"Ketawa lo?" sinis Yarhan tajam
"Kagak"
"O"
Ingin rasanya Syifa menggorok kepala lelaki disampingnya ini. Tapi jangan, karna anak orang.
"Nana.... Ingin rasanya Syifa menggorok kepala Yarhan..."
"Tapi jangan... Ooouuhh... Karna anak orang... Yeeaayyy yeeayy....."
Yarhan menatap Syifa bengong dengan suara Syifa yang benar-benar merdu (merusak dunia) bahkan rasanya telinga Yarhan mau copot.
"Mati saja kau sana! Yeeay yeay!!" suara Syifa semakin seperti penyanyi rock
"ASHYIFA PRIANINDITA BAGASKARA!!!!!!!"
Sip sekarang Syifa langsung diem, dan berdiri seolah tidak terjadi apa-apa.
"Mampus" Syifa langsung menengok ke arah Yarhan dengan tajam
Bakk
Syifa menendang tulang kering Yarhan. Bukan Yarhan yang merasa sakit, melainkan Syifanya yang sangat kesakitan.
"Anyirr.. Itu kaki apa posil dinosaurus??" tanya Syifa sambil terus memegang kakinya yang sakit
Saat sedang memegang kakinya suara bariton seseorang membuat Syifa menengok dan meneguk ludahnya.
"Syifa kenapa ayah sampe harus ke sekolahmu?" tanya Frien dari depan kelasnya.
Yarhan menyergitkan dahinya ia merasa bingung dengan penampilan Frien sekarang.
Serius ayah Syifa orang biasa? Batin Yarhan
Pasalnya Frien menggunakan kemeja putih dengan dasi dan juga jaz hitam yang melekat di tubuhnya.
Bukan hanya itu saja, Frien datang menggunakan mobil yang biasa orang bilang hanya dimiliki beberapa orang di Indonesia saja.
Pak Adhi keluar kelas dan mendapatkan Frien yang sedang berdiri menatap putrinya garang.
Dan bahkan ada beberapa siswa yang melihat wajah Frien sampe menutup mulut, seperti kaget.
Hehe... Ayahnya Syifa itu sebenernya masih muda, gak kalah cogan.
Itu ayahnya Syifa?
Gak salah?
Itu ayahnya Syifa?!
Itu pak Frien Bagaskara kan?!
Serius lo?!
Yarhan yang dapat mendengar percakapan siswi dibelakangnya ini sukses membuat ia sedikit terkejut.
Lalu ia menatap Syifa yang sedang menatapnya juga, karna Syifa juga mendengar perkataan siswi tersebut.
Pak Adhi kemudian mendatangi Frien dan mengajaknya ke ruang guru begitupun Syifa. Tapi Yarhan sudah disuruh ke kelas
Saat sampai kantor, Frien dan Syifa langsung di suruh duduk oleh pak Adhi
"Yah, kok ayah yang dateng sih? Biasanya kan bunda yah" tanya Syifa karna baru pertama kali ini ayahnya datang, dan ia tidak mau identitasnya terbongkar.
"Emangnya kenapa?"
"Identitas aku loh yah"
Frien lupa jika putrinya meminta agar identitasnya tidak terbongkar siapa ia sebenarnya. Tapi Frien yang telah datang ke sekolahnya dan membongkar identitasnya
"Hehe... Maaf, lagian nanti cepat atau lambat pasti ketauan identitas kamu yang sebenarnya Syifa" ucap Frien sambil mengelus rambut Syifa
"Oiya pak, ada apa memanggil saya?" tanya Frien
KAMU SEDANG MEMBACA
YARHAN PUTRA
Teen FictionDingin belum tentu tidak peduli begitupun peduli, belum tentu akan selalu peduli. ~YARHAN PUTRA PRATANA~