Now Playing : Shawn Mendes - There's Nothing Holding Me Back
"Hmmmm,"
Felix menoleh pada wanita yang duduk di kursi penumpang di sampingnya. Roxanne terus mengerang dan meracau tidak jelas. Bahkan wanita itu bangun dengan tiba-tiba dan memukul-mukul apa yang ada di depannya. Felix pun harus menghentikannya dengan satu tangannya yang bebas, sementara sebelah tangannya sibuk mengemudi.
Felix terkekeh geli melihat Roxanne yang sudah mabuk berat. Bukannya terlihat seksi, Roxanne malah terlihat seperti macan liar yang tidak mengenali posisinya saat ini.
Tak lama, mobil Felix sudah berhenti di depan mansion. Setelah ia turun dari mobilnya, ia berjalan menuju pintu penumpang Roxanne dan memandangi Roxanne yang masih meracau tidak jelas. Felix sempat bingung apa ia harus membangunkan Roxanne agar wanita itu sadar atau membopongnya menuju kamar.
Belum sempat felix memutuskan kebimbangannya, tiba-tiba saja Roxanne bangun. Felix mengangkat kedua alisnya saat kedua mata Roxanne terbuka dan memandangi Felix dengan diam.
"Tolong, gendong aku." Roxanne merentangkan kedua tangannya pada Felix dengan merengek.
Felix tergelak. Namun, sepersekian detik kemudian, ia berdeham.
"Apa kau cukup sadar untuk mengatakannya, hum?" Felix bersedekap dan menyenderkan punggunya di pintu mobil.
"Tolong, Felix. Hiks...aku....aku....hiks....aku sangat lemah....hiks.....felix."
Parahnya, Roxanne malah kembali menangis. Entah kini apalagi yang membuat wanita itu menangis saat mabuk. Felix merasa berada di posisi yang kurang beruntung, karena saat ini ia mendapati ada tukang kebun mansion yang sedang melihat ke arah felix.
"Is everything okay there?" tanya tukang kebun itu dengan suara setengah berteriak.
"Oh, yes. No need to worry. We're fine! Nothing happened here!" jawab felix seraya tertawa kecil.
Tukang kebun itu melangkah mendekati Felix. Felix tidak merada bersalah, namun ia malu. Sangat malu.
"Are you sure? You seem need a help there."
"No, no. don't worry. She's just," felix berhenti sebentar dan menoleh pada Roxanne yang sudah kembali tenang dan menutup matanya kembali. Ia mendesah pelan dengan lega. "She's drunk." Kekeh felix.
"Tiba-tiba saja dia memintaku menggendongnya tadi. Aku hanya menggodanya dan dia malah menangis. Padahal, aku memang akan menggendongnya. Tapi, berbuat ulah sedikit tidak apa, kan?" kekeh Felix yang hanya mendapat gelengan dari tukang kebun itu.
"I see. Sepertinya dia terlihat mabuk berat. Kau harus membuatnya hangat." Ucap tukang kebun itu dengan kekehannya.
"I know." Namun, seketika Felix sadar dengan ucapan tukan kebun itu. "Wait, what?" tanya Felix pada tukang kebun yang memang sudah akrab dengan Felix sejak kecil.
"What?" sang tukang kebun terlihat bersikap tidak tahu apa-apa.
"Sepertinya aku mendengar kau mengatakan...."
"Apa yang aku katakan?"
Felix terlihat bingung sendiri karena sebenarnya ia cukup mendengar perkataan tukang kebun itu dengan jelas. Ia bingung kenapa tukang kebun itu memberinya saran sepert itu.
"Dia sudah tenang." Ucap tukang kebun menyadarkan Felix.
Felix pun menoleh pada Roxanne yang memang sudah tenang. Felix menghela napas leganya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)
Roman d'amour#The Heirs series (1st) Felix Jullian Herbert, apa yang diinginkannya setelah melihat wanita itu hanyalah satu. Cintanya. Memperjuangkan cintanya hanya untuk mendapatkan 'kepercayaan' wanita yang ia percayai sebagai wanita pertama dan terakhirnya. B...