12

148 17 8
                                    

:)

Voment juseyo

:)










Sudah satu minggu sejak kejadian itu. Semi sudah kehabisan ide untuk membantu Yixing. Mereka sibuk mengurus urusan masing masing. Yixing sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Semi sibuk di toko bunga.

Belakangan ini tokonya mengalami perkembangan yang pesat. Banyak pelanggan yang masuk dan keluar. Bukan tanpa alasan, toko bunganya ini berada di tengah perkotaan yang cukup ramai. Dan banyak pasangan yang berlalu lalang di daerah tersebut.

Semi merasa kewalahan, bekerja sendirian memang berat. Dia harus merawat bunga bunga itu, mengganti bunga yang layu, dan menghitung stok bunga. Dia akhirnya membuka lowongan pekerjaan.

"Permisi," seorang pria memasuki toko bunga itu. Ketika pintu dibuka, harum semerbak bunga langsung menyambar orang itu. Seorang pria jangkung, yang memiliki warna kulit yang agak gelap, "apa benar disini membuka lowongan pekerjaan?"

"Jongin??" Semi terkejut, betapa sempitnya dunia ini. Orang yang datang untuk membantunya menjalankan toko bunga itu tidak lain adalah Kim Jongin, "iya, benar."

"Baguslah, aku sedang mencari pekerjaan. Aku bisa digaji berapapun, kapan aku bisa mulai bekerja?"

Semi merasa senang, setidaknya dirinya dan Jongin sudah cukup akrab. Jadi tidak perlu canggung di tempat kerja, "ya, kamu bisa mulai bekerja besok."
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya, Semi dan Jongin dengan cepat mengakrabkan diri. Semi memberinya sedikit pengarahan tentang pekerjaan yang harus dilakukannya.

Siang harinya, mereka kedatangan tamu yang tidak terduga. Irene! Ketika Irene masuk kedalam, Irene dan Jongin sama sama terkejut untuk beberapa detik. Lalu saling menatap sinis. Seakan ada petir yang menyambar di antara keduanya.

Semi tidak mengerti situasi macam ini. Dia tidak mau ikut campur dengan keduanya dan memutuskan untuk menonton dari belakang.

Secara bersamaan, Irene dan Jongin berkata, "mantan." Dengan penekanan di akhir kata.

Semi semakin tidak mengerti dengan situasi ini. Mantan?! Batinnya.

"Hahaha..... apa kau menjadi jatuh miskin setelah kuperas semua uangmu waktu itu? Sampai sampai kau bekerja di tempat rendahan seperti ini, hmm..... mantan?" Kata Irene memulai perdebatan, tidak lupa penekanan pada kata 'mantan' itu.

Jongin tersulut untuk melanjutkan perdebatan yang dimulai Irene itu. Dia berkata, "jatuh miskin? Sebelumnya bolehkah aku mengingatkan, kalau bukan karena aku, kau tidak akan memakai pakaian mahal itu..... mantan."

Dibalik perdebatan tersebut, sejak tadi, ada seseorang yang memperhatikan dari belakang. Yang mengeluarkan aura hitam pekat, siap untuk meledak.

Semi sudah mencapai puncaknya, akhirnya dia berteriak memecahkan perdebatan itu,"CUKUP!! SIAPA YANG BILANG KALIAN BOLEH BERDEBAT DISINI!! KELUAR!! TERUTAMA KAU, IRENE! APA YANG KAU SEBUT TEMPAT RENDAHAN HAH?! KALAU TIDAK SUKA UNTUK APA KAMU KEMARI?! KELUAR!!"

Untuk beberapa detik Irene dan Jongin terkejut dan tidak bergerak. Sedangkan Semi mengatur emosinya yang sempat meledak. Dengan satu gerutuan, 'cih' Irene kemudian berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Jongin berjalan ke depan toko, mencari kenampakan punggung Irene. Lalu meneriakinya, "ya, pergilah dari sini. Sekalian menghilalnglah dari dunia! Mantan."

TBC

Rasanya aku ingin segera namatin cerita ini😧

Mungkin beberapa bab kedepan bakalan tamat. Aku sudah tidak mood ngelanjutinnya.

Terima kasih

Btw faaddd_ anda sudah dapat spoiler buat bab ini kemaren :v

I Married A Gay[lay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang