🌸BAB 2🌸

69 40 12
                                    

Melihat seseorang yang selama ini tak ia temui membuat nya terkejut, dan tidak hanya itu orang tersebut kembali membuat Bunda nya menangis. Segera ia berlari ke arah sang Bunda.

"Apa yang Kamu lakukan kepada Bunda Ku? Kamu! Kenapa kamu kembali lagi? Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu tidak akan menginjakkan kaki mu ke Rumah ini!" ucap Racha marah kepada pria yang ada di hadapannya,sambil memeluk sang Bunda.

"Kau! Berani berteriak ke orang yang lebih tua dari mu! Aku ini Ayah mu!
" ujar Pria yang selama ini membuat nya benci kepada pria mana pun.

Ya, dia Ayah dari Racha. Reno Gionio Abyan, pria yang selama ini meninggalkan dirinya dan Bunda nya.

"Ayah? Kau sebut diri mu Ayah! Aku tak mempunyai Ayah! Ayah ku telah lama mati!" teriak Racha kepada Reno dengan Emosi yang sudah membeludak.

"Aku! Racha Melody,Gadis yang kau pikir masih anak-anak ini sudah beranjak dewasa, dan semua hal gila yang kau lakukan sekarang aku paham. Kau pria Brengsek yang pernah aku temui!" lanjut Racha yang terus semakin melangkah maju ke hadapan Reno.

Gila!, itu lah yang ia rasakan sekarang. Saat ini dia merasa kembali seperti diri nya dulu, diri nya yang tidak takut apa-apa. Dia muak, muak dengan sifat lelaki yang selama ini membuat kehidupan Bunda nya hancur. Pria Brengsek yang lebih memilih wanita lain.

"Racha..., No sayang! Kamu jangan begitu. Dia Ayah mu nak, Bunda tak pernah mengajarkan kamu seperti ini sayang." Suara yang begitu terdengar pilu keluar dari mulut Aina. Ia terkejut dengan Anak nya yang tiba-tiba berkata di luar kontrolnya.

"No Bun! Pria Brengsek ini harus musnah Bun. Dia! Bukan Ayah aku. Aku tak pernah punya seorang ayah, ayah ku telah lama mati Bun!" tunjuk Racha tepat di wajah Reno dengan umpatan Bencinya.

Reno yang melihat anak gadis nya seperti itu membuat diri nya terdiam. Dia tak tau bagaimana gadis kecilnya bisa seperti itu. Ia merasa terpojokkan.

"Racha berhenti!!! Sebelum kamu nanti menyesali semua nya!" Teriakan amarah pun keluar dari mulut Aina. Untuk pertama kali nya ia memarahi putrinya itu.

"Dan kamu, keluar dari Rumah ini!" suruh Aina kepada pria yang masih begitu ia cintai. Tapi apa, ia tak bisa berbuat apa-apa, ia tak bisa mempertahankan rumah tangganya.

Seketika ruangan yang tadi nya begitu berisik sekarang senyap, tak ada yang bebicara lebih dulu. Ibu dan anak tersebut masih saling diam, mencoba untuk menenangkan diri masing-masing.

"Bunda..."  ucap Racha terlebih dahulu setelah beberapa menit ia diam.

"Bunda, maaf. Ara... Ara salah Bun, Ara kehilangan kontrol," lanjut Racha sambil mendekati sang Bunda dan mensejajarkan badannya dengan sang Bunda.

"Ara, jangan seperti itu lagi ya. Ara tau, itu semua dosa. Bunda tak pernah ngajarin Ara jadi anak pembangkang, ingat Ara bagaimanapun dia tetap Ayah kamu. Ara, nanti saat Kamu semakin dewasa, Kamu akan paham semuannya sayang. Ara mengeti?" ujar Aina sambil mengusap pucuk kepala Racha, ia tau gadis kecilnya itu hanya terbawa emosi.

"Maaf in Ara Bun..." jawaban lirih pun keluar dari mulut Racha. Dan langsung memeluk sang Bunda.

Bi Jina yang melihat semua kejadian itu pun hanya diam. Ia tak mau untuk ikut campur masalah majikannya, tapi melihat begitu sabarnya sang majikan memuat hatinya perih. Begitu lembut hati sang majikan. Ia tersenyum melihat interaksi antara ibu dan anak tersebut.

"Nyonya, mari saya antar ke kamar. Nanti biar saya yang bersihkan semua nya. Dan non Racha makan dulu, makanan sudah Bibi panaskan," ucap Bi Jina sambil mengambil membantu sang majikan untuk masuk ke kamar.

Comfortable (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang