Alpha V 0.1. || Invitation

11.6K 1.9K 329
                                    

Menjauh adalah hal paling berat yang harus Jungkook lakukan.

Dia akan merelakan takdirnya tidak bahagia bahkan Omeganya mati dalam dirinya seiring berjalannya waktu.

Biarkan Alphanya bahagia. Jungkook tidak ingin membuat Alphanya menangis walaupun sebenarnya Alphanya juga tersiksa dengan keadaan ini.

Termenung dalam keadaan nasib baik yang tidak memihaknya, teman Omega wanita Jungkook menepuk bahu Jungkook, membuyarkan lamunan Jungkook.

"Jungkook, mau tidak jika kau bertugas untuk menggandakan kertas ini?" tanya teman omeganya itu.

Jungkook baru tersadar jika dia sedang melakukan tugas kelompok bersama teman-teman satu kelompoknya. Beruntungnya dia berada dalam satu kelompok teman dekatnya yaitu sesama Omega walaupun berbeda gender.

Jungkook mengangguk. "Baiklah."

"Di depan universitas, Jungkook."

Jungkook mengiyakan, beranjak pergi meninggal diskusi yang sebenarnya Jungkook tidak terlalu perhatikan itu untuk menggandakan kertas catatan yang telah dikarang dengan rapi.

Jungkook mengeratkan mantelnya, keluar dari gerbang universitasnya sembari menggenggam kertas itu dan beberapa lembar won.

Baru saja sepuluh kali melangkah, atensi Jungkook teralihkan pada sosok Taehyung di seberang jalan yang tengah menanti seseorang dengan bersandar di pintu mobil. Jungkook menghentikan langkahnya untuk mengamati Taehyung.

Sosok wanita cantik dan anggun keluar dari gerbang sekolah menengah, berlari kecil dan melambaikan tangan ke arah Taehyung yang dibalas Taehyung dengan senyuman dan Taehyung menghampirinya.

Jungkook dapat melihat interaksi Alphanya dengan wanita cantik itu yang diasumsikan Jungkook adalah tunangan Taehyung. Tanpa Jungkook duga sebelumnya jika di sana, Alphanya tengah mencuri kecupan di bibir wanita itu.

Omega dalam diri Jungkook melolong sedih melihat itu. Jungkook memutuskan untuk melanjutkan langkahnya, mengabaikan air matanya yang jatuh membasahi pipinya dan dia hanya bisa tersenyum.

'Semoga kau bahagia, Alpha...'

Keesokannya, Jungkook dikejutkan dengan suara teriakan yang menggema dari arah ruang keluarga.

Jungkook bergegas keluar dari kamarnya dan mendapati ayahnya tengah emosi kepada ibunya.

"Bagaimana kau bisa melukai Namjoon?" tanya ayah Jungkook dengan murka.

"Aku tidak sengaja." jawab ibu Jungkook sembari mengobati tangan Namjoon yang terluka.

"Jangan menyalahkan Mama. Aku yang berniat membantunya merebus air tapi gagang panci itu patah karena tidak sengaja kusenggol dengan sikuku." Namjoon menimpali.

"Sudah tahu kau ceroboh, mengapa kau berinisiatif untuk membantu ibumu?"

Namjoon menggeleng. "Aku membantu Mama untuk membuat masakan dan kue untuk Jungkook, Papa. Dia ulang tahun hari ini. Apa Papa tidak mengingatnya?"

Ayah Jungkook hanya bisa menghela napas sembari mengedikkan bahunya. "Papa lupa. Maaf."

Namjoon tersenyum. "Tidak apa. Papa, nanti malam pulang lebih awal, bisa?"

Ayah Jungkook mengangguk. "Akan Papa usahakan."

Entah mengapa hati Jungkook yang mendengarnya terasa menghangat dan Jungkook tersenyum pelan.

Alpha V ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang