8

196 30 0
                                    

Sorry ga sempet update minggu lalu... ku mudik soalnya 😁. Aku update lagi minggu ini sekaligus mau nanya pendapat ke kalian. Karena lagi ada masalah sama hanbin aku jadi ga enak pakai visualisasi dia buat tokoh antagonisnya... jadi aku serahin ke kalian, mau visualisasinya diubah atau tetap dia aja? Kalau mau diubah dan ada saran tentang visualisasi penggantinya, tulis pendapat kalian di comment yaaa

💜 I Purple You All 💜

~ ~ ~ Happy Reading ~ ~ ~

.
.
.
.
.

*AYA POV*

"Siapa bilang perasaan kamu hanya sepihak? Ayana Salvina, I think I'm falling love with you too"

Aku mematung mendengar perkataan Shifan ketika dia memeluk ku. Aku melepas pelukannya dan menanyakan apa maksud perkataan Shifan tadi.

"Sejak kapan? Hmm maksud saya kalau memang bapak punya perasaan yang sama dengan saya, kenapa bapak selalu seperti ingin menjauh dari saya?"

"Aku ga tau pasti kapan, mungkin sejak di Paris. Dan untuk alasan dari pertanyaan kamu, intinya aku hanya ga ingin kamu terluka. Aku belum bisa kasih tau kamu alasan detail nya. Aku perlu waktu"

"Kalau begitu, gapapa pak. Bapak bisa memberitau saya kalau bapak sudah siap"

"Yaudah pulang yuk, aku antar. Lagi pula kaki kamu lagi sakit dan kamu juga ga bawa mobil kan hari ini?"

"Iya pak" aku tersenyum.

Shifan membantu ku untuk berjalan menuju mobilnya. Kemudian Shifan pun mengantarkan aku ke rumah. Sesampainya di rumah, aku melihat ada kakek ku di taman rumah. Aku melihat kakek ku memandang aneh ke arah mobil. Sepertinya karena kakek ku tau ini bukan mobil yang dikenalnya.

"Ada kakek kamu?" Shifan menanyakan tentang keberadaan kakek ku.

"Ahh iya kayaknya lagi main kesini" mendengar perkataan ku, Shifan hendak turun dari mobil.

"Bapak mau ngapain?"

"Mau bantu kamu turun, sekalian nyapa kakek kamu"

Shifan pun langsung turun dan membantu ku untuk turun dari mobil. Mengetahui bahwa aku dan Shifan yang datang kakek ku langsung menghampiri kami.

"Aya? Loh nak Shifan antar Aya pulang?"

"Ahh iya pak, tadi kaki Aya keseleo makanya saya antar pulang. Lagian Aya juga ga bawa mobil hari ini"

"Astaga kamu kenapa Ay? Ko bisa sampe keseleo?"

"Hehe salah numpu di tangga tadi kek"

"Huh ada ada aja kamu Ay. Duh nak Shifan maaf ya jadi ngerepotin sampai antar Aya pulang"

"Ahh gapapa pak, ga ngerepotin sama sekali ko. Lagian rumah Aya sama saya searah"

"Yaudah masuk dulu yuk. Sini Aya biar saya aja yang tuntun"

"Saya aja pak, gapapa"

"Yasudah. Bersyukur kamu Ay dapet bos baik kayak nak Shifan"

Aku hanya tersenyum mendengar perkataan kakek tadi. Aku, Shifan dan kakek pun masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah ada ibu ku yang langsung menghampiri ku karena khawatir melihat kaki ku terluka.

Setelah menanyakan kondisi ku, ibu mengajak Shifan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum pulang. Karena ayah ku sedang ada urusan di Malang dan kakak ku sedang lembur kerja, makan malam pun langsung diadakan tanpa menunggu yang lain.

Shifan yang awalnya menolak, akhirnya menyetujuinya setelah dibujuk oleh ibu dan kakek ku. Setelah makan malam, aku membantu ibu ku untuk membereskan piring dan Shifan sedang di ruang tamu dengan kakek ku.

Believe In You [ WENGA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang