Chapter 3 (Pt. 2)

8.6K 1.2K 32
                                    


Pesawat yang membawa penumpang dari salah satu belahan dunia tiba tepat waktu di Seoul. Seluruh penumpang segera keluar dari kabin mengikuti instruksi yang telah diberikan.

Bising suara-suara mesin pesawat bersama dengan kalimat-kalimat dari loudspeaker khas bandara memenuhi telinga Baekhyun.

Dalam langkah kecilnya ia tersenyum. Merasa nyaman setelah menghembuskan udara di negara ibunya. Ia merindukan segalanya dari negara kelahirannya ini. Rasanya begitu menyenangkan ketika bahasa korea keluar masuk gendang telinganya.






"Korea... aku rindu." Senyuman kecil terbentuk dari bibirnya.






Musim di Seoul telah memasuki awal musim dingin. Meskipun salju belum turun, namun rasa dingin oleh hembusan angin cukup membuat bulunya bergidik.

Sebelumnya, ia telah menyesuaikan pakaian yang ia kenakan ketika sampai di negara asalnya, sehingga ia tak perlu terlalu panik ketika dingin mulai mencengkeram permukaan kulitnya yang sensitif.

Kepala bersurai pinkish miliknya menoleh kesana kemari dan akhirnya menemukan seorang paruh baya yang tampak mengangkat papan putih bertuliskan namanya. Belum menyadari kehadirannya.

Dengan langkah mantab, ia menghampiri orang tersebut dengan senyuman lebih lebar dari sebelumnya.





"Paman Kim!"

"Baekhyun?! Akhirnya..." Paruh baya itu mendesah lega dan balas tersenyum. "Keluarga Jung menunggu kitaㅡ"


"Oppa!" Lagi ia menoleh kearah lain dan menemukan sepupunya berada tak jauh darinya.

Ia membentangkan kedua lengannya dan gadis itu secara otomatis berlari kemudian memeluknya dengan erat.

"Oppa, aku rindu." Nadanya merengek, membuat tawa kecil terdengar dari belah bibir Baekhyun.

Sepupu tomboy-nya telah banyak berubah. Ia terlihat lebih 'gadis' sekarang. Baru enam bulan yang lalu sepupunya datang menjenguknya dengan pakaian seperti seorang remaja laki-laki, namun lihatlah sekarang...





"Kau memakai rok pendek, Krystal? Dan coba kita lihatㅡ" Ia menatap sepupunya dengan pandangan geli. "Kau juga menggerai rambut panjangmu sekarang." kekehnya dan dibalas delikan kesal.

"Jangan meledekku!" jeritnya. Ia mendengus tanda tidak suka. "Aku hanya ingin terlihat lebih cantik."

Pelukan mereka melonggar saat mata gadis itu menyelusuri wajahnya. Sedetik kemudian, pelukan itu benar-benar terlepas dan ekspresi melongo Krystal membuat Baekhyun terheran.

"Heol. Ada apa dengan warna pink ini? Kau mau terlihat lebih cantik dariku, huh?!"


Ia meringis, merasa bersalah.


"Maaf, ini ulah pegawai salon di Vancouver sana. Mereka bilang aku cocok dengan warna ini." Gadis cantik itu cemberut. Telihat jelas bahwa Krystal tak ingin percaya satu pun perkataannya. "Ayolah, aku lelaki tentu saja aku tampan, bukan cantik. Kaulah yang paling cantik, Krys."

Bibir tipisnya kemudian tertarik keatas, menyimpulkan senyuman. Ia memeluk erat lengan Baekhyun, membawanya lebih dekat tanpa jarak. Keduanya melangkah bersamaan, disusul oleh supir pribadi Keluarga Jung tadi.




[☑]『 ᴄʀᴜꜱʜᴇʀ 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang