Part 9

5.2K 282 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

~♥~~♥~~♥~

Di sebuah ruangan yang didominasi cat warna putih dengan banyak Al-Qur'an yang terjajar rapi di rak dan beberapa alat salat di atas meja, Reza dan Fatimah sedang berdzikir sembari menunggu waktu iqomah. Setelah masuk waktu untuk melaksanakan salat, Fatimah mencari Zahra yang sedari tadi tidak terlihat batang hidungnya.

"Lho Zahra mana, Ma?" tanya Reza ketika ia akan mengimami salat.

"Mama juga nggak tau Za, mungkin dia lagi salat di kamar."

"Oh yaudah kalo gitu, kita mulai salat sekarang ya, Ma."

Setelah mendapat anggukan dari Fatimah, Reza memulai mengimami salat yang diikuti oleh Fatimah sebagai makmum.
Selepas salat tak lupa mereka berdoa dan berdzikir. Saat Fatimah belum melihat Zahra turun dari kamarnya, ia bergegas untuk pergi ke kamar Zahra. Saat diambang pintu, Fatimah terkejut ketika mendapati Zahra yang tidur masih dengan memakai mukena.

"Zahra, bangun, Nak! Ini sudah pagi, kok kamu malah tidur disini?" tanya Fatimah masih belum sadar dengan apa yang sedang terjadi, ia mengambil Al-Qur'an yang berada di pelukan Zahra. Melihat anaknya tak kunjung bangun dari tidurnya, ia membalikkan tubuh Zahra yang tadinya menghadap ke samping dilentangkan agar Fatimah dapat melihat putrinya itu. Yang pertama kali dilihat Fatimah ialah wajah Zahra yang sangat pucat pasi.

"Astaghfirullah Nak, bangun Zahra, kamu kenapa?" Dia panik sambil menepuk-nepuk pipi Zahra, tak terasa cairan bening mengalir dari pelupuk matanya. Fatimah berteriak memanggil Reza, tak lama kemudian Reza berlari ke kamar Zahra.

Reza berjalan cepat sampai ke kamar Zahra, "Ada apa, Ma?" tanya Reza panik, sedangkan Mamanya menangis dengan kepala Zahra yang berada dipangkuannya.

"Astaghfirullah, Zahra kenapa Ma? Kita bawa ke rumah sakit sekarang!" Reza membopong tubuh Zahra, menuruni anak tangga dan menuju ke mobil diikuti oleh Fatimah, tak lupa sebelumnya ia membawa jilbab instan yang tergantung di pintu belakang kamar Zahra.

***

Sesampainya di rumah sakit Zahra langsung dibawa menggunakan brankar dan memasuki ruang UGD, Fatimah masih menangis sedangkan Reza berada disamping Mamanya untuk menenangkannya. Saat Fatimah ingin masuk ke ruang UGD, salah satu suster melarangnya untuk ikut masuk.

"Ibu tunggu disini saja ya, biar dokter yang menangani anak ibu." setelah mengatakan itu suster tersebut masuk ke dalam UGD.

Fatimah menangis sesenggukan duduk di kursi tunggu, Reza masih setia berada disamping Mama tercintanya mencoba untuk menenangkannya.

"Sebenernya hiks hiks apa yang ter hiks hiks jadi sama Zah hiks ra, Za?" tanya Fatimah disela isak tangisnya.

"Reza juga nggak tau Ma, kita cuma bisa berdoa semoga Zahra baik baik saja," jawab Reza memaksakan untuk tetap tersenyum walaupun dia juga sedih melihat keadaan Zahra. Tak lama kemudian dokter bernametag Dr.Aryandi keluar, Fatimah dan Reza langsung beranjak dari duduknya untuk bertanya kepada dokter tersebut.

"Apa yang terjadi, Dokter?" tanya Reza dengan wajah mengharap tidak terjadi apa-apa, begitupun Fatimah.

"Bolehkah anda ikut ke ruangan saya?" tanya dokter tersebut kepada Reza, lalu Reza mengangguk, sedangkan Fatimah masuk ke ruang UGD setelah mendapat izin dari dokter tersebut.

Kebahagiaan untuk Zahra [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang