulu abis itu baru gua ke dapur, memang anak konsumsi siapa aja yang udah di dapur?" tanya Noura.

"Udah ada Bella sama Sopia. Yang lain kan kebagian buat nanti makan siang, mungkin masih pada tidur." jawab Hany dan dirinya langsung meninggalkan kamar panitia.

"Yaudah gua ke aula ya Nou. Gece lu jangan lama-lama mandi nya."

"Iyaa wel bawel!" teriak Noura kepada Hany setelah Hany keluar dari kamar.

Setelah itu Noura langsung mandi dan siap-siap.

.
.
.

Pagi yang sejuk di daerah Bogor ini menenangkan fikiran yang sedang kacau, menenangkan hati yang sedang gundah, dan menenangkan emosi yang berkobar. Agak lebay sih!

Tapi kenyataan tersebut memanglah benar, daratan luas dengan pepohonan hijau menyejukan mata. Warga-warga daerah yang ramah dan tempat yang jauh dari kebisingan kendaraan maupun polusi. Itu membuat kita betah dalam lingkungan seperti ini.

So, do what you love bro! Ini adalah kehidupan kita. Lakukan apa yang kalian sukai.

Sekarang di pinggir sungai Noura sendiri menenangkan fikiran nya dan juga hati nya.

Menikmati keindahan alam sekitarnya sekarang.

'Kenapa harus seperti sekarang?'
'Kenapa harus kenal dia?'
'Kenapa harus sayang sama dia?'
'Kenapa masih bisa bertahan sama dia?'
'Dan kenapa dia nya itu Reza?'

Pertanyaan kenapa yang terus berputar di otak Noura sekarang, seperti ingin mencari pintu keluar kesana kemari mencari tetapi pintu keluar tersebut tidak ada.
Nah! Bukankah membingungkan?

Pekerjaan nya di dapur sudah dari 1 jam lalu selesai. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi Noura masih betah ditempat nya sekarang.

Noura juga bingung mau kemana dia kalau meninggalkan tempat nya sekarang. Ia bosan di dapur, ia gak mau ke aula, ia gak mau ketemu orang-orang disini, lebih tepat nya ia gak mau ketemu Reza.

Entah kenapa rasa nya sekarang Noura takut kalau ketemu Reza dan terus berontak. Ia takut apa yang bakal Reza lakukan kepadanya.

Sifat Noura memang seperti itu, tidak mau di paksa dan tidak selalu menurut. Mau di apakan lagi, susah rasa nya kalau di paksakan apa mau Reza.

Nasi sudah menjadi bubur. Mau diapakan lagi, putus dengan Reza sama saja membuat kuburan sendiri. Noura tidak mau hal-hal aneh yang nanti bakal Reza lakuin ke Noura terulang lagi.

Huft! Melelahkan.

"Sedang apa kamu disini?"

'Deg' Noura kaget karena sekarang Reza berada tepat di samping nya. Tidak ada hujan dan angin, tiba-tiba saja Reza sudah bersama nya sekarang.

'Dari mana dia tau kalau aku disini? Persaan aku tidak ada satupun orang yang aku ajak kesini.' fikir Noura menerka-nerka dari mana Reza tau sekarang Noura di pinggir sungai ini.

Bad Boy Meet Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang