2

267 32 0
                                    

AYA POV

Sinar matahari menembus sela sela kecil di jendela. Sinarnya menyentuh mata ku dan membuat ku terbangun dari tidur lelap ku. 'Hmm seperti biasa, selalu indah dan menenangkan' aku bergumam dalam hati seraya membuka gorden kamar hotel ku. Sudah dua hari ini aku berada di Paris, dan hal itu menandakan bahwa hari ini adalah hari terakhir ku berlibur di kota dengan sejuta keromantisan ini.

Aku melihat ke arah jam dinding yang mengarahkan jarum pendeknya ke angka 7. "Hah?? Udah jam 7? Aishhh! Harus cepet siap-siap, jangan sampe waktu liburan gue hari ini harus kepotong gara-gara kesiangan berangkatnya" , gerutuan ku membuat ku harus bersiap-siap dan berpaling dari indahnya pemandangan pagi di kota Paris.

Setelah selesai bersiap-siap, aku melangkahkan kaki ku keluar hotel dan mengunjungi salah satu cafe di dekat hotel. Cafe itu sangat ramai, namun itu bukan lah hal yang mengherankan. Dua hari yang lalu aku juga selalu sarapan di cafe ini, selain makanannya yang enak, suasana di cafe ini juga sangat klasik dan menenangkan.

"Bonjour" sapaan ku membuat sang pemilik cafe menorehkan pandanganya kepada ku.

"Bonjour, one chicken cheese sandwich and one hot green tea right?"

Perkataannya membuat ku tersenyum sembari berkata "I know it, you always remember me and my order, like yesterday"

Pemilik cafe itu tersenyum sembari memberikan pesanan ku "Of course, how can i forget beautiful lady like you. And you always come with your wonderful smile, I love it lady. Bon appétit"

"You praise me or praise yourself? What you say before is more suit for you madam. Mercie, I will enjoy this lovely breakfast" perkataan ku membuat wanita pemilik cafe itu tersenyum malu. Aku pun mengambil sarapan ku dan menuju ke salah satu meja di dekat jendela, tempat favorit ku.

Belum selesai aku memakan sarapan ku, tiba-tiba aku melihat seorang lelaki dengan pakaian serba hitam di seberang cafe. Pandangan ku terarah memperhatikan lelaki itu, awalnya aku melihat dia hanya karena penampilannya yang begitu kusut dengan rambut berantakannya. Tapi setelah dilihat lihat cara jalannya agak aneh, dia seperti sedang terluka.

Tiba-tiba dia terjatuh, tidak ada seorang pun yang menolongnya. Tanpa ragu aku melangkahkan kaki ku keluar cafe dan menolongnya. Betapa terkejutnya aku ketika melihat lelaki itu, penuh luka dan lebam di wajahnya dan ketika aku melihat tanganya yang menutupi perutnya aku tersentak dan terdiam.

'Astaga! Darah!'.

SHIFAN POV

Aku berlari menusuri jalanan di kota Paris menghindari para preman yang ingin membunuh ku sembari memegangi perut ku yang tertusuk pisau salah satu preman itu. 'Sialan! bahkan sampai di Paris pun dia ga ngebiarin gue bernafas dengan tenang'.

Aku berjalan tertatih sambil menahan sakit di perut ku. Aku ingin ke rumah sakit tetapi rasanya tidak mungkin. Jika aku ke rumah sakit pasti akan ada kabar yang menghebohkan esok hari dan aku harus bersiap dengan pers yang menyebalkan.

Aku merogoh kantong celana ku untuk mengambil handphone ku dan menghubungi Jimmy. Tapi sialnya aku tidak menemukan handphone ku dan aku pun terjatuh lemas di pinggir jalan  'Arghh bisa mati gue kalo gini caranya' aku bergumam di dalam hati seraya menahan sakit yang bertambah parah di perut ku.

Tiba-tiba ada seorang wanita yang mendatangi ku dan menatap ku dengan pandangan khawatir. Tatapannya menelusuri diriku mulai dari wajah, hingga arah matanya terdiam dan memperhatikan darah yang mengalir dari perut ku.

"A a a are you okey sir?" perkataan gagap nya membuat ku tersadar bahwa wanita ini sangat terkejut dengan kondisi ku saat ini.

"Can you help me please?"

Believe In You [ WENGA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang