20. Bukan cinderella

96 9 0
                                    


"Ampunnn tha'!!" teriak Aska, saat Agatha kini mencekik lehernya. Orang yang berada di taman menatap mereka berdua dengan berbagai macam tatapan aneh.

Agatha melepaskan tangannya, kemudian mengambil kantong makanan yang ada di tangan cowok itu.

"Jangan ikutin gue!!" tegas Agatha dengan berapi-api. Dia sangat kesal membaca pesan tadi itu.

Sedangkan Aska kini dia merutuki kebodohannya, seandainya dia tau cewek tadi akan mengatakan hal itu, dia tidak akan memberikan nomor Agatha kepadanya, bahkan dia tidak akan meladeninya.

Aska mengacak kepalanya frustasi, kemudian kembali berlari mengejar Agatha yang sudah jauh darinya.

"Ini kebalikan dari kata Hal romantis" cibir Agatha sambil terus memakan makanan yang ada di tangannya. Entah sudah berapa bungkus makanan yang di habiskannya sendirian.

"Atha?"

Agatha menoleh ke Aska yang memanggilnya, dia hanya mendengus melihat wajah Aska.

Aska berhenti berlari, dia ngos-ngosan. Cuaca hari ini sangat panas. Aska membungkuk memegang lututnya karna lelah.

Bukk

Aska mengusap usap kepalanya sambil meringis, dia baru saja terkena lemparan sepatu dari seorang macan betina.

"Atha!!" geram Aska."Gue nggak bakalan balikin sepatu lo"

Mata Agatha melebar, mengapa dia harus melemparkannya menggunakan sepatu? Mengapa bukan menggunakan batu saja. Sial!

Agatha menatap kaki kanannya yang tidak beralas.

"Askaa!! Balikin sepatu gue" teriak Agatha dengan suara cemprengnya.

Aska yang mendengar itu, sedikit tersenyum. Dia pikir Agatha akan terus berjalan tampa menggunakan sepatu. Ternyata tidak. Ternyata cewek itu juga punya rasa malu.

Aska mendekat ke arah Agatha yang sedang memajukan bibirnya. Saat sampai di hadapan Agatha, cowok itu berlutut, memasangkan sepatu Agatha.

Agatha hanya terdiam melihat perlakuan Aska, Di detik berikutnya dia kembali mengingat isi pesan yang masuk ke ponselnya tadi membuatnya kembali merasa kesal.

"Nggak usah ngerasa macan betina jadi cinderalla!" ucap Aska, lagi-lagi membuat Agatha kesal. Cewek itu memukul kepala cowok itu kasar, Aska hanya tertawa, kemudian melanjutkan ucapannya "Lo emang bukan cinderella karna lo Agatha Anastasya, gue nggak mau lo jadi orang lain selain Agatha yang saat ini jadi pacar gue!" ucapnya sambil berdiri.

Agatha memutar bola matanya"Iya tapi ngatain cewek sendiri itu dosa!" pekik Agatha menyodorkan minuman kepada Aska, dia tau cowok itu pasti sangat haus.

"Siapa suruh galak"

"Bukan gue yang galak, lo yang bikin kesel"

"Bilang aja emosian!!"

"Tuhkan Aska. Lo emang nyebelin" Agatha memukul-mukul cowok itu

Saat Agatha sibuk memukulnya, Aska menarik cewek itu ke dekapannya.

"Tapi sayangkan." bisik Aska lembut.

Agatha terdiam sejenak, kemudian melepaskan pelukan Aska.

"Nggak!" ketusnya pergi meninggalkan Aska yang sedang tertawa. Agatha tau pasti Aska menertawakan wajah Agatha yang memerah.

Saat Agatha serius berjalan. Tiba-tiba Aska berada di hadapannya. Meletakkan tangannya di Atas kepala cewek itu, sehingga wajah cantik Agatha tidak terpapar matahari langsung.

"Hal romantis nomor 7" ucap Aska.

Agatha tidak bisa menahan senyumnya, perlakuan Aska memang sederhana tapi bisa menghilangkan semua kekesalannya kepada cowok itu.

"Cie senyum!" goda Aska, tangannya masih melindungin Agatha.

"Nggak!" jawab Aska. Dia berusaha menjauh wajahnya dari bawah telapak Aska, tapi cowok itu tetap mengikutinya.

Agatha tertawa melihat wajah kelelahan Aska, yang terus mengikutinya kesana kemari. Perlahan Agatha menurungkan tangannya Aska dari atas kepalanya. Kemudian menggenggamnya.

"Tangan lo pasti capek"

"Itu tau!" ucap Aska datar, tapi tak berselang lama dia meringis karna baru saja mendapat cubitan dari Agatha.

"Tapi capeknya udah hilang saat lo genggam kayak gini?" Ucap Aska mengangkat tangannya  sudah saling bertautam dengan tangan Agatha.

"Pengen muntah tau nggak denger lo ngomong kayak gitu!"

"Itu tulus Tha'!"

"Tapi geli dengarnya"

"Tapi lo suka."

"Iyalah suka"

Aska tertawa, kemudian mengajak Agatha duduk di taman.

"Nggak capek?" tanya Aska.

"Nggak."

"Gimana mau capek, dari tadi ngemil mulu!"

Agatha hanya memperlihatkan deretan giginya. Dia kembali membuka satu bungkus kerupuk Potato dan memakannya.

"Abis ini kita ke time zoon?" tanya Agatha sambil memasukkan kerupuk ke dalam mulut Askam

"Iya."

Mereka terus bercanda sesekali Agatha mengerucutkan bibirnya karna kesal tapi tak berselang lama, dia kembali tertawa.

Aska terus memandang wajah Agatha yang kini tertidur, dengan paha Aska sebagai bantal. Kaki Agatha di luruskan pada dinding kursi panjang untung saja saat ini Agatha memakai celana jeans panjang. Jadi tidak akan ada yang mengambil keuntungan dari posisi Agatha saat ini.

"Sekarang kamu sudah tau semuanya, jangan terlalu di fikirin apa yang sudah terjadi. Masalah kakak Tara, kamu bisa nebusnya ke Tara. Tapi ingat jangan berlebihan sampai buat kamu kehilangan Agatha."

Aska mengusap-usap rambut Agatha. Mengingat apa yang di katakan mamanya semalam. Membuatnya bisa lebih tenang setelah apa yang terjadi.

"Tengkuk kepala kamu nggak panas?" tanya Agatha yang kini sudah membuka matanya. Dia mengubah posisinya menjadi duduk.

Aska hanya menggeleng, dia memang sengaja melindungi wajah cewek itu dari sinar matahari, karna pasti akan menganggu tidurnya. Walaupun kepalanya hendak terbakar, mengingat teriknya panas matahari hari ini.

"Mau ke time zoon?"

Agatha melirik jam tangan hitam yang melingkar di lengannya. Sekarang jam menunjukkan pukul 12.35.

Agatha mengangguk, sebelum Aska menariknya dari tempat itu. Jangan lupakan makanan yang setia di bawah oleh Agatha.

My Boyfriend AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang