Terdengar suara alarm yang bergetar di ruangan yang cukup tenang ini. Seseorang mencoba untuk menghentikan alarm tersebut. Dia berusaha agar seseorang yang tertidur di sampingnya tidak terbangun. Setelah ia berhasil, seseorang yang tak lain adalah Irene ini langsung bangkit.
"Yeri-ah. Yerimie..." Panggilnya pelan. Namun, Yeri enggan untuk bangkit atau bahkan tak mendengar suara Irene.
Lalu Irene memutuskan untuk membiarkan Yeri masih bebas di dalam mimpinya. Lebih baik ia membuatkan sarapan, pikirnya. Irene melewati ruang baca, kamar sementara untuk Seulgi. Namun, dia tak melihat tanda-tanda Seulgi ada di apartemen ini.
"Dia tidak pulang" Ujar Irene kemudian melanjutkan perjalanannya menuju dapur.
Irene membuka pintu kulkasnya dan ia menemukan kulkasnya yang tak memiliki isi apapun. Bahkan sebutir telur juga tidak ada.
"Oke, aku sangat sial pagi ini" Ucapnya kemudian menutup pintu kulkasnya.
Irene pun mengambil dompet juga jaketnya. Dia hendak membeli beberapa bahan untuk sarapan pagi ini.
Klek. Suara pintu terbuka.
.
.
"Seulgi?" Irene terkejut melihat Seulgi membawa beberapa plastik di tangannya.
"Oh, kau sudah bangun?" Tanya Seulgi seraya berjalan menuju dapur.
"Kapan kau pulang?" Tanya Irene mengikuti Seulgi kearah dapur.
"Tadi malam. Wae?" Jawab Seulgi dan bertanya balik.
Irene mencoba mengingat kejadian semalam. Dia membawa Yeri ke kamar dan setelah itu dia tertidur.
"Aku pulang, kalian sudah tidur" Ujar Seulgi menyakinkan Irene.
"Benarkah?" Tanya Irene kembali.
"Itu lihatlah..." Jawab Seulgi menunjuk kearah tong sampah, ada bekas bungkusan ramyun di sana.
Irena hanya membulatkan mulutnya dan setelah itu membiarkan Seulgi membuat sarapan pagi ini. Irene hanya duduk di meja makan dan melihat Seulgi melakukan pekerjaannya.
'Tapi, bagaimana caranya dia masuk kemari. Kapan aku memberitahukan password apartemen ku padanya?' Tanya Irene dalam hati.
Irene berjalan kearah Seulgi dan memeluknya dari belakang. Seulgi tak perduli, dia tetap melanjutkan pekerjaannya meski perlakuan Irene menghambat waktu. Irene mempererat pelukannya agar Seulgi merespon.
"Wae?" Tanya Seulgi yang sekarang jauh lebih peka dari sebelumnya.
"Ani. Aku hanya merindukanmu" Jawab Irene meski jawaban itu adalah jawaban paling basi dan sangat basi.
Seulgi hanya tersenyum dan membiarkan Irene terus seperti itu. Sementara dia sibuk memotong, mengaduk dan memberikan rempahan pada masakannya. Nah, Irene terus saja lengket seperti bayi kelinci yang berubah menjadi koala enggan melepaskan pelukannya.
"Coba cicipi. Apa ini asin?" Tanya Seulgi menyodorkan sendok berisi kuah. Seulgi meniupnya sebelum Irene mencicipinya. Irene menyeruputnya dan berpikir tentang rasanya.
"Sudah. Ini sudah cukup" Jawab Irene tersenyum lembut.
"Baiklah. Bangunkan Yeri, saatnya sarapan" Ujar Seulgi dan tersenyum menghilangkan matanya.
"Arrasseo" Jawab Irene kemudian berjalan menuju kamarnya.
Seulgi terus saja memperhatikan Irene dari belakang. Ia menghela nafasnya. Lagi-lagi dia harus berbohong pada Irene. Semalaman memang Seulgi tidak pulang. Seulgi meminta bantuan pada Joy untuk membuatnya terlihat seperti pulang ke apartemen Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ASS
Fanfiction"Irene Bae, diminta menjadi seorang pengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah swasta oleh teman masa kecilnya. Baru satu hari ia menjadi seorang guru, tetapi dia mendapatkan kejadian yang tak mengenakkan. Dia bertemu dengan seorang Bad Ass, Kang Seu...