Mata Syifa mengerjap-ngerjapkan beberapa kali hingga tatapannya bertemu dengan mata elang milik Yarhan.
Syifa merasakan jantungnya yang terus berdetak dengan cepat dengan nafas yang menyangkut di tenggorokan nya.
"Yar, kita belum sah. Jangan sekarang"
Yarhan mendekatkan wajahnya dengan wajah Syifa yang sudah pucat.
Dekat
Semakin dekat
Dan...
Plak! Yarhan menyentil jidat Syifa kuat hingga membuatnya meringis.
"Pikiran yang sangat kotor" ucapnya datar dan langsung bangun dari tidurnya.
"Lah? Kan tadi lo yang narik gue ke kasur tolol, kok nyalahin gue?"
Yarhan berdiri dan kembali mengambil bantal dan selimutnya.
"Mau kemana?"
Yarhan tidak menjawab dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa milik Syifa
"Aku tidur di sofa" ucapnya dingin
"Oiya, aku tau aku tampan, jadi kalo mau jujur tinggal jujur aja" lanjutnya dengan senyuman yang begitu jarang ia keluarkan.
Syifa bengong dan tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Yarhan.
Dan pada akhirnya ia lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya dikasur yang lama-kelamaan membawanya ke alam mimpi.
********SKIP******
Suara kicauan burung itu terdengar begitu keras di telinganya, matanya yang sangat mengantuk itu sangat sulit untuk dibuka
Tumben banget tu suara burung dekat banget ama telinga gue, biasanya juga gak sekeras ini batinnya dan kemudian membuka kelopak matanya, saat ia merasakan beberapa rintikan air menetes di wajahnya.
Dan saat matanya sudah terbuka lebar, ia sadar ada seekor burung di depan wajahnya.
Sontak saja ia berteriak
"AAA!!! Astaghfirullah.. Itu.. Burung kenapa ada di kamar"
Yarhan dan Syafa hanya menatap Syifa datar.
"Lu bedua..." Ucap Syifa
Dan mereka masih menatap datar Syifa
"Liat jam berapa?"
Syifa duduk dan melihat jam ternyata pukul 08.35
Mata Syifa terbuka lebar bahkan ia lebih terkejut lagi saat melihat abangnya dan kekasihnya itu menggunakan seragam lengkap.
"Yah... Gue.. Gue kenapa gak dibangungin?!"
Syifa hendak berlari tapi Yarhan menahan tangannya.
"Mau kemana?"
Syifa menghempaskan tangan Yarhan dengan kesal
"Mau sekolah lah!"
Lagi, Yarhan menahan tangan Syifa. Tapi kini ia menariknya hingga Syifa kembali duduk.
"Ck. Kenapa sih?" Ucap Syifa dengan kesal
Yarhan menatapnya diam, kemudian menghembuskan nafasnya.
"Kamu sakit, gak usah sekolah"
Syifa merasa aneh dengan perkataan yang di lontarkan oleh Yarhan.
"Sakit? Astaghfirullah.. Sakit dari mananya sih? Gue sehat-sehat aja Yar. Udah ah gue mau sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
YARHAN PUTRA
Teen FictionDingin belum tentu tidak peduli begitupun peduli, belum tentu akan selalu peduli. ~YARHAN PUTRA PRATANA~