🌸BAB 7🌸

38 19 8
                                    

Tatapan yang begitu tajam tertuju kepada seorang gadis, yang mana gadis tersebut juga terpaku karna sosok seseorang yang selama ini ia rindukan tepat berada di hadapannya.

Bahagia, itu lah yang ia rasakan. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu. Tapi, senyum yang gadis tersebut perlihatkan sesaat kembali memudar, karena senyumannya tak di balas dan tak di hiraukan sedikit pun.

"Begini kelakuan kamu Ara?" tanya pria tersebut dengan menatap tajam kepada Racha.

"Maksud Abang gimana?" tanya Racha kembali. Ia merasa bingung dengan perkataan kakaknya itu.

"Jangan bertingkah tidak tahu Ara. Bukankah Mamang Han tadi menjemput kamu? Dan lihat kamu balik dengan seorang pria," jelas Edli, ya dia kakak Racha.

"Maaf kak, Ara pulang sama pria." Racha tertunduk sedih ketika sosok yang selama ini ia rindukan malah berkata tajam kepadanya.

Percakapan mereka terpotong dikarenakan suara Hana muncul dari dalam.

"Edli, biarkan adikmu masuk dulu nak," ujar Hana kepada Cucunya itu.

Dan saat itu jugalah Edli dan juga Racha masuk ke dalam Rumah. Kesedihanpun masih terasa di diri Racha.

"Ara, sini duduk dulu di samping Nenek." Hana menepuk tempat duduk yang kosong di sebelahnya.

Racha pun segera mengambil tempat tepat dimana Hana menyuruhnya duduk. Dan Edli pun juga mengambil tempat tepat di hadapan kedua wanita tersebut.

"Bagaimana sekolahmu tadi? Apa semua baik-baik saja?" tanya Hana lembut.

"Baik Nek, semuanya lancar. Dan maaf Nenek Ara balik dengan seorang pria. Ara punya alasan kenapa Ara balik dengan pria," jelas Racha kepada Neneknya itu. Ya, ia sedikit berbohong bahwa di sekolah semuanya baik-baik saja. Padahal semua tidak baik sedikitpun.

Sedangkan Edli pun masih menatap tajam kearah adiknya itu.

"Kenapa Ara balik dengan seorang pria lain? Bukankah Mamamg Han tadi menjemput Ara?" tanya Hana dengan tersenyum, ia tau bahwa Cucu yang berada di hadapannya itu tidak merasa nyaman karena tatapan Edli.

"Mamang Han tadi dia nelfon Ara, dan dia bilang bahwa ban mobilnya bocor Nek. Awalnya Ara tadi bakalan pulang dengan angkot. Tapi, saat Ara tengah menunggu angkot teman Ara menawarkan Ara untuk pulang dengannya," jelas Racha dengan wajah yang tertunduk.

"Ara, kalau ngomong itu lihat wajahnya. Tidak sopan sekali kamu," ujar Edli kepada Racha.

Dan saat itu juga Racha langsung menegakan kepalanya, ia tatap langsung Neneknya. Ntah kenapa ia merasa begitu tidak nyaman berada di hadapan kakak nya itu.

"Ed, sudahlah. Jangan begitu kepada adik mu," tegur Hana kepada Edli.

"Nek, kenapa sih Nenek selalu memanjakan Racha, dia itu sudah besar Nek. Seharusnya dia itu sudah bisa untuk mandiri. Jangan jadi seorang gadis lemah, lihat bahkan ia juga seperti wanita itu, " ucap Edli kepada Neneknya itu dengan menatap sinis kepada Racha.

"Benar ma, seharusnya mama tidak memanjakan gadis ini. Dia sudah besar, dan seharusnya dia juga sudah bisa seperti Edli. Umur mereka hanya beda 2 tahun, dan lihat Edli lebih mandiri dari pada gadis ini." Leona yang muncul pun tiba-tiba membenarkan ucapan Edli, serta mengambil tempat tepat di samping Edli.

Racha yang mendapat ucapan pedas tersebut hanya terdiam. Ia merasa jika berbicara pun tak ada gunanya, ia akan kalah.

"Kenapa Nenek malah meminta agar gadis ini kembali lagi. Biarkan saja ia bersama dengan wanita gila itu. Lihat, tingkahnya saja sama seperti wanita itu. Cih... Menjijikan," ucapan itu pun begitu terdengar kasar di telinga Racha.

Comfortable (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang