21. Tara

84 6 0
                                    


Aska menatap Agatha yang kini tertidur di atas mobil. Saat pulang dari mall tadi, Agatha langsung tertidur.

Aska tersenyum tipis, mengingat bagaimana tingkah laku Agatha tadi di time zoon, dia bermain seperti anak kecil. Tak jarang dia tertawa dan heboh sendiri.

Agatha membuka matanya. Dengan wajah memelas dia mendorong wajah Aska yang terlalu dekatnya. Kemudian melihat sekeliling mobil. Sekarang mereka sudah berada di depan rumah Agatha.

"Sekarang udah jam berapa?" tanya Agatha dengan nada serak.

"Jam sembilan kurang lima menit?"

Agatha membulatkan matanya, mengingat jarak dari Mall ke rumahnya cuma butuh tiga puluh menit, dan mereka pulang dari mall pada pukul 18.00 berarti sekarang Agatha tertidur kurang lebih dua jam. Mengapa Aska tidak membangunkannya?

"Masuk gih!" pintah Aska lembut.

Agatha mengangguk kemudian meraih tasnya dan hendak membuka pintu, tapi dia terdiam sebentar kemudian beralih menatap Aska yang sedari tadi memperhatikannya.

"Makasih buat hari ini, Gue seneng bisa ngabisin seharian sama lo!"

"Gue juga seneng, liat lo marah-marah seharian!!"

Agatha refleks menarik hidung Aska yang sedang tertawa, sampai hidung tersebut berwarna kemerahan.

"Muka doang yang manis, tapi sifat nggak ada manis-manisnya" kesal Aska.

Agatha menatap Aska tajam, membuat Aska menelan savilanya. Kemudian dengan perlahan Aska mengangkat dua jarinya "Piss!!" ucapnya tersenyum kikuk.

Agatha keluar dari mobil tanpa mengubris Aska, membuat Aska menepuk jidatnya. Kemudian keluar dari mobil mengikuti Agatha.

Saat Agatha hendak masuk, Aska mencekal lengannya dan menarik gadis itu ke pelukannya.

"Galak terus ngambekkan tapi gue tetap sayang banget lo. Lo guna-gunain gue yah?" bisik Aska lembut sampai cubitan mendarat di perutnya, membuatnya sedikit meringis pelan, dan tambah mengeratkan pelukannya.

"Kalau lo udah gue guna-gunain, otak lo nggak bakalan setolol ini Aska."

"Iya Atha. Maafin abang ganteng ini!!"

Agatha melonggarkan pelukannya, kemudian mendongakkan wajahnya menatap Aska yang ikut menatapnya.

"Najis!" Cibir Agatha, Aska hanya terkekeh pelan. Kemudian kembali merapatkan Agatha ke dada bidangnya.

"Atha?"

"Hmm,"

"Gue sayang sama lo."

Agatha tersenyum tipis tanpa sepengatuhan Aska, "Gue juga sayang sama Cha Eun Woo."

Aska melepas pelukannya, menatap Aska kesal. Dia sedikit memajukan bibirnya, membuat Agatha gemas dan langsung menarik pipi cowok itu.

"Tapi lebih sayang sama orang yang ada disini!"

"Gue?"

"Bukan. Tapi tukang bakso itu!" ucap Agatha menunjuk tukang bakso yang baru saja lewat.

Aska kembali memasang wajah kesalnya, Agatha yang sudah puas melihat wajah kesal cowok di hadapannya, maju beberapa langkah kemudian mengusap rambut cowok itu lembut.

"Gue lebih sayang sama lo!"

Senyum aska melebar, Sesaat sebelum dia menarik pipi cewek manis di hadapannya.

"Gue masuk ya?!"

Aska mengangguk, lalu Agatha melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Good night sayang" Teriak Aska, membuat Agatha terkekeh di dalam rumahnya.

My Boyfriend AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang