🌸BAB 3🌸

61 40 14
                                    

"Sof, tolong izinin aku ya," ujar Racha kepada seorang gadis yang tengah ia hubungi.

"Kenapa lo? Lo baik-baik aja kan?" tanya gadis tersebut dengan nada khawatirnya.

"Santai Sofia, Aku ngga apa-apa. Plisss izinin Aku ya," ucap Racha dengan nada memohon, ia takut sahabatnya itu menghawatirkan nya.

Yup, ia Sofia Alexandria sahabat Racha. Seorang gadis yang satu-satu nya tulus berteman dengan Racha, saat yang lain meninggalkan diri nya hanya sosok Sofia lah yang berdiri di hadapannya.

"Iya.. , lo yakin kan ngga kenapa-kenapa? Awas aja lo boongin gue kayak kemaren!," balas Sofia kesal.

"Iya, Aku oke, tenang aja. Thanks Sof, Aku tutup telfon nya." Dengan mata yang masih memandang ke sebuah danau buatan dan segera ia mematikan sambungan telfonnya.

Racha bukan gadis yang berani untuk membolos, tapi hanya saja hari ini ia ingin pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu merupakan kenangan yang tak ingin ia lupakan. Begitu besar dorongan dari hati nya untuk mendatangi tempat tersebut. Di bawah rindang nya pohon Racha menyandarkan kepalanya serta memilih duduk berselonjor.

"Ayi, Ara kangen. Miris banget ya alur cerita kita," ujar Racha sambil terkekeh kecil. Tak perlu baginya ada yang menjawab atau tidak yang terpenting ia bisa mengutarakan isi hatinya itu.

"Ayi tau, Kemaren Pria brengsek itu datang lagi. Dia buat Bunda nangis, Ara benci sama dia! Ara .., Ara pengen lihat Ayi, Ara pengen Peluk Ayi, Seperti dulu Ayi selalu meluk Ara di saat Ara sedih. Ayi ingat ngga janji Ayi? Ayi bilang bahwa Ayi selalu di samping Ara. Tapi apa? Ayi ..." ucapan Racha seketika berhenti, ia mencoba untuk menahan tagis yang akan keluar.

"Ayi! Kamu bohong sama Aku! Kamu pergi, kamu ninggalin Ara!" tak bisa Racha menahan tagis nya, isakan kecil pun muncul dari bibir mungilnya.

"Maaf Ara ingkar janji lagi. Maaf Ara nangis lagi, Ara capek. Rasanya Ara pengen tidur panjang aja. Biar Ara bisa tenang." Senyum kecil pun terbit dari wajah Racha meski air mata nya terus mengalir, ia tersenyum karna merasa miris dengan keadaannya. Ia benci menjadi lemah, tapi apa daya ia hanya manusia biasa yang memiliki batas mampu nya.

Karna saking lamanya menangis membuat dirinya lelah, dan bahkan tertidur di bawah pohon tersebut. Ia tak takut jika nantinya ada yang menculik atau apa lah, ia merasa bahwa ia aman berada si sana. Karna danau tersebut selalu di urus oleh lelaki tua yang sudah ia anggap kakek nya sendiri.

"Racha!" tepukan kecil di pundaknya serta panggil seseorang membuat tidur nya terganggu. Segera ia membuka mata nya, alangkah terkejut nya dia bahwa Sofia berada di hadapannya.

Sudah berapa jam ia tertidur sehingga Sofia berada di hadapannya.

"Sofia? Kenapa bisa di sini?" tanya Racha menyembunyikan ke kagetan nya. Bahka ia tak pernah memberitahu sahabatnya itu tempat dimana ia selalu bersembunyi di saat merasa lelah.

"Gue yang harus nya bertanya Racha! Kenapa lo ada di sini? Apa sedari tadi lo di sini?" tanya Sofia penasaran, ia bingung melihat sahabatnya. Mata yang sembab membuat Sofia tau bahwa sahabatnya itu menangis. Tapi ia tak ambil pusing, ia tak mau untuk bertanya dulu sampai sahabatanya itu siap ia yakin bahwa Racha akan menceritakannya.

"Duduk lah ngapain lagi. Kamu bisa lihat kan? Sekarang udah pukul berapa?" tanya Racha balik.

"Sekarang udah Pukul 16.00 WIB," jawab Sofia santai sambil tetap menatap sahabatnya itu.

"Thanks! Aku balik dulu. Bye-bye Sof." Lambaian tangan teracu kepada Sofia, dan segera Racha mengayuh sepedanya.

"Lo hutang penjelasan sama gue Rac!!" teriak Sofia langsung saat melihat sahabatnya itu berlalu dari hadapannya.

Comfortable (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang