14

142 15 5
                                    

Ugh:( aku jadi males ngelanjutin cerita ini.

Kalo sekarang aku ceritanya ngambek, gmn? Kalian mau ngapain? Bacok? Bunuh? Sekap terus paksa ngelanjutin cerita ini? Maaf, gak ngaruh, aku ngambek.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hubungan Semi dengan Yixing semakin tenggang. Semi sibuk bekerja, sehingga terlalu tidak memperhatikan Yixing. Dia menganggapnya seperti 'remaja yang patah hati setelah putus'.

Beberapa bulan berlalu, Semi terlalu sibuk sampai sampai tidak memperhatikan dirinya sendiri. Kesehatannya melemah, padahal hanya perlu menghitung beberapa minggu lagi menuju hari pernikahannya.

Di toko bunga, ketika dia sedang memindahkan sebuah pot besar dengan sekumpulan bunga didalamnya. Semi tiba-tiba terjatuh, membuat suara gedebuk dan sekaligus memecahkan pot yang ada di tangannya.

Jongin terkejut dan segera menghampiri Semi yang masih tersungkur dan tidak bergerak.

"Semi! Semi!" Panggil Jongin, tapi tidak mendapat respon apapun. Jongin menggoncang tubuh Semi beberapa kali. Tetapi Semi masih tidak bergerak. Baru saat itulah Jongin menyadari kalau Semi pingsan.

Dengan cepat dia menelpon ambulans untuk datang. Beberapa saat kemudian, ambulans datang dan segera menggotong Semi ke rumah sakit ditemani oleh Jongin.

Jongin menunggu di ruang tunggu sendirian. Beberapa saat kemudian, sesosok orang dengan jas putih berjalan ke arahnya.

"Dokter, bagaimana keadaan Semi?" Tanya Jongin cemas.

"Tidak perlu khawatir, dia hanya kecapaian. Aku mengenal keluarganya, jadi aku sudah menelpon mereka. Terima kasih karena sudah mengantarnya kesini." Kata dokter itu sedikit membungkuk.

Jongin merasa lega. Ketika dia baru saja akan berjalan ke ruangan Semi, seorang pria yang tidak dikenali Jongin berlari masuk dengan terburu buru. Nafas pria itu terengah engah, wajahnya sangat pucat seakan akan baru saja melihat hantu. Baru ketika dia melihat dokter disitu, dia segera berlari ke arahnya.

"Dokter! Bagaimana keadaan Semi?!" Kata pria itu.

Dokter itu tersenyum, "tidak perlu khawatir tuan Zhang, dia baik baik saja. Ini adalah orang yang membawanya kesini." Kata dokter itu sambil menunjuk Jongin.

"Terima kasih tuan, terima kasih." Ucap Yixing berkali kali membungkuk ke Jongin.

"Tidak masalah, aku Kim Jongin. Pekerja di toko Semi. Saat itu dia tiba tiba pingsan, jadi aku membawanya kesini." Ucap Jongin dengan senyuman.

Aduh, bentar lagi drama nih😥

"Terima kasih Jongin-ssi. Aku Zhang Yixing, calon suami Semi." Ucap Yixing membalas senyuman juga.

Mendengar tiga kata terakhir, Jongin membeku. Wajahnya memucat, antara kaget, dan tidak percaya.

"Kalau begitu, aku duluan Jongin-ssi." Kata Yixing kemudian meninggalkan Jongin yang masih membeku disana.

Yixing memasuki sebuah ruangan, di ruangan itu, Semi terbaring masih tak sadarkan diri. Yixing duduk di sebelah tempat tidurnya, menunggu.

Lima belas menit kemudian, Semi terbangun. Yixing langsung berdiri dan membantunya duduk.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku disini?" Ucap Semi bingung.

Yixing, "kamu pingsan tadi, kemudian Jongin membawamu kesini."

Semi, "ah! Benar, Jongin." Semi celingukan mencari sesuatu. Ketika dia menemukan ponselnya di meja dekat kasurnya, Semi segera menyautnya.

Jongin,  terima kasih sudah membawaku kemari. Kamu dimana?

Tidak masalah. Aku ada urusan mendadak, mungkin aku harus mengundurkan diri, maaf.

Rupanya kamu dangat sibuk. Tidak apa apa, terima kasih sekali lagi.

Read


"Jangan terlalu memaksakan diri, jaga kesehatanmu." Ucap Yixing, seperti sedang menceramahi anak tk.

Semi mengangguk sebagai balasannya.

Udah ah, kelar. Aku ngambek.

I Married A Gay[lay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang