pass away

8.4K 440 3
                                    

Pemakaman Mr. Simon King dihadiri oleh banyak sahabat serta rekan bisnisnya. Mr. Simon King seorang yang begitu ramah, dia disukai disemua kalangan dan begitu dihormati oleh semua rekan bisnisnya. Dante hadir disana menemani Doria, istri Mr. Simon King.

Sementara Allicia tidak ikut kepemakaman karena terus menangis di kamarnya. Bahkan dia tidak menyentuh sedikit pun makanannya sejak kemarin.

Suasana di pemakaman begitu berkabut. Semua yang hadir terlihat begitu berduka. Sang Boss baik hati pergi untuk selamanya, meninggalkan cerita yang begitu berkesan dihati semua pihak.

Sementara Doria dengan kaca mata hitamnya terus menunduk, pundaknya bergetar tanda tangisnya ditahan sebisa mungkin. Isakan kecil lolos juga dari mulutnya ketika tanah mulai menutup makam di depannya. Dia lalu menaburkan bunga. Dante sendiri begitu siaga menopang tubuh Doria yang seolah lemah untuk berdiri. Dante sudah menganggap Doria seperti kakak kandungnya sendiri. Doria sama baiknya dengan Mr. Simon King.

Setelah tanah merah menutup sempurna dan bunga ditaburkan di atasnya. Satu persatu rekan dan sahabat meninggalkan lokasi pemakaman. Gerimis mulai turun perlahan, seolah alam ikut menangis dengan kepergian lelaki baik hati itu. Doa doa terbaik terucap dari mulut mereka sebelum benar benar meninggalkan lokasi.

Dante dengan segera memapah Doria meninggalkan lokasi pemakaman menuju parkiran. Sekilas dia menoleh memandangi gundukan tanah merah yang bertabur bunga warna warni. Ada air bening terlihat disudut matanya. Dante mengusapnya dengan cepat. Kemudian segera membuka pintu mobil untuk Doria.

" Jalan Louise..tapi tolong nanti mampir sebntar ke Food court, aku yakin Cia belum makan dan biasanya dia akan semangat untuk  makan jika dibelikan junk food." Ucap Dante, Louise sang sopir mengangguk patuh.

" Kau masih saja hapal kegemarannya Dan." Doria menanggapi. Dante tersenyum samar.

Tidak sampai satu jam mereka sampai di Mension Mr. King. Doria langsung menuju kamarnya dilantai dua. Sementara Dante menuju kamar Cia.

" Hi beautiful, sudah makan?" Tanyanya sambil duduk disisi tempat tidur Allicia. Sementara gadis itu hanya menatapnya.

" Mau makan di sini atau di ruang makan?" 

Dante mengusap puncak kepala Allicia pelan. Allicia tidak menjawab, dia malah memeluk Dante. Tangisan terdengar, air mata membasahi kemeja Dante.

" Sstt...sudah sudah..uncle mu tak akan suka melihatmu bersedih."

Dante berusaha menenangkan. Allicia mengurai pelukannya dan menatap Dante.

" Uncle sudah tidak ada, lalu apakah kau akan pergi juga om? " Tanya Allicia dengan suara serak.

" No...of course no...baby..aku akan selalu berada disini..menemanimu dan juga Mrs. Doria. Aku akan menjagamu selalu, seperti permintaan uncle mu." Dante menjawab pertanyaan Allicia tanpa ragu.

" Janji.." ucap Allicia ragu. Matanya nanar menatap manik biru cerah milik Dante.

" Janji..janji baby girl." Ucapnya dengan seulas senyum.

" Tapi bagaimana jika nanti kau menikah? "

Pertanyaan Allicia yang ini membuat Dante tertegun. Dia tidak pernah berpikir sampai ke arah sana. Allicia masih menatapnya meminta jawaban. Dante bingung. Dia tidak dapat menjawabnya saat ini. Dia menggeleng. Dadanya terasa sesak. Jantungnya berdebar sangat keras. Aah..ada apa denganku, batinnya.

"Om..om baik baik saja. " Suara serak Allicia menyadarkannya.

" Yah..aku baik baik saja. Ayo kita makan dulu, nanti kau sakit." Ucapnya mengalihkan pembicaraan.

" Perlu ku gendong ? "  Tanyanya kemudian.

Allicia menggeleng. Dia hanya menggenggam tangan Dante dan menariknya untuk menuju ke ruang makan dan Dante mengikutinya dengan patuh.

THE BODYGUARD (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang