Setelah kepergian Mr.King tugasku bertambah. Selain memimpin perusahannya, aku juga harus menjaga Allicia sesuai dengan amanat Mr. King sebelum menutup mata.
Sementara Mrs. Doria mengambil alih tugas untuk memimpin perusahan property Mr. King di Canada yang beberapa bulan lalu diresmikan. Allicia sendiri diharuskan kembali ke negeri ini dan melanjutkan kuliahnya sambil sesekali datang ke butik milik Mrs. Doria untuk melihat perkembangannya, karena butik itu baru berjalan 2 bulan.
Allicia tidak berubah setelah hampir 5 tahun tidak bertemu karena Mr. King mengirimnya ke Boarding School di Singapura, kalau pun pulang untuk liburan tidak pernah lama dan aku jarang bertemu dengannya. Entahlah dia seolah menghindari atau aku yang terlalu sibuk.
" Selamat pagi Mr, meeting hari ini jam 11 sampai makan siang. Sepertinya Ms. Allicia harus hadir karena perusahaan tersebut menanyakan pewaris Mr.King, saya rasa tidak mungkin kita meminta Mrs. Doria untuk hadir kan."
Suara Sean asisten pribadi sekaligus sahabatku memecah lamunanku.
"Yah..tolong minta Louise untuk menjemput Cia." Jawabku tanpa mengalihkan mataku dari layar PC di depanku.
" Dante..are you okay.."
Suara Sean sedikit khawatir. Aku menatapnya. Lalu menganggukkan kepalaku.
" Yah..what's wrong.." aku balik bertanya.
" Tidak..tidak..kau terlihat aneh belakangan ini."
" Aneh..maksudnya.." aku mengerutkan dahi, bingung.
" Kau seperti orang sedang jatuh cinta." Ucapnya dengan senyuman.
" What...are you kidding me.." suaraku meninggi..
Sean tergelak dan berlalu. " Ternyata kau tidak terlalu pintar. Kau bodoh teman." Ucapnya sebelum hilang dibalik pintu.
Aku sendiri bingung. What..jatuh cinta. Entah ide dari mana sampai Sean punya kesimpulan seperti itu. Katanya aku aneh..aneh kenapa..aku hanya sering merasa sesak dan jantung berdebar kencang ketika berdekatan dengan Cia. Ketika dia dengan manja memelukku atau Dia menciumku dibeberapa kesempatan. Aku merasa begitu senang dengan hanya memandangi mata hazelnya dan aku merasa begitu sakit dadaku ketika Sean memujinya atau ketika Cia berbincang dan tertawa lepas bersama Josh, sahabat kecilnya.
Heey...yah..tentu..tentu saja ini aneh..aku tidak pernah merasakannya selama ini. Bahkan ketika dengan manjanya Talita menyender di bahuku dan mencium pipiku. Aku tidak pernah merasakannya. Begitu juga ketika Clarissa sahabat Cia memelukku dihari ulang tahunku.
Ada apa denganku. Aku sendiri tidak merasa yakin dengan tanda tanda yang diberikan oleh tubuhku. Aku jatuh cinta. Bullshit. Aku mengenal Cia sejak gadis itu berumur 6 tahun. Ketika aku menyelamatkannya dari mobil yang akan menabraknya. Hari dimana hidupku berubah, dari seorang Dante yang bukan siapa siapa menjadi seorang Dante yang dikagumi dan diperhitungkan dikancah bisnis dunia. Hari dimana Mr.Simon King menemukannya. Itu sudah sekitar 11 tahun yang lalu. Aku merasa bahwa Cialah yang menjadi keberuntunganku yang membuatku berjanji untuk selalu menjaganya dengan segenap jiwa ragaku.
Lalu sejak kapan getar itu terasa. Aku tidak yakin, tapi yang kurasakan aku selalu merasa begitu berdebar setiap didekatnya. Sejak dulu. Sejak Cia manja dan nakal itu selalu menarik perhatiannya dengan semua tingkah lakunya yang membuat semua orang menggelengkan kepala.
" Hey..hey..melamun huh..memikirkan perkataanku..apakah gunung es sudah meleleh.. siapa gadis yang begitu hebat membuatnya seperti ini."
Suara Sean yang diiringi tawa mengisi ruanganku kembali. Aku menatap tajam kepadanya.
" Wuuuih..serem.." dia tertawa keras sekali.
" Ada apa lagi." Tanyaku datar.
" Perwakilan perusahan yang akan bekerja sama dengan kita sudah menunggu di ruang rapat." Ucapnya setelah tawanya usai.
Aku mengangguk dan berlalu mendahuluinya menuju ruang rapat.
Sebelum masuk ke ruang rapat aku berpapasan dengan Cia yang baru keluar dari lift ditemani Louise dan jackson. Aku menatapnya. Cia tersenyum manis. Senyum yang entah sejak kapan selalu hadir dimimpiku. Senyum yang selalu membuat jantungku berdetak lebih keras.Dia menghampiriku dan seperti biasa memelukku dan mencium pipiku. Aku membeku. Ada gelenyar aneh di hatiku. Jantungku tak terkontrol. Berdetak begitu keras. Aku sampai takut Cia mendengarnya. Sean yang berdiri disebelahku menatapku penuh tanya, kemudian ada senyum terukir di wajahhnya. Senyum menyebalkan yang seolah mengejekku.
" Maaf om aku harus bicara apa nanti dirapat itu.?"
Suara manja Cia begitu indah ditelingaku. Aku menatap bibir tipisnya yang menarik.
" Om..om. .kok malahan bengong. "
Cia menggoyang goyangkan tanganku. Aku tersadar. Kuulas senyum sekilas.
" Tidak usah bicara apa apa. Duduk dan diam saja. " Ucapku dengan suara sedikit serak.
Sean tersenyum ditahan, tangannya menutupi sebagian mukanya. Aku menatapnya tajam. Dia mengangkat tangannya seolah berkata..sorry.
" Ayo kita ke ruang rapat Mr, mereka sudah menunggu. "
Suara Theresa sekretarisku mengintrupsi kami. Kami pun berjalan segera menuju ruang rapat. Cia berjalan didepanku dengan gayanya yang selalu ceria. Aku menatap penampilannya sekilas. Kaos putih dipadu celana jeans dan sepatu boot, jelas jelas bukan pakaian yang pantas untuk dipakai menghadiri rapat. Tapi aku tidak bisa berbuat banyak, itulah Cia dengan gayanya. Aku tersenyum sendiri. Senyum yang kurasa lebih sering hadir setelah kehadiran Cia kembali di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BODYGUARD (Completed)
RomanceDante pieter adalah bodyguard Mr. Simon King, pemilik perusahaan King's Star. Dia sudah menjadi bodyguard sejak usianya 18 tahun. Dante begitu setia pada Mr. King yang menggapnya sebagai adiknya sendiri. Sampai Mr. King meninggal karena kecelakaan d...