Sebuah rangkulan mendarat di bahu Baekhyun ketika ia tengah bermain dengan piano di ruang musik yang sepi. Aroma maskulin yang khas masuk ke dalam indera penciumannya. Tanpa menoleh pun ia mengenali aroma itu dengan baik. Terlebih ketika kecupan ringan mendarat berkali-kali di pipi gempilnya.
Siapa lagi yang bertindak semaunya jika bukan kekasihnya sendiri?
"Kenapa belum pulang?" Suara lowbass itu selalu berhasil membuat debaran jantungnya makin keras.
Sejak pertama kali dia jatuh cinta pada giant ini, jantungnya tidak pernah berubah sedikit pun. Selalu berdebar menyenangkan.
"Aku akan menyelesaikan tugas aransemenku dulu." Chanyeol mengangguk pada jawabannya.
Dengan manja, kepala bersurai ashgrey itu mendarat di bahunya. Posisi Chanyeol menghadap padanya dan lengan hangatnya melingkar pada pinggangnya. Kekasihnya itu sangat suka posisi itu karena hidungnya akan langsung berhadapan dengan ceruk Baekhyun. Mengendus di area itu layaknya anjing kecil yang lucu.
Chanyeol itu akan bertingkah sangat manja jika di dekat Baekhyun. Benar-benar seperti bukan dirinya saja.
"Aku selalu suka aromamu."
"Gombal."
"Kau ini diseriusi susah sekali sih?" Baekhyun tertawa ketika Chanyeol protes dengan nada merajuk.
Ia memencet tuts pianonya dalam sekali tekan, menghasilkan nada bersamaan, sebelum akhirnya menoleh ke samping dan mendapati wajah lucu kekasihnya.
Baekhyun menangkup kedua pipi kekasihnya dan mendaratkan kecupan kecil di bibir kissablenya. Satu kecupan, ekspresi Chanyeol tak berubah. Sehingga Baekhyun harus mendaratkan puluhan kecupan lain hingga senyuman puas terbentuk di wajah tampan kekasihnya.
"Manisnya, Baekhyunku~"
"Tch. Kau itu memang suka mencari kesempatan dalam kesempitan!"
"Karena yang sempit-sempit selalu enakㅡ YAAAH!"
Sebuah pukulan mendarat mulus di kepala pemuda yang lebih tinggi. Bibirnya mengerut lucu sementara Baekhyun membuang wajahnya. Ia malu, sungguh. Chanyeol menjadi sangat blak-blakan sekarang dan ucapannya pun selalu terdengar ambigu baginya.
"Kau kejam sekali akhir-akhir ini. Balas dendam ya?"
"Baguslah kalau kau tahu." Chanyeol mendengus keras-keras, namun kemudian kembali mendaratkan kepala abunya di pundak kekasih mungilnya.
Mendekapnya erat-erat seolah akan ada seseorang yang akan mengambilnya jika ia lengah sedikit saja. Dan sifat protektif Chanyeol ini selalu membuat Baekhyun melayang.
"Baekㅡ"
"Hm?" Chanyeol mengecup tulang selangkanya.
"Jangan terlalu lelah. Aku tidak mau kau sakit." Dadanya kembali bertalu. Kemudian kehangatan perlahan memenuhi segala ruang dalam dirinya.
Chanyeol selalu mengatakan itu ketika khawatir pada keadaan Baekhyun. Bagaimana pun Baekhyun telah melewati masa sulitnya sendirian dan penyakit sialan itu bukan penyakit biasa yang bisa di entengkan.
Bahkan sewaktu-waktu bisa saja kambuh jika Baekhyun tidak bisa menjaga kesehatannya. Chanyeol selalu merasa takut setiap waktu dan dia benci perasaan itu.
"Chanyeora..."
"Kau tidak tahu betapa aku ingin membunuh diriku sendiri setiap teringat hal itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[☑]『 ᴄʀᴜꜱʜᴇʀ 』
Romance❝ 박찬열 •❦• 변백현 ❞ ↪ squel of ❝foolish crush❞ ㅡchanyeol pikir, menyibukkan diri dengan bertumpuk-tumpuk tugas akan membuatnya lupa akan masa lalu. tapi tetap saja, disetiap ia melangkah, ia seolah melihat sosok itu. si pemilik payung...