Alpha V 0.1. || Alpha

19.6K 2.9K 203
                                    

Jungkook tidak sendiri di sini.

Jungkook baru saja menemukan sosok pemuda yang sama sepertinya menyandang status Omega.

Apakah ini mimpi bagi Jungkook?

Ataukah memang nyata?

Jungkook, entah mengapa dia tersenyum tulus. Dia mendapatkan teman seorang Omega pria yang sama sepertinya. Semoga saja pemuda itu mau menerimanya menjadi teman.

"Mereka, para Alpha memang terbiasa melakukan kekerasan pada Omega pria. Hanya pada Omega pria." jelas Jungkook ketika dia melihat Yoongi menggenggam tangan Jimin dengan erat.

Yoongi mendesah. Dia melirik Jungkook sekilas. Ada raut wajah sendu dan emosi bercampur aduk menjadi satu. "Kau berkata terbiasa? Memangnya selain Jimin yang berstatus sebagai Omega di sini, siapa yang menjadi Omega pria lainnya?"

"Aku." Jungkook menjawab sendu, membuat Yoongi merapatkan bibirnya rapat-rapat.

"Maaf. Aku kurang mengetahuinya." jawab Yoongi dengan nada menyesal. "Biasanya aku paling peka soal perbedaan Alpha, Beta, atau Omega. Tapi entah mengapa perasaanku kacau dan aku tidak bisa menebaknya dengan tepat."

Jungkook tersenyum tulus. "Tidak apa, Yoongi-ssi. Aku mengerti. Kau pasti khawatir dan cemas dengan keadaan Omegamu."

Yoongi mengangguk, menatap wajah Jimin yang masih jatuh pingsan. Dia menatap ke arah Jungkook lagi. "Para Alpha. Apakah dia suka melakukan kekerasan padamu?" Yoongi membahas hal itu lagi.

Jungkook mengangguk. "Ya. Mereka sangat ganas. Mereka membenci Omega pria hanya karena Omega pria itu menjijikkan. Padahal jika mereka mengenal lebih dalam, Omega pria sama seperti Omega wanita." Jungkook mengulum bibirnya sekilas. "Aku tidak tahu mengapa mereka sebegitu bencinya dengan Omega pria, hanya saja jika mereka tidak suka, maka kekerasan akan didapatkan oleh Omega pria itu sendiri."

"Apakah kau sering mendapatkannya?"

Pertanyaan Yoongi membuat Jungkook mengangguk pelan. "Selalu, ketika pulang dari kuliah. Jika aku tidak menuruti keinginan mereka, maka aku diancam akan diperkosa dan diberi tanda klaim tanpa mau mereka bertanggung jawab. Tapi tetap sama, aku menuruti atau tidak, mereka akan tetap berlaku kasar padaku." bibir Jungkook bergetar untuk bercerita, membuat Yoongi dirundung perasaan bersalah luar biasa.

"Maaf. Aku tidak bermaksud untuk mengungkitnya." Yoongi menyatukan kedua telapak tangannya untuk meminta maaf.

Jungkook menggeleng. "Tidak apa, Yoongi-ssi. Aku menjawab pertanyaanmu." Jungkook tersenyum.

Yoongi mendesah. Dia menoleh ke arah tangannya yang sedari tadi mengelus kening Jimin yang masih tidak sadarkan diri. Dia kembali menatap Jungkook. "Ah, soal ancaman mengklaimmu, apa kau belum bertemu dengan Alphamu?"

Jungkook menggeleng pelan. "Belum. Masih dalam pencarian."

Yoongi mengangguk. "Siapa namamu?"

"Kim Jungkook. Aku mahasiswa semester tiga di sini. Jurusan manajemen." jawab Jungkook. Sesekali matanya melirik ke arah tangan Yoongi yang kini menggenggam tangan Jimin.

"Terima kasih." ujar Yoongi yang membuat Jungkook menatapnya. "Terima kasih telah menolong Jimin untukku. Sebagai gantinya, kau bisa pulang bersama kami seterusnya."

Perkataan Yoongi membuat Jungkook tersenyum lembut.

Jungkook menggeleng. "Aku tidak mengharapkan imbalan, Yoongi-ssi. Aku tulus menolong Omegamu."

Yoongi mengangguk paham. "Panggil aku 'Hyeong' saja. Aku jurusan seni musik semester enam. Sementara Jimin, kau bisa memanggilnya 'Hyeong' juga karena sepertinya kau lebih muda dari Jimin."

Alpha V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang