Part 8: Ditinggalkan (Seongwoon)

41 5 0
                                    

"Eomma? Eommaku bernama Kwon Hyu Ra." Seongwoon.






•••




Seongwoon berlari-lari kecil menggiring bola yang tengah menggelinding di kakinya. Laju benda bulat itu tampak seirama dengan tendangan pelan dari kaki-kakinya.

Di lapangan kecil yang berada di belakang rumah Haneul itu, Seongwoon sedang bermain sepak bola seorang diri. Ia mendrabble bola sendirian di tengah hari yang cukup panas. Tidak ada Woojin atau Daniel yang selalu bermain bersamanya. Melenggak-lenggok ke sana-kemari tanpa berniat memasukkan bola ke dalam gawang mini buatan Jisung yang berdiri di dua sudut yang berbeda.

Bukan tanpa alasan Seongwoon bermain bola di siang hari seperti itu. Saat ini, pemuda itu tengah dilanda galau. Seongwoon memang selalu melampiaskan segala perasaan yang sedang dirasakannya dengan bermain bola. Sepak bola memanglah olahraga yang sangat digemarinya sejak ia kecil.

"Seongwoon Hyung! Aku buatkan minuman dingin. Istirahatlah dulu!"

Seongwoon menghentikan larinya ketika suara Daehwi terdengar. Ia melirik sebentar pada bola yang sudah menggelinding menjauh darinya, lalu berjalan menghampiri Daehwi yang berdiri di teras dengan sebuah gelas berisi minuman dingin berwarna orange di tangannya.

"Gomawo, Daehwi-ya," ucap Seongwoon sembari mengambil alih gelas yang disodorkan oleh Daehwi.

Lalu Daehwi mengekori Seongwoon yang kini beralih duduk di sofa yang bersebelahan dengan kursi goyang milik Hyu Ra. Duduk dan menatap Seongwoon yang tengah menghabiskan minuman buatannya dengan antusias. Lebih tepat sepertinya untuk mengatakan jika Daehwi sudah tidak sabar untuk mengomel pada Seongwoon.

"Kau tidak punya kerjaan ya, Hyung? Gila. Bermain bola di cuaca yang terik seperti ini," kata Daehwi mencibir.

"Haha..." Seongwoon hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan dari adiknya tersebut.

Setelah itu tak ada percakapan lagi. Selama selang waktu beberapa menit hanya ada sesekali hembusan napas berat keluar dari mulut Seongwoon, yang mengisi kekosongan singkat siang itu. Walaupun sebenarnya Daehwi menyimpan beberapa pertanyaan yang siap ia lontarkan untuk Seongwoon, tapi ia masih menahannya. Karena sekarang ia tahu, Seongwoon sedang dalam suasana hati yang tidak baik. Akhirnya ia lebih memilih untuk menunggu dan menatap Seongwoon sesekali setiap kakak tak sedarahnya itu menghela napas.

"Daehwi-ya?"

"Ada apa? Kau butuh sesuatu, Hyung?" tanya Daehwi.

"Apa kau merindukan orang tuamu?"

Daehwi mengernyit. Tak mengira jika Seongwoon akan bertanya hal seperti itu.

"Kenapa tiba-tiba kau bertanya seperti itu, Hyung?"

"Apa ibumu benar-benar akan datang kemari untuk menjemputmu?" tanya Seongwoon lagi, yang langsung membuat raut wajah Daehwi menjadi serius.

"Ne?"

"Apa kau yakin ibumu akan membawamu kembali seperti yang selalu kau ceritakan kepadaku dan lainnya?"

Beautiful || Wanna One [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang