Meet George

6K 351 6
                                    

Setelah hampir seminggu beristirahat, Allicia memutuskan untuk pergi ke kampus hari ini. Sejak pagi dia sudah bangun dan bersiap. Kemudian menuju ruang makan untuk sarapan.

" Hey..cantik..sudah siap ke kampus?" Sapaan Garnita menyambutnya di ruang makan. Allicia tersenyum dan mengangguk.

" Dimana Aunty.?" Tanyanya sambil menyuapkan potongan roti ke mulutnya.

" Sepertinya masih dikamarnya." Garnita menuangkan orange juice ke gelas nonanya. " Kau tidak menanyakan Dante ?" Tanya Garnita dengan senyum.

Allicia memutar bola matanya, pipinya memerah. Garnita yang melihatnya tersenyum geli.

" Kau akan pergi diantar Louise atau Jackson nona..?" Tanya Garnita lagi.

" Hhmm...aku akan telpon Josh untuk menjemputku. Jawabnya sambil mengangkat ponselnya.

" Tidak..aku akan mengantarmu."

Suara ketus itu milik Dante. Dia duduk disebelah Allicia sambil merebut ponselnya. Mata hazel indah itu membelalak.

" Ada apa..kau mau dijemput Josh?" Tanyanya masih dengan suara ketusnya.

Allicia menggeleng. Dia bingung dengan perubahan sikap Dante. Kemarin dia begitu baik, batinnya.

" Om..ayo kita pergi." Allicia berdiri dan menarik lengan Dante.

" Sudah mau pergi beautiful.?"

Mrs. Doria keluar dari kamarnya dan menghampiri Allicia.

" Hati hati baby..jangan membuatku khawatir lagi..okay..siang ini aku kembali ke Canada. Dante..jaga dia untukku."

Selepas berkata dia memeluk Allicia dan menciumi pipinya. Allicia membalasnya. Dante mengangguk patuh dengan muka datar.

Sesampai diparkiran kampus Dante membukan pintu untuk Allicia. Dia menggenggam jemari Allicia dan melangkah memasuki kampus.

" Om mau mengantarku sampai ke kelas." Tanya Allicia yang heran melihat Dante ikut mengiringi langkahnya, karena biasanya Dante hanya mengantarnya sampai di parkiran saja.

" Bisa tidak panggil aku om." Ucapnya dingin.

" Kenapa..aku biasa memanggilmu om." Jawab Allicia.

" Cia..kau kekasihku sekarang..jangan panggil om." Ucapannya membuat

Allicia terpekik kaget..tangannya yang bebas menutup mulutnya. Jantungnya berdebar tidak karuan. Pipinya memerah.  Dante terus menariknya menuju kelas tanpa peduli dengan keadaan Allicia.

Sesampai didepan kelas Dante memeluk Allicia, mengecup perban yang menutup lukanya, mengusap pipinya lalu mendorongnya pelan untuk masuk ke dalam kelas.

" Wuuuiih..ada cerita apa antara Bodyguard dan nonanya sampai seperti itu?"

Suara Clarissa menyadarkan Allicia yang seolah melayang ke alam mimpi dengan perlakuan Dante. Kemarin kemarin memang Dante pernah melakukannya, tapi tidak di depan umum atau Dia lah yang sering memeluk dan mencium pipi Dante. Dan..dan..dia bilang tadi aku kekasihnya..ya Tuhan..dia bahkan belum mengatakan cinta padaku, batin Allicia.

" Al..hallo..Al..are you okay?" Kali ini suara Randy.

Allicia cepat menggeleng berusaha menemukan kembali kesadarannya.

" I'm fine.."

Lalu Allicia berlalu meninggalkan sahabatnya itu.

Sementara Dante berkeliling kampus. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal dan matanya menyorot tajam begitu melihat apa yang dia cari. Dia berjalan cepat menghampirinya

Buggh..bugghh..

Orang itu tersungkur. Darah keluar dari sudut bibirnya. Dante tidak berhenti.

" Ampuun..ampun.." teriak orang tersebut.

Dante menatap orang itu tajam. Tangannya mencengkram kepalanya.

" Ingat..sekali lagi kau mengusik Allicia, kau akan mati George. Aku bersumpah untuk itu." Bentaknya keras.

George menatapnya ketakutan. Dante berlalu sambil membetulkan jasnya.

" Tolong ingatkan temanmu, aku tidak main main dengan ancamanku." Ucapnya sebelum berlalu sambil menepuk pundak Rion teman George yang ada disana. Rion mengangguk.

Dante pergi meninggalkan kampus dengan nafas lega. Apapun akan dilakukannya untuk melindungi gadis terkasihnya. Cinta..ya ..aku jatuh cinta seperti yang mereka katanya. Dia tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

THE BODYGUARD (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang