"Ayah? Ibu? Mereka itu apa?" Daniel.
°°°
Hyu Ra menatap Daniel yang masih terlelap. Meringkuk di balik selimut tebal yang semalam digunakan oleh mereka bertiga. Daniel, Hyu Ra dan Jisung.
Hyu Ra kilas balik pada empat tahun lalu. Ketika ia pertama kali bertemu dengan Daniel. Senyum wanita tua itu terukir kala mengingat waktu dulu. Hyu Ra terkikik geli mengingat pertemuannya dengan Daniel yang terbilang lucu baginya.
Teringat jelas dibenak Hyu Ra, saat Daniel berlagak sok preman kala itu. Memalak uang saku anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Petantang-petenteng, berteriak-teriak. Membuat anak-anak yang dipalak itu mengkerut takut dan akhirnya memilih untuk memberikan uang jajan mereka.
"Dasar anak nakal!" Hyu Ra mengusap pelan kepala Daniel yang sangat pulas dalam tidurnya.
Empat tahun lalu, di pagi yang cukup cerah, saat Hyu Ra pulang seusai berbelanja, ia melihat Daniel yang sedang melancarkan aksinya. Hyu Ra yang sudah cukup renta, berlari sembari berteriak untuk menghentikan Daniel. Mengingat itu, Hyu Ra kembali terkikik.
Cukup menggelikan bagi Hyu Ra ketika mengingat waktu itu. Dengan logat khas ibu-ibu yang sedang marah dan mengomel, Hyu Ra memarahi Daniel habis-habisan. Ditambah lagi Daniel yang memang sangat bandel, pemuda itu hanya melengoskan wajahnya, tak peduli pada omelan panjang dari Hyu Ra. Makin geram lah Hyu Ra kala itu.
Hingga puncaknya, tatkala Hyu Ra mengomel dan mulai membawa-bawa serta bertanya tentang siapa orang tua yang sudah melahirkan Daniel. Hyu Ra yang sudah mencak-mencak, langsung terdiam seribu bahasa ketika mendengar jawaban mengejutkan dari Daniel.
"Ayah? Ibu? Mereka itu apa?"
Hyu Ra saat itu langsung berhenti mengomel. Ia menurunkan tangannya yang kala itu terus memukuli pantat Daniel. Hyu Ra langsung paham, ia langsung tahu jika ada sesuatu yang tak beres pada anak itu. Iya, pada Daniel.
Hyu Ra masih ingat jelas bagaimana perasaannya saat Daniel mengatakan kalimat itu. Sesak. Sedih. Sakit. Entah bagaimana lagi Hyu Ra menjelaskan rasa di hatinya. Semuanya bercampur.
"Kau tahu, Niel? Eomma bersyukur melewati tempat itu empat tahun lalu. Eomma bersyukur bertemu denganmu saat itu. Dan eomma sangat berterima kasih, kau mau menjadi anak eomma, Niel."
Hyu Ra tak mampu menahan buliran air mata yang memaksa keluar ketika melihat wajah tampan Daniel. Meskipun pemuda itu selalu ceria, tapi nyatanya Daniel juga menyimpan luka yang dalam.
Hyu Ra kini menepuk-nepuk pelan Daniel. Mencoba membuat Daniel makin lelap dalam tidurnya. Sedang Hyu Ra kembali terngiang pada ingatannya tentang Daniel yang sedang terisak menceritakan hidupnya empat tahun lalu.
(Flashback)
Hyu Ra dan Daniel sedang berada di sebuah kedai makan. Di depan masing-masing sudah bertengger dua mangkuk ramyeon yang baru saja disajikan oleh pemilik kedai.
"Makanlah! Kau pasti belum sarapan, kan?"
Daniel yang sedari tadi hanya menatap ramyeonnya, kini melihat ke arah Hyu Ra yang tersenyum padanya. Daniel berpikir keras, ia sangat heran, kurang lebih sepuluh menit lalu wanita tua itu dengan bringas memarahinya tanpa ampun. Membuatnya malu setengah mati karena image premannya seketika lenyap tatkala Hyu Ra menyuruhnya membawa barang belanjaan dan mengikuti Hyu Ra ke mana pun wanita itu pergi. Dan ternyata Hyu Ra malah membawanya ke kedai ramyeon di tengah pasar terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful || Wanna One [Complete]
FanfictionRumah Haneul. Bukanlah hanya sekedar rumah biasa. Rumah milik wanita berusia 50 tahun itu telah banyak memberikan mereka-yang tinggal di sana-kenangan yang luar biasa berharga. Kebersamaan. Kekeluargaan. Sedih bersama, bahagia bersama. Meski mereka...