9. Boys' Plans

2.6K 209 3
                                    




            Pikiran Felix sungguh kacau setelah ia menerima panggilan. Arthur, sahabatnya, baru saja menelponnya.

            "What's wrong, dude?" Tanya Felix dahulu.

            "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Where are you?"

            "Easy, Bro. Aku sedang makan malam dengan Roxanne. Katakan saja, ada apa?"

            "Jadi, kau sedang bersama Roxanne," Felix yang mendengarnya mengerutkan dahinya. "Kenapa?" Tanya Felix.

            "Apa kita bisa bertemu?" Tanya Arthur. Sebelum Felix ingin menolaknya, Arthur melanjutkan kalimatnya yang langsung membuat felix merengut tidak suka. "Bawa Roxanne juga, aku ingin kita bertiga bertemu," lanjut Arthur.

            Cemburu? Tentu saja. Ia tidak ingin sahabatnya juga menyukai Roxanne, Aurore-nya. Ia bahkan belum mendapatkan penjelasan apapun dari Arthur, karena Arthur sudah menutup panggilannya. Ia jadi berpikir yang tidak-tidak. Sekembalinya ia di meja makan pun, pikirannya semakin menjadi-jadi.

            Sungguh, ia tidak ingin bersikap seperti ini pada Roxanne. Karena, mungkin saja Roxanne akan berpikir jika Felix sedang mempermainkannya. Bagaimana tidak, Felix sadar ia sudah mengatakan hal-hal manis itu lagi pada Roxanne. Karena itu, ia tidak ingin Roxanne menganggapnya hanya sekadar permainan.

            Felix membukakan pintu penumpang depan untuk Roxanne dan ia juga segera memasuki mobilnya. Saat ia melajukan mobilnya, tidak ada yang memulai pembicaraan. Felix masih berperang dengan pikirannya untuk menjauhkannya dari pikiran buruk tentang Roxanne maupun sahabatnya, Arthur.

            Roxanne merasa ada yang salah dengan sikap Felix. Pria itu terlihat begitu mencurigakan. Namun, ia tidak ingin bertanya lebih lanjut pada Felix karena ia sedang sibuk menyetir.

            Roxanne memandangi jalanan yang sedikit sepi. Namun, ia tersadar jika Felix baru saja melewati jalan menuju mansion-nya. Tentu saja Roxanne semakin bertanya-tanya dengan apa yang terjadi sebenarnya.

            "Felix? Kau baru saja melewati jalan..."

            "Kita akan ke suatu tempat dulu," potong Felix sebelum Roxanne melanjutkan perkataannya. Roxanne hanya mengangguk dan kembali melihat jalan.

            "Hmmm, kau tidak apa-apa, kan? Apa ada suatu masalah? Urusan kantor mungkin?" Tanya Roxanne.

            Felix hanya menggelengkan kepala sembari melirik Roxanne selama beberapa detik. Roxanne pun kembali terdiam.

            Akhirnya, mobil pun berhenti di pinggir sebuah jembatan. Roxanne melihat ada seorang pria yang sedang berdiri menyenderkan badannya di kap mobil. Roxanne mengenali wajah pria itu.

            Apa yang dilakukan teman Felix disini? Pikir Roxanne.

            Dilihatnya Felix turun dari mobil dan menghampiri temannya itu. Ia tidak tahu apakah ia juga harus turun atau tidak. Tapi, sepertinya ia harus diam di mobil saja. Felix bahkan tidak mengajaknya.

            Felix tahu ia seharusnya menjelaskan sesuatu pada Roxanne. Tapi, ia sendiri bahkan tidak mengerti apa yang akan dikatakan Arthur. Mengingat ia juga sedang menenangkan dirinya sendiri. Sungguh, felix tidak ingin membuat Roxanne berpikir yang tidak tidak, bahkan, membuatnya takut. Tidak sama sekali. Hanya saja, situasi ini sungguh membuah Felix merasa dirinya begitu kalut.

            Ia segera turun dari mobilnya dan menghampiri Arthur.

            "Intinya saja," kata Felix cepat.

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang