Setelah kejadian di Villa. Dante tidak menemukan Allicia di Mansion. Ini sudah hari ke tiga Allicia tidak ditemukan di Mansion. Semua orang diam ketika ditanya. Mereka seolah bersekongkol dengan Allicia. Garnita dan Geralda selalu memandangnya dengan tatapan sinis. Jackson yang biasanya tersenyum ramah pun sering kali memalingkan muka ketika berpapasan.
Dante merasa frustasi dengan keadaan ini. Entah sudah berapa ratus kali Dia menghubungi ponselnya tapi selalu tidak aktif. Ketiga sahabatnya pun bungkam. Bahkan Josh sampai menerima pukulan diwajahnya tapi tetap menggeleng tidak tahu berada dimana Allicia.
Sementara si pembuat masalah, Theresa, sudah menerima balasannya. Dante segera memecatnya. Dia kesal sekali melihat wajah sok manis dengan senyum yang dibuat buat muncul dihadapannya tanpa merasa bersalah.
" Masih belum menemukannya.?" Tanya Sean hati hati.
Dante menggeleng. Wajahnya kusut, ada lingkaran hitam diseputar matanya. Sudah tiga malam ini Dia tidak bisa tidur. Dia menghisap rokoknya dalam dalam. Entahlah ini sudah batang keberapa, yang pasti bekasnya berserakan disekitarnya duduk. Sean miris melihatnya. Merasa iba dengan keadaannya.
" Kau sudah bertanya pada ketiga sahabatnya?" Tanya Sean lagi. Dante hanya mengangguk. Sean menghela nafasnya.
" Kau sudah coba ke Villa yang di dekat danau itu, bukankah kau bilang itu salah satu tempat yang disukai Allicia selain Villa dipegunungan itu."
Dante mendongak menatap Sean. Wajahnya sedikit cerah. Dia bergegas keluar dari ruangan menuju parkiran. Dengan tergesa masuk ke mobilnya.
" Louise...pulanglah..aku akan menjemput Cia." Teriaknya, Louise mengangguk sambil melambaikan tangannya.
Perjalanan menuju ke Villa itu cukup jauh. Dante mengemudikan mobilnya dengan cepat tapi tetap fokus. Dia ingin segera menemui Cianya..Cintanya..hidupnya...Aahhh...dimana kamu sayangku, erangnya.
Setelah hampir 2 jam menempuh perjalanan, akhirnya Dante sampai ditempat yang dituju. Dia segera turun dari mobil dan memasuki Villa itu dengan tergesa.
Ketika dia memasuki ruangan yang menghubungkan ruang depan dan ruang makan dia menemukan Allicia keluar dari kamar dengan celana pendek dan kaos putih. Allicia tampak terkejut sejenak lalu menunduk dan setengah berlari menuju taman belakang Villa.
" Cia..baby..please.."
Suara Dante memohon sambil mengejar Cia nya. Menarik tangannya sehingga Allicia berbalik menghadapnya. Dante langsung memeluknya. Allicia tidak menolak.
" Baby ..baby..please..don' t be angry.."
Suara lirih Dante di telinga Cia nya.
Kemudian dia menangkup kedua pipinya mencium keningnya lama. Allicia memejamkan matanya. Menikmati ciuman dari lelakinya." Jangan pernah pergi menjauhiku sayang..aku tak akan bisa hidup tanpa ada dirimu disisiku." Ungkapan Dante begitu lembut.
" please..forgive me." Ucapnya lagi dengan mata sayu menatap manik mata hazel gadisnya. Allicia masih memandangnya dengan dingin. Dante meringis melihatnya.
Cup..
Tiba tiba Allicia mencium bibirnya.
" Aku merindukanmu." Ucapnya lembut. Tentu saja Dante terkejut. Allicia tersenyum manis sekali. Dante tersenyum dan mengusap puncak kepala gadisnya.
" Aku..aku lebih merindukanmu sayangku.." Balas Dante sambil mencium lembut bibir tipis didepannya. Wajah Allicia merona merah.
" Kau terlihat lebih cantik ketika tersipu." Goda Dante.
Gadis di depannya makin tersipu dan segera menyembunyikan wajahnya didada Dante. Begitu bahagianya ternyata jatuh cinta, Dante tersenyum.
" Jangan pernah marah lagi..jangan pernah pergi lagi..aku takkan sanggup sayang.."
Suara Dante penuh senyum. Allicia menggangguk dengan senyuman. Dia kembali memeluk Dante erat. Dante tentu membalasnya dengan segenap jiwanya.
" Tidak akan lagi." Iirih Allicia didalam pelukan Dante yang selalu membuatnya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD (Completed)
RomanceDante pieter adalah bodyguard Mr. Simon King, pemilik perusahaan King's Star. Dia sudah menjadi bodyguard sejak usianya 18 tahun. Dante begitu setia pada Mr. King yang menggapnya sebagai adiknya sendiri. Sampai Mr. King meninggal karena kecelakaan d...