12. Arnold

134 13 0
                                    


"Sampe Indo kapan?"

"Minggu lalu" jawab lelaki itu memadang kota jakarta dari atas Rooftop.

"Kok lo nggak ngasih tau gue?"

"Emang lo bakalan peduli.

Gadis itu tersenyum remeh "Kalau gue nggak peduli, gue nggak bakalan buang-buang hari libur gue ke tempat yang lo anggap penjara itu."

Lelaki itu mematikan puntung rokok yang dari tadi hisapnya.

"Siapa tau itu karna lo kasihan, Sekaligus merasa bersalah atas kesalahan pacar lo dulu" ujarnya kemudian bangkit pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo tau gue bukan tipe orang yang merasa bersalah atas kesalahan yang bukan gue perbuat" teriaknya.

Lelaki itu menghentikan langkahnya, dia memiringkan senyumnya.

"Tapi gue denger lo minta maaf ke Aska, atas kesalahan teman lo."

"Ohya, Kalian pacaran lagi. Enak yah jadi Aska, melupakan semua apa yang terjadi, dan dia tetap bisa sama-sama orang yang di sayang" ucapnya kemudian benar-benar pergi dari tempat itu.

**

Aska berjalan di lorong sekolah, matanya mencari seseorang yang terakhir kali di temuinya saat memberikannya coklat sebelum bel masuk kelas.

"Aska?"

Aska menoleh saat dirinya merasa terpanggil. Senyumnya mengembang saat melihat siapa yang memanggilnya

"Atha."

"Lo dari mana? Tadi nggak ke kantin."

"Gue ada urusan sedikit. Lo mau kemana?"

"Mau cari cewek tapi lo keburu datang"

Agatha menyatukan alisnya, dia mencerna apa yang cowok di depannya ini katakan. Bibirnya terangkat membentuk lengkungan sempurna. Kemudian tangannya diam-diam bergerak dan memberikan cubitan ke perut Aska membuatnya meringis, memohon ampun.

"Sekarang kok lo ngeselin sih?" kesal Agatha menunduk.

Aska hanya tersenyum, tangannya bergerak menangkup wajah cantik Agatha. Aska menatap Agaha yang memutar bola matanya ke arah lain.

"Bercanda sayang" ucapnya lembut.

"Bercanda lo nggak lucu"

"Takut banget gue cari cewek lain?"

"Takutlah. Kamu kira nunggu kamu selama dua tahun itu gampang"

Aska yang mendengar itu mengerutkan keningnya. Agatha sadar apa yang di katakannya tadi. Dia menggerutu di dalam hati.

"Udah ah, gue laper!" Ucap Agatha menarik, tangan Aska. Aska mencoba tersenyum dengan sejumlah pertanyaan di benaknya.

"Udah nggak kesal lagi?" goda Aska membuat Agatha melepaskan tangan Aska. Dan masih terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Tapi Agatha sedikit bernafas lega, setidaknya Aska tidak membahas ucapannya tadi.

Aska hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa sih yang nggak gue tau?" batinnya. Kemudian berlari mengejar Agatha.

**

Agatha, terus menatap tajam ke arah Aska yang sedang duduk bersama Tara di meja lain. Tara tadi meminjam Aska, katanya ada hal yang perlu di bicarain secara pribadi.

"Itu mata santai aja dong"

Agatha sedikit terkejut ketika seseorang tiba-tiba, duduk di sampingnya.

"Arnold" ucapnya, "Orang biasa aja kok" sambungnya lagi.

"Biasa aja tapi mata lo udah hampir keluar"

Agatha menatap cowok itu sinis "Ngapain kesini?"

Arnold meminum Jus lemon milik Agatha, kemudian tangannya merangkul gadis itu, "Lo nggak suka gue disini?"

Agatha menghela nafasnya kemudian menatap Arnold "Bukan nggak suka, aneh aja tadi di rooftop lo bersikap dingin tapi sekarang apa yang lo lakuin".

Arnold terkekeh pelan"Gue cuman mau pastiin lo nggak ngelempar piring ke arah cewek di samping Aska, mengingat gimana sifat cemburuan lo itu."

Agatha tidak memperdulikan ucapan Arnold, matanya fokus menatap Aska yang kini sedang menatapnya serius. Tapi tak berlangsung lima detik Agatha memutuskan kontak mata mereka berdua.

Kringg

Agatha mengambil ponsel di sakunya. Darinya berkerut melihat nama Aska tertera di ponselnya.

"Nih anak ngapain ngirimin pesan" gumamnya.

Kalau mau selingkuh di kondisikan, gue masih ada disini.

Agatha menatap Aska bingung yang masih menatapnya. Kini dia menepuk jidatnya mengerti. Agatha menjauhkan tangan Arnold yang sedari tadi berada di pundaknya.

"Sifat cemburuan Aska juga nggak hilang" gumam Arnold tapi masih bisa terdengar di telinga Agatha.

"Kayak lo nggak kenal dia aja" jawab Agatha santai. "Lo di kelas berapa?" tanya Agatha.

"Gue X1 Ips 2"

Agatha hanya menganggukkan kepalanya.

"Atha?"

Agatha menatap Aska yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan mejanya.

"Gue anterin lo ke kelas!" ucap Aska menarik tangan Agatha.

Arnold menunggingkan senyumnya kemudian bangkit dari tempat duduknya.

"Makanan cewek lo belum habis. Biar gue yang pergi!" ucapnya.

"Enak yah jadi lo. Makasih udah buat gue nanggung semuanya" sambung Arnold menepuk pundak Aska.

Agatha menarik Aska keluar dari kantin. Dia tidak mau Arnold akan mengatakan hal-hal yang macam-macam.

***

Fikri terus menganggu Nila yang sedang menonton drama korea, kebetulan saat ini adalah free class karna guru-guru sedang rapat.

Fikri berdecak ketika Nila sama sekali tidak menganggapnya ada, Fikri sudah melakukan berbagai cara agar dapat menarik perhatian Nila, tapi nihil Nila sama sekali tidak mempedulikanya. Fikri telah menarik narik ujung rambut Nila, menggoyangkan bangkunya, Memukulnya, tapi hasilnya tetap sama.

Fikri menatap teman kelasnya yang sibuk dengan kegiataannya masing-masing.

"Agatha kemana sih?" pekik Fikri kesal.

"Makan daging anjing dengan sayur kol"

Fikri menatap gadis di sampingnya dengan tatapan heran. Entah angin dari mana tiba-tiba Nila bernyanyi dengan suara yang cukup kencang lalu setelah itu dia tertawa.

Fikri mengangkat tangannya dan menempelkan telapak tangannya di kening gadis itu. Setelah itu dia menggeleng miris "Dia lagi sakit!"

***

Aska menghentikan langkahnya, Membuat Agatha turut berhenti.

"Lo tau maksud perkataan teman lo tadi?"

"Gue nggak tau" jawab Agatha gugup.

Aska memegang kepalanya, sebuah ingatan samar-samar muncul di otaknya. Dia merintih kesakitan saat merasakan kepalanya yang tiba-tiba sakit.

Agatha yang melihat itu, panik bukan main. Dia mendudukkan Aska ke tempat duduk di sampingnya.

"Lo kenapa, jangan mikirin yang berat-berat Ka', gue mohon!"

Aska kini menatap Agatha dalam, ada banyak pertanyaan di benaknya.

"Kalian sebenarnya siapa?"

My Boyfriend AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang