Recovery

6.2K 399 9
                                    

" My sweety...." Lirih Dante sambil mengusap lembut pipi Allicia.

Dante sampai di Mansion ketika Allicia sedang tertidur pulas. Tangan Dante mengepal menatap perban yang membalut luka Allicia.

" Kenapa kau selalu membuatku cemas baby... "

Dante meringis seolah merasakan sakitnya luka yang didapat oleh Allicia. Dante mencium lembut kening Allicia.

" My lovely Cia.." gumamnya. Kemudian dia keluar dari kamar.

Allicia membuka matanya perlahan. Yaah Dia tidak bermimpi, Dante yang tadi melakukan itu semua. Berarti sama seperti malam malam sebelumnya. Selama ini Allicia menganggapnya itu mimpi. Tapi kali ini Dia yakin ini bukan mimpi. Jantungnya berdebar kencang. Serasa ada kupu kupu diperutnya. Entahlah kenapa rasa itu selalu ada ketika dia berdekatan dengan Dante sedari dulu. Itu pula yang membuat Dia selalu menghindari Dante. Bahkan lebih senang tinggal di Asrama walaupun liburan tiba. Itu karena Dia ingin menghilangkan perasaan itu tapi ternyata tidak bisa. Rasa aneh itu tetap tidak berubah malahan semakin kuat. Rasa yang dirasakan ketika hanya berdekatan dengan Dante. Dia tidak pernah merasakannya ketika berdekatan dengan Josh ataupun Randy atau juga George yang jelas jelas kerap memintanya untuk menjadi kekasihnya.

Cekrek..
Pintu terbuka. Tampak Garnita ditemani Geralda muncul disana dengan nampan ditangannya.

"Makan dulu sayang..setelah itu minum obat. " Ucap Garnita lembut.

" Nanti saja Nanny. Aku mau ketemu Dante dulu. " Jawab gadis itu sambil bersiap turun dari tempat tidur.

" Tidak..jangan turun, biar nanti Dante aku suruh menemuimu. Ayo makanlah dulu. "

Nanny menahannya. Allicia tetap bersikeras untuk turun dari tempat tidur tapi Garnita dan Geralda menahannya.

" Nanny...Geralda..minggir aku akan bertemu Dante. " Ucap Allicia dengan nada kesal.

" Ada apa..kenapa ribut sekali. "

Suara itu. Suara ketus Dante. Allicia terdiam. Garnita dan Geralda tersenyum penuh makna. Kemudian mereka beriringan keluar dari kamar. Terdengar kikikan Geralda sebelum pintu ditutup. Sementara Dante duduk disisi tempat tidur, menatap lurus ke manik mata hazel Allicia.

" Ada apa Cia. " Tanyanya lembut.

Allicia tersipu. Pipinya merona dan jantungnya seperti biasa tidak normal detaknya jika berdekatan dengan Dante.

" Aku ingin bertemu denganmu sebelum makan." Ucapku sambil menunduk.

" Hey..tatap lawan bicaramu sweetheart."

Dante menyentuh dagu Allicia. Mata mereka bertatapan. Jantung mereka berdetak tak beraturan. Tiba tiba Dante memajukan wajahnya dan bibirnya mengecup bibir Allicia begitu lembut. Allicia terbelalak..mata hazel itu membulat begitu cantik. Dante menatapnya sayu.

" Maaf..aku tidak dapat menahannya lagi." Ucap Dante lirih.

"Maafkan aku Cia..please don' t be angry..sorry..really sorry." Ucapnya lagi.

Allicia masih terpaku. Lidahnya kelu. Dia tidak dapat berkata kata. Ada rasa yang tak bisa diungkapkan tapi yang pasti dia seperti ingin berteriak sekencang kencangnya. Dia begitu merasa bahagia.

Allicia memeluk Dante erat. Dia juga tidak mengerti mengapa itu dilakukannya. Sementara Dante merasa takjub dengan reaksi sambutan dari Allicia. Dante menghirup wangi yang menguar dari tubuh Allicia. Begitu menenangkan. Allicia sendiri merasa nyaman berada dipelukan Dante.

" Aku sudah sehat ." Gumam Allicia.

" Kau sudah sehat.?"

Dante mengerutkan dahinya sambil menatap Allicia yang merenggangkan pelukannya.

" Yah..aku sudah sehat karena kecupan dan pelukanmu."

Masih dengan suara lirih. Pipinya memerah. Kemudian menunduk.
Dante bergetar tak siap dengan pernyataan gadis di depannya.

Cup..

Belum hilang rasa heran dihatinya Dante mendapatkan kejutan lain. Allicia mengecup bibirnya.

" Aaah...Cia.." erangnya.

Ditatapnya mata hazel yang berbinar indah itu. Ada senyum dibibir Allicia. Selanjutnya kembali memeluk Dante, merebahkan kepalanya didada bidang lelaki itu.

" Bolehkan? " Bisiknya kemudian

" Yaah ..tentu sayang..kapanpun." jawab Dante ditelinga Allicia.

Jantung mereka berdegup kencang. Bertalu saling beriringan seolah musik yang begitu merdu. Mereka merasakan bahagia yang tak bisa mereka lukiskan. Ada senyum yang terukir dibibir masing masing.

THE BODYGUARD (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang