Sekarang Syifa sedang memakai hoddienya lalu memakai sepatu snikersnya.Setelah selesai mereka berangkat menggunakan mobil milik Yarhan.
Dan ternyata bunda, ayah, dan Syafa sedang menunggu mereka di rumah mereka yang sederhana itu.
Setelah semua berkumpul, mereka lalu berangkat mengikuti mobil milik ayah Syifa.
Di dalam mobil, Syifa banyak diam.
Yarhan fokus ke jalanan, sedangkan Syafa asik bermain game mobanya.
"Syifa" panggil Syafa
Syifa hanya melirik sesaat lalu kembali melihat keluar jendela.
"Ashyifa" panggil Syafa lagi dengan suara yang agak meninggi
Syifa menoleh dengan wajah betenya
"Apa?"
Sebelum menjawab, Syafa melirik Yarhan sebentar lalu kembali berbicara
"Yarhan udah tau siapa ayah?"
Bukannya Syifa yang menjawab, melainkan Yarhan yang menjawab
"Pengusaha yang lagi naik daun" jawabnya datar dan dingin
"Em.. Yar, ayahku bukan hanya pengusaha" ucap Syifa
Yarhan lantas menaikkan satu alisnya
"Lalu?"
Syifa kembali menghembuskan nafasnya
"Liat aja deh nanti" ucapnya
Yarhan tak menjawab dan tetap melanjutkan perjalanannya.
****************
Dua mobil berhenti di sebuah rumah yang sangat megah, tapi sayangnya rumah itu terletak di dalam hutan.
Yarhan memarkirkan mobilnya lalu keluar bersama Syifa dan Syafa.
Yarhan memperhatikan rumah besar itu.
"Ini rumah kamu?" tanya Yarhan sambil melihat beberapa bodyguard yang menjaga rumah itu
"Hm. Iya" jawab Syifa seadanya
Yarhan menatap Syifa dalam.
Lalu Yarhan memegang pundak Syifa
"Kenapa?" tanya Yarhan
Syifa hanya menggeleng dan tersenyum.
Yarhan hanya menghembuskan nafasnya
"Syifa, Syafa, Yarhan. Kesini" panggil Iskara.
Ketiga anak itupun menghampiri Iskara.
Lalu mereka masuk kedalam rumah itu.
Saat masuk Yarhan sempat membulatkan matanya.
Sangat banyak senjata api dan belati-belati.
"Mafia"
Satu kata itu mampu membuat seisi ruang menoleh ke Yarhan.
"Om Frien mafia" ucapnya lagi
Sedangkan yang omongkan hanya tersenyum.
"Kamu takut nak Yarhan?"
"Tidak"
Sontak semuanya terkejut dengan jawaban Yarhan
Frien langsung tersenyum ramah. Lalu mengajak Yarhan ke meja makan, mereka makan bersama, bercanda gurau bersama. Seperti keluarga yang sangat harmonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
YARHAN PUTRA
Teen FictionDingin belum tentu tidak peduli begitupun peduli, belum tentu akan selalu peduli. ~YARHAN PUTRA PRATANA~