"Sebelum ibuku meninggal, ia berpesan padaku untuk mencari adikku yang tinggal bersama ayahku." Seongwoo.
°°°
"Jadi, sebenarnya orang tua Daniel itu masih hidup?"
Seongwoo cukup dibuat terkejut oleh kalimat yang baru saja didengarnya dari mulut Hyu Ra. Bahkan ia sempat menganga lebar saking kagetnya.
Jadi sebenarnya, Hyu Ra, Seongwoo, Jisung dan Daniel kini sedang berada di sekitar Sungai Han. Mereka tengah rehat sejenak setelah mengunjungi abu nenek Daniel dan orang tua Jisung untuk makan siang di restoran yang ada di daerah itu.
Yaps, benar. Seongwoo akhirnya menawarkan diri untuk mengantar ibu, kakak dan adiknya itu ke krematorium setelah sarapan berakhir tadi pagi. Tempat di mana abu orang tua Jisung dan nenek Daniel di simpan.
Dan Hyu Ra serta Seongwoo saat ini sedang duduk bersama di sebuah kursi kayu yang ada di bawah pohon rindang. Menonton ke arah Daniel dan Jisung yang sedang bermain bola. Ya, Daniel sepanjang perjalanan pulang tadi merengek ingin bermain sepak bola. Benar, itu juga alasan kenapa mereka akhirnya berada di sana.
"Dari cerita yang eomma dengar memang seperti itu," jawab Hyu Ra tak mengalihkan pandangannya dari dua pemuda yang tengah asyik berebut bola.
"Lalu ke mana mereka, Eomma? Dan kenapa Daniel selalu mengatakan jika kedua orang tuanya sudah meninggal? Bukankah itu kurang ajar namanya?" tanya Seongwoo beruntun. Ia sudah terlanjur kepo rupanya. Dan juga, Seongwoo sedikit merasa kesal atas sikap Daniel.
"Ssttt... Ada alasan kenapa Daniel bersikap seperti itu, Seongwoo-ya," kata Hyu Ra menenangkan.
Bukan. Bukan Hyu Ra membela dan membenarkan sikap serta apa yang telah dilakukan Daniel tersebut. Tapi Hyu Ra sangat tahu alasan di balik semua itu.
"Empat tahun lalu, setelah pertemuan pertama eomma dengan Daniel. Eomma diam-diam pergi ke daerah tempat tinggal Daniel dan mendiang sang nenek. Dan saat itu, eomma mendapat sesuatu yang eomma sendiri tidak pernah menyangkanya," kata Hyu Ra hendak memulai ceritanya.
Seongwoo menatap wajah ibunya penuh dengan rasa penasaran. Ia benar-benar ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarga Daniel. Meskipun mereka yang tinggal di Rumah Haneul sudah seperti keluarga, sebagian dari mereka memang tidak ada yang sepenuhnya tahu tentang latar belakang masing-masing. Dan mereka yang tidak tahu, memang tidak ada yang sampai ngotot mencari tahu. Ya, karena mereka semua diajari tentang saling menghargai satu sama lain oleh Hyu Ra. Kecuali, dia yang bersangkutan atau Hyu Ra sendiri yang berkenan untuk bercerita.
"Ayah Daniel ketahuan berselingkuh. Lalu kedua orang tua Daniel bercerai ketika Daniel berusia sepuluh tahun. Daniel yang hak asuhnya jatuh pada ibunya, kemudian ditinggalkan oleh ibunya hanya bersama sang nenek. Menurut cerita dari tetangga dekat nenek Daniel, ayah dan ibu Daniel sama sekali tak peduli pada kehidupan keduanya. Tidak pernah menjenguk barang sekali. Bahkan ibu Daniel yang selaku anak dari nenek Daniel. Sampai saat nenek Daniel meninggal. Sama sekali tidak ada yang datang. Itulah sebabnya Daniel tak pernah mau mengakui keberadaan ayah dan ibunya." Hyu Ra bercerita panjang lebar.
"Jadi, Daniel..."
"Mungkin banyak yang tidak suka pada Daniel karena sifatnya. Namun sebenarnya, Daniel adalah anak yang baik dan penurut," lanjut Hyu Ra.
Seongwoo yang mendengar cerita dari sang ibu tentang Daniel, hanya bisa mengernyit tak percaya. Daniel yang sikapnya memang suka seenaknya, terkadang manja, suka bicara tanpa dipikir, nakal dan bandel, dan juga sosok yang ceria, ternyata menyimpan luka yang dalam juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful || Wanna One [Complete]
FanfictionRumah Haneul. Bukanlah hanya sekedar rumah biasa. Rumah milik wanita berusia 50 tahun itu telah banyak memberikan mereka-yang tinggal di sana-kenangan yang luar biasa berharga. Kebersamaan. Kekeluargaan. Sedih bersama, bahagia bersama. Meski mereka...