BAD ASS XIX : A Year Without End

3.2K 377 8
                                    


Selamat tinggal kepahitan. Kira-kira seperti itulah yang dikatakan Gadis pemilik mata monolid itu untuk terakhir kalinya. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke London, Inggris. Ada satu kalimat terakhirnya juga, ini belum berakhir.

Kalimat itu ditujukan untuk Gadis satunya lagi. Tapi, ini sudah setahun lamanya dan sampai sekarang kedua Gadis itu tidak pernah bertemu. Keduanya juga bingung dengan status hubungan mereka. Apakah mereka benar-benar berpisah? Atau hanya sebuah perpisahan sementara.

Red Bar, London, Inggris
Present Day

Seorang Wanita berjalan menuju sebuah Bar. Dia mendorong pintu Bar yang didatanginya ini. Bartender menyambutnya dengan sangat ramah. Wanita ini duduk dihadapan Bartender dengan senyuman yang lembut.

"Hai, aku Jennie. Bartender terhandal disini. Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Jennie sang Bartender.

"Apapun asalkan jangan Whiskey" Jawab Wanita tersebut. Jennie lalu tersenyum dan tahu apa yang pas untuk wanita ini.

"Baiklah, aku tahu yang pas untukmu" Ujar Jennie dengan percaya diri. Lalu, ia meracik minuman untuk Wanita ini.

Wanita ini adalah Irene Bae. Dia mengambil ponselnya dan mencari sesuatu yang disimpannya sejak setahun belakangan. Dia menekan tombol Play dan terdengar suara yang berbunyi 'Aku akan meninggalkan Seoul. Aku akan melupakan segala yang pernah terjadi disini. Aku akan mengawali hari-hari ku yang baru. Kau tak perlu kembali karena aku juga tak akan kembali. Bae Joohyun, belum. Ini belum berakhir...'

"Pembohong" Sindir Irene pada suara tersebut. Ya, suara Seulgi.

"Ada begitu banyak Bar bahkan club disini. Kenapa memilih tempat ini?" Tanya Jennie sembari memberikan minuman yang dipesan oleh Irene.

"Cocktail, huh?" Tanya Irene tak percaya. Jennie mengangkat kedua bahunya.

"Kau tak suka whiskey" Jawab Jennie santai. Irene hanya tersenyum sebentar lalu ia menyeruput minumannya.

"Aku mengenali semua pelanggan ku dan kau. Aku baru bertemu denganmu hari ini. Apa kau mata-mata negara lain?" Tanya Bartender ini dengan nada yang cukup serius.

"Aku seorang mata-mata?" Tanya Irene balik sembari tertawa.

"Karena kau jelas bukan orang inggris" Jawab Jennie mulai mencurigai Irene.

"Kau benar. Aku dari Amsterdam dan aku punya pekerjaan disini" Ujar Irene berterus terang.

"Oh, begitu. Baiklah, silahkan nikmati lagi minumannya. Jika butuh sesuatu panggil saja aku. Ada banyak pelanggan disini. Jadi, aku permisi dulu ya" Jelas Jennie kembali ramah.

Irene tak menjawab ya atau tidak. Dia hanya fokus pada suara yang tersimpan di ponselnya. Dia terus mengulang rekaman tersebut. Irene ingin sekali mendapati dirinya muak mendengar suara tersebut. Dia berharap jika mendengarnya ratusan kali dia akan membenci itu dan segera menghapusnya. Tapi, ini sudah kesekian ratusnya. Namun, Irene merindukan pemilik suara tersebut.

"Hey, kau kemarilah" Panggil Irene pada Jennie yang sedang melayani beberapa pelanggan.

"Ya? Kau butuh yang lainnya?" Tanya Jennie meninggalkan pelanggannya sebentar.

"Ambilkan tequila untuk ku dan dimana toiletnya?" Jawab Irene dan bertanya balik. Kepalanya cukup pusing karena ia meminum coktail dengan berbahan rum.

"Lurus saja terus berbelok kekiri" Jelas Jennie lalu ia membuat pesanan yang Irene inginkan.

Irene berjalan menuju toilet. Kepalanya terasa sangat pusing. Membuatnya berjalan tak karuan. Dia benar-benar buruk meminum minuman beralkohol. Satu gelas saja sudah ampun rasanya.

BAD ASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang