Now playing : Labrinth - Jealous
Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamar felix yang temaram. Ia berjalan menuju jendela dan menarik tirainya agar sinar matahari dapat masuk ke dalam. Dilihatnya, Felix, putranya yang sedang tertidur dengan pakaian lengkap yang masih melekat di badannya. Joanna menggelengkan kepalanya. Kemudian, ia menghampiri kasur Felix dan duduk di pinggir kasur.
Semalam, Joanna mendapatkan panggilan dari Arthur. Arthur mengatakan jika Felix mabuk berat. Karena Joanna khawatir jika Felix sakit, akhirnya pagi tadi Joanna memutuskan untuk pergi ke rumah Felix dan berniat memasakkan sup panas untuk Felix. Namun, saat sampai di rumah Felix, hanya ada pelayan yang sedang membersihkan rumah. Jadi, Joanna memutuskan untuk pergi ke kamar Felix dahulu untuk membangunkannya.
"Son? Felix, bangunlah, Nak. Ini sudah hampir siang," kata ibunya.
Felix hanya menggeliat merasakan sinar matahari yang masuk. Ia mengerjapkan matanya yang setengah terpejam. Samar-samar, ia melihat ibunya sudah ada di depannya.
"Mom? Kenapa mom disini?" Felix terbangun dan setengah terduduk dengan lengannya yang menyangga badannya. Tapi, Ia merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya.
Joanna berdecih.
"Dasar. Jadi, setelah mabuk-mabukan seperti semalam, kau bahkan tidak mengharapkan kehadiran mom, begitu? Walaupun hanya untuk mengurusmu?"
"Astaga, bukan begitu, mom. Hanya saja....wait, bagaimana –" Felix baru sepenuhnya sadar. Ia sudah berada di kamarnya sendiri. Masih mengenakan setelan kerjanya lengkap dengan sepatunya juga.
Tiba-tiba, ingatan semalam menyerang otaknya. Felix baru mengingat kejadian semalam. Kejadian saat ia lepas kendali dan mabuk yang disaksikan oleh teman-temannya. Felix memijit pelipisnya yang terasa sedikit pusing.
"Sebenarnya ada apa denganmu, felix? Demi Tuhan, kau tidak pernah seperti ini sebelumnya," ibunya mencoba menempelkan telapak tangannya pada dahi Felix. "Astaga, kau bahkan demam, felix," ibunya turun dari tempat tidur.
"Mom, sudahlah. Jangan khawatir. Ini hanya demam biasa, nanti juga sudah sembuh," felix mencoba menenangkan ibunya. Ibunya mengabaikan Felix dan pergi ke kamar mandi di kamar Felix dan menyiapkan air hangat untuk anaknya.
"Cepat mandilah, sudah mom siapkan airnya," kata ibunya setelah keluar dari kamar mandi. Felix hanya menghela napasnya pasrah. Ia memang merasakan badannya yang tidak enak.
"Mom akan bilang pada sekretarismu untuk libur hari ini, sekarang mandilah, mom akan memasak," ucap ibunya. Felix hanya mengangguk menuruti ibunya. Joanna sudah keluar kamar dan akhirnya Felix segera mandi.
Sebelum memasak, Joanna mencoba untuk menelpon seseorang. Panggilan pun tersambung.
*****
Felix tampak sudah segar setelah mandi. Walaupun ia masih terlihat pucat karena demamnya. Ia sendiri tidak tahu kenapa bisa sampai demam seperti ini. Sudah lama sejak terakhir kali ia demam. Ia segera turun dan menghampiri ibunya.
"Sudah selesai? Ini, makanlah," kata ibunya setelah melihat felix menghampiri ibunya.
"Banyak sekali, mom," Felix melihat makanan yang tersedia di meja makannya. Ibunya memasak banyak sekali. Siapa yang akan menghabiskannya nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)
Romance#The Heirs series (1st) Felix Jullian Herbert, apa yang diinginkannya setelah melihat wanita itu hanyalah satu. Cintanya. Memperjuangkan cintanya hanya untuk mendapatkan 'kepercayaan' wanita yang ia percayai sebagai wanita pertama dan terakhirnya. B...