Alasca: Maksudnya?

29 0 0
                                    

"Caile moc, lu di mimpiin tuh sama cogan baru." Sebenarnya moca sudah begah dengan ejekan hilda. Tapi, temannya ini tak bisa menutup mulut nya barang satu detik saja.

"Udah sana pesenin gua somay. Banyak omong lu." Usirnya sambil mendorong hilda ke arah tukang somay.

Saat hilda pergi ia menghampiri salah satu meja di kantin yang masih kosong.

Sambil menunggu hilda, ia memainkan handphone nya. Lalu 5 menit kemudian hilda menghampiri mejanya.

"Yey, makanan tlh datang." Ucap hilda lalu menaruh piringnya dan piring moca.

Saat mereka sedang asyik-asyiknya makan. Suara yang belakangan ini mengganggu hidup moca kembali terdengar.

"Halo my sweety." Ucap orang itu lalu duduk di samping moca.

"Sweety sweety ngapain lo duduk di samping sahabat gue." Ucap hilda pada Alas. Ya, lelaki itu alas.

"Kan gue pacar sahabat lu, iya kan sayang." Ucap alas kepada moca sembari mengedipkan sebelah matanya.

Hilda menatap jijik cowo didepannya sedangkan Moca memutar matanya jengah lalu cepat cepat menghabiskan makanannya. Setelah selesai ia pergi menuju kelasnya.

"Eh-eh kok gue ditinggal." Alas cepat cepat menyusul moca. Sedangkan hilda masih asyik memakan makanannya sembari menggeleng-geleng kan kepalanya melihat sahabat dan teman sekelasnya itu.

Alas trus mengikuti Moca di belakang gadis itu. Ia kira gadia itu mau pergi ke kela, nyatanya tidak. Ia terus mengikuti sampai gadis itu berhenti di rooftop sekolah.

Gadia itu berjalan ke arah pinggir rooftop sedangkan ia masih berdiri di pintu melihat apa yang akan di lakukan gadis itu.

"Ouh jadi sekolah ini punya rooftop, ya?" Tanyanya bmembuat moca menoleh ke arah alas.

"Lo ikutin gu, ya?" Ucap moca sembari menyipitkan mata. Sedangkan yang ditanya hanya menunjukan senyumnya.

Alas berjalan ke arah moca dan berhenti di hadapan moca." Gue mau ikutin lo ataupun enggak itu terserah gue dong." Ucap alas lalu menunjukan smirknya.

Moca tak perduli lalu duduk dan berdiam memandang banyaknya mobil berlalu lalang.

"Banyak siswa disini bilang kalo lu itu gak pernah mau sekedar bercengkrama ataupun berteman sama lelaki, kenapa?" Tanya alas sembari duduk di samping moca.

Moca melihat ke arah alas lalu tersenyum kecil." Lo liat di sana ada anak kecil?" Ucap moca sambil menunjukan ke jalan raya di bawah.

Alas mengangguk,"dia kelaparan trus menyanyi mencoba untuk mendapatkan uang tuk membeli makanan. Sedangkan orang orang itu hanya mendengarkan tanpa peduli padanya. Sama saja seperti siswa-siswa yang lo denger ucapannya itu. Mereka hanya mendengarkan,melihat tanpa peduli dan tahu siapa diri gue sebenarnya."

Ucapan moca hanya disambut anggukan oleh Alas. Lalu alas menjulurkan tangannya yang di sambut oleh alis moca yang terangkat.

"Berarti gue boleh jadi temen lu,dong?" Tanya alas.

Moca tertawa lalu membalas uluran tangan Alas,"enggak!" Moca yang tadi tersenyum kembali menatap alas tajam lalu berdiri dan hendak meninggalkan alas.

"Lah-lah kok gitu." Tanya alas dengan muka bingungnya membuat moca berhenti berjalan.

"Gue gak suka berteman dengan seseorang yang membawa perasaan dalam pertemanan itu." Tanpa berbalik dan menatap alas moca berbica lalu meninggalkan alas.

"Kok gua gak ngerti ya?" Ucap alas pada diri sendiri. Maklum jikalau masalah cewe alas itu lemot pemikirannya.

*****
Halo,guys.
Maaf nya di cerita ini akan sedikit banyak cakap.

Tapi jangan lupa untuk selalu baca kelanjutannya dan vot'mment
Ya👌

See you next part😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALASCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang