The Process of Adventure Travel

194 11 10
                                    

"Kini ku menemukan mu di ujung waktu ku patah hati. Lelah hati menunggu cinta yg selamatkan hidupku.." lagu yg terdengar dari headset yg sejak lama sudah terpasang di telinga untuk menemani perjalanan panjang seharian ini.

Memang benar bahwa musik bisa mewakili suasana hati para pendengarnya dan musik juga bisa menjadi pilihan yg di gemari banyak orang ketika sedang berada di posisi boring.

Senja sudah menampakkan diri bersamaan dengan orang-orang yang satu per satu mulai sadar dari hibernasi sementaranya untuk mempersingkat waktu dan menghilangkan kejenuhan selama perjalanan.

Lagi-lagi aku terjebak pada sorot mata yg sangat menyebalkan untuk ku tatap.

"Aahhhh geramnya!" keluh ku dalam hati.

Kegelisahan mulai menyerang...

"Kenapa lagi dek ?"

"Itu, dia liat ke sini terus. Kan kesel!" keluh ku sambil buang wajah ke arah jendela bus.

"Sejak kapan dek ?"

"Sejak awal duduk di sini sampai detik ini juga. SKSD banget!" jawab ku kesal.

Memang dia yg sejak awal jumpa sepertinya akan menjadi musuh bebuyutan ku. Karena tak ada 1 alasan pun untuk ku harus berteman dengan nya apa lagi untuk menyukainya, rasanya tidak mungkin.

Kalian mungkin bisa membayangkan ketika harus menghabiskan waktu seharian di perjalanan dengan orang yg menyebalkan, sok keren, sok ganteng, sok misterius dan sok-sok.an deh. Yg pastinya aku tidak suka.

...

11.00 WIB

"Semua sudah naik kan ? Barang-barang sudah di naikkan semua belum nih bro ?"
Tanya Rahmat kepada teman-teman..

"Sudah di dalam semua Mat"

"Lengkap Mat"

"Formasi aman coy" Jawab yg lainnya..

"Hayuklah mang kita berangkat" Ajak Rahmat pada sopir bus.

"Monica sm Mbak Hesty mana ya ?" tanya Rahmat dari belakang.

"Hadir!" jawab ku sambil berdiri untuk menunjukkan posisi kami duduk.

"Gak asik lah kalau cewek duduk sm cewek. Berpasangan aja biar seru". Sahut Riski yg selalu ngereceh.

"Hhuuuhh dasar pikasebeuleun" jawab Bayu sambil ketawa..

Bagiku itu tidak lucu, walaupun mungkin maksud mereka hanya bercanda untuk mencairkan suasana yg sejak awal memang nampak tegang. Ah, Tetap saja semua nya terlihat menakutkan.

Perjalanan dari Prabumulih ke PagarAlam dengan Bus membutuhkan waktu -+ 7 Jam (kalau tidak salah, aku lupa). Rute yg di Lewati itu dari Prabumulih - Muara Enim - Tanjung Enim - Lahat - PagarAlam.

..

"Krriiuukk kkrrriiiuukk" cacing di perut mulai menuntut haknya untuk segera di penuhi. Dan waktu sudah menunjukkan pukul setengah 3 sore. Wajar saja kalau aku merasa lapar karena perutku belum mendapatkan makanan sejak sarapan pagi tadi.

"Yuk, lapar gak ?"

"Jangan di tanya, banget malah"

"Hahahah kirain aku doang yuk".
"Maaattt, laper" aku mengadu pada Rahmat seperti kepada ayah ku hehhee

"Iya bentar lagi sampe, tahan dulu ya" jelas Rahmat lembut seperti bicara pada anaknya wkwkw

"Kok bentar lagi ya, bentar lagi sampe mana nih?" gumam ku dalam hati

Pengalaman PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang