Suara dentuman musik terdengar begitu memekakan telinga. Ada suara jeritan jeritan terdengar. Dante penasaran dengan suara yang bersumber dari kamar Allicia. Tanpa mengetuk dia membuka pintu kamar itu.
Tampak Allicia menggoyang goyangkan badannya sambil menjerit jerit menatap penampilan Boy Band di Televisi. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Dia terus berjingkrak jingkrak tanpa sadar ada yang memperhatikannya.
Dante tersenyum samar melihat tingkah gadisnya. Dia akan menutup rapat pintu kamar itu ketika terdengar benturan keras.
Brughk..
" Kau kenapa.." teriaknya sambil berjalan cepat menghampiri tubuh yang kini telah tergeletak di lantai.
Sedikit kaget gadis itu menatap Dante." Jatuh.." jawabnya sambil meringis mengusap kakinya.
" Tidak bisa kah kau tidak terluka sehari saja my dear.."
Dante berjongkok di depannya. Gadis itu tersenyum sambil menggeleng. Dante berdecak kesal. Dia memijit perlahan kaki gadisnya.
" Sakit..?" Tanyanya dengan suara lembut
" Sedikit ." Jawab gadis itu pelan sambil terus menatap wajah Dante yang berada didekatnya. Begitu dekat. Dia tersenyum. Jantungnya berdebar kencang . Dia memegang dadanya, mengusapnya pelan.
"
Kenapa..apa dadamu juga sakit. " Dahi lelaki itu berkerut." Yah...jantung berdetak begitu kencang setiap berdekatan denganmu. Apakah kau tidak seperti itu.." wajah menggemaskan itu tersenyum ceria.
" Yaah...apalagi jika melihat kau tersenyum ceria seperti ini."
Dante mengusap pipi gadis itu dengan sayang. Merengkuh kepalanya menyimpan didadanya.
" Kau mendengarnya sayang." Dante menunduk menatap wajah Cia yang bersandar didadanya. Gadis itu menggangguk. Pipinya menghangat, sembarut merah mewarnai pipinya.
Ddrrtt...drrtt...
Suara ponsel Allicia mengintrupsi. Allicia memencet tombol hijau.
" Hallo..Al...it's me..Darren." ucap suara disebrang.
" Darren..." Teriak Allicia ceria.
" Yah..aku ada didepan Mansionmu."
Allicia menutup mulutnya, matanya melotot tak percaya. Dia bergegas berlari keluar kamar. Meninggalkan Dante yang menatap kepergiannya.
Dante bergegas menyusulnya. Diteras rumah Dia mendapati Allicia sedang memeluk seorang lelaki seumurannya. Rahang Dante mengeras. Dia berbalik menuju ke dalam Mansion.
" Dante.."
Suara ceria Allicia menghentikannya. Dante berbalik dan menatapnya dingin.
" Sini...kau kenal Darren kan..anaknya Aunty Annabelle, kakak tertuanya Aunty Doria."
Tangan mungil itu menggapainya. Aah ..iya..Dante ingat sekarang siapa Darren. Dia mengangguk dan menyalaminya. Kemudian Dante permisi untuk masuk ke ruang kerjanya.
Eerrgghh...walaupun itu anaknya Mrs. Annabelle, bukan berarti dia bebas memeluk gadisku,gumamnya. Dante menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.
Entah sudah berapa jam dia duduk dalam ruang kerjanya tanpa melakukan apapun. Pikirannya tidak tenang membiarkan Allicia berduaan dengan Darren.
Cemburu..aahh..ternyata menyesakkan dada jika cemburu seperti ini. Dante tidak menyukainya. Sakit sekali.
" Dante..makan malam sudah siap, kau akan bergabung bersama kami..?" Itu suara lembut Garnita dibalik pintu.
Cekrek...
Pintu terbuka setelah beberapa lama tak ada jawaban.
" Hey..kenapa kau diam dalam gelap seperti ini."
Suara Garnita sedikit khawatir. Dia menyalakan lampu dan tampaklah sosok yang dicari sedang menengkupkan kepalanya diatas meja.
" Dante..ada apa.. kau sakit..?" Garnita menghampirinya dan menggoyangkan lengannya pelan. Dante kaget. Mengangkat wajahnya menatap Garnita.
" Tidak..aku tidak sakit.." jawabnya parau.
" Aku hanya merasa sakit dadaku ketika melihat Cia memeluk Darren." Lanjutnya lirih. Garnita tersenyum.
" Kau cemburu Dan...ternyata gunung es yang ketus ini bisa juga cemburu."
Garnita terkekeh. Dante meringis.
" Kau sudah tua Dan..bukan ABG lagi..tapi tingkahmu seperti anak yang baru jatuh cinta."
Garnita masih terkekeh. Menatap Dante yang wajahnya mulai dijalari warna merah. Garnita tak henti terkekeh.
" Aaahhh...Aku memang baru jatuh cinta Garni..dan aku tidak tahu ternyata rasanya seperti ini.." Suaranya seperti rengekan. Garnita tertawa pelan.
" Turunlah untuk makan malam. Nona sudah menunggumu..dan jika kau ingin bertanya tentang Darren..dia sudah pergi sedari tadi. Dia kudengar mengajak Nona untuk pergi tapi Nona menolak dan malahan meninggalkannya masuk ke kamar lalu tidur. Ketika aku berpapasan dengan Nona dan menanyakan kenapa tidak ikut pergi dengan Darren..kau tahu apa jawabnya."
Alis Garnita terangkat dengan senyum lucu tersunggung manis. Dante menggeleng.
" Dia tidak ingin menyakitimu karena dia mencintaimu. Dia ingat..kau tidak suka Dia berdekatan dengan lelaki lain selain dirimu."
Dante terdiam. Kaget dengan paparan panjang Garnita.
" Ayo temui gadismu..jangan terus cemburu seperti itu Tuan kaku.." tawa Garnita terdengar sebelum dia menghilang dibalik pintu..
Aaahhhh...Cia .Cia..kau begitu menggemaskan, batinnya.Ada senyum bahagia di wajah Dante. Segera dia beranjak untuk menemui gadisnya yang menunggunya untuk makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD (Completed)
RomanceDante pieter adalah bodyguard Mr. Simon King, pemilik perusahaan King's Star. Dia sudah menjadi bodyguard sejak usianya 18 tahun. Dante begitu setia pada Mr. King yang menggapnya sebagai adiknya sendiri. Sampai Mr. King meninggal karena kecelakaan d...