Now Playing: The Vamps - I Love Loving You.
Roxanne menoleh pada meja kerja Felix. Kemudian, ia teringat dengan perkataan Jeffrey tentang kesibukan Felix dan meringis. Ia menunduk pada Felix yang sedang tidur di paha Roxanne yang Felix gunakan sebagai bantalnya. "Kau sibuk ya?" tanya Roxanne. Roxanne menyisir rambut Felix dengan lembut.
"Akhir-akhir ini, begitulah," Felix menjawab dengan mengedikkan bahunya dan bersikap bodo amat. "Tenanglah, aku tidak akan melewatkan jam makan siangku, aku selalu mengerjakannya tanpa lupa makan siang. Sesuai saranmu," ujar felix kemudian tersenyum pada Roxanne.
"Hm, oke, terima kasih karena kau sudah menerima saranku dengan baik. Tapi, bukan itu masalahnya. Kita terlalu sering bertemu, felix. Dan aku tidak mau aku menjadi pengganggu jam kerjamu yang sibuk." Roxanne mengatakannya sambil mengelus lembut lengan Felix dan tersenyum manis.
Felix tercengang Roxanne mengatakan hal itu. Ia langsung terbangun dan duduk menghadap Roxanne di sampingnya.
"Apa yang kau katakan itu? Tentu saja tidak mengganggu sama sekali, Roxanne. Aku selalu mengerjakannya dengan cepat sehingga aku punya waktu untukmu juga. Kau bisa menanyakannya pada sekretarisku kalau kau tidak percaya padaku," jawab Felix.
"Baiklah. Baiklah. Oh, omong-omong, kemana sekretaris penggodamu itu?" tanya Roxanne sambil terkekeh. Ia jadi mengingat aski sekretaris felix yang layaknya wanita jalang itu.
"Tentu saja sudah kupecat. Kau sudah bertemu dengan James, kan. Dia sekretarisku yang baru. Mengingat kau akan lebih sering kesini bersamaku, tentu saja aku harus mengambil tindakan." Kata Felix dengan sombongnya. Ia seakan sedang memuji dirinya yang cepat tanggap dan penuh perhatian pada Roxanne.
"Baiklah, Tuan Tukang Sombong. Terima kasih atas tindakanmu itu, aku sangat sangat menghargainya." Kekeh Roxanne. Felix pun tertawa dengan panggilan barunya. Tuan Tukang Sombong.
Felix seakan mengingat tujuan ia membawa Roxanne kemari. Ia berdiri dari tempatnya. Roxanne yang melihat Felix sudah berdiri hanya menatapnya dengan diam. Felix mengulurkan tangannya pada Roxanne.
"Ayo," ajak Felix. Roxanne hanya menyambut uluran tangan Felix dan menjawab, "mau kemana?"
"Makan siang, sayang," jawab Felix. "Oh, taruh saja tasmu di sofa itu. Kita tidak akan makan di luar hari ini," Roxanne mengerutkan dahinya dan menuruti perkataan Felix.
"Kita akan makan siang dimana, Felix?" tanya Roxanne. Kini, mereka sudah berada di lift yang akan membawa mereka ke bawah. Felix hanya diam dan menoleh pada Roxanne sambil tersenyum misterius. Ia masih setia menggandeng tangan Roxanne.
"Hanya untuk makan siang saja kau sok sok misterius begini, ya ampun," ujar Roxanne dengan pelan. Tapi, Felix dapat mendengarnya. Ia hanya tertawa tanpa mengatakan sepatah katapun.
Lift pun sudah berhenti dan terbuka. Felix berjalan menuju sebuah kafetaria yang ada di sana masih dengan gandengan tangannya pada Roxanne.
"Astaga, kau bisa saja mengatakannya daritadi. Apa susahnya, sih?" gerutu Roxanne.
"Sudahlah, sayang. Kau terlalu banyak protes daritadi. Kau bisa pingsan kehabisan tenaga jika terus-terusan mengomeliku," kata Felix. Roxanne hanya memutar kedua matanya mendengar Felix menyarankannya untuk diam atau dia akan kehabisan tenaga. Apa pria itu tidak sadar siapa penyebabnya, hish.
Bisa kalian bayangkan betapa anehnya pria seperti felix ini. Hanya untuk makan siang di kafetaria perusahaannya saja ia tidak ingin memberitahunya pada Roxanne. Untung saja Roxanne masih bisa bersabar menghadapi keanehan Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)
Romance#The Heirs series (1st) Felix Jullian Herbert, apa yang diinginkannya setelah melihat wanita itu hanyalah satu. Cintanya. Memperjuangkan cintanya hanya untuk mendapatkan 'kepercayaan' wanita yang ia percayai sebagai wanita pertama dan terakhirnya. B...