30. Presumption

1.8K 141 0
                                    

Now playing: Andy Grammer - This Ain't Love


"I've always been too sensitive
To have a good night
To have a good time
Because my heart can't handle it
If this ain't love"

            Felix baru saja pamit untuk berangkat ke kantor karena ia harus menghadiri rapat. Jeffrey dan Joanna mengajak Roxanne untuk duduk mengobrol sebentar di bangku yang sudah di pesan Joanna tadi. Roxanne kini mengikuti Joanna dan duduk di sampingnya.

            "Kali ini aku tidak akan meragukan kedekatakan kalian lagi," ucap Joanna tiba-tiba. Roxanne menoleh pada Joanna tidak mengerti.

            "Sepertinya kau juga sudah nyaman saat bersamanya, Ella," lanjut Joanna. Oh, Roxanne paham apa yang dimaksud Joanna. Roxanne hanya tertawa. "Dia sangat perhatian padaku, mom. aku tahu dia sedang berusaha, tapi kadang dia sangat menyebalkan," Roxanne bercerita dengan singkat. Sementara Joanna hanya mendengarkan kemudian tertawa.

            "Mom tahu. dia memang suka begitu. kau adalah wanita pertamanya, kau tahu, mom bisa lihat jika dia sangat serius denganmu," Roxanne terdiam sesaat.

            Kadang ia memang sadar jika Felix memang serius dengannya. Tapi, entahlah, Roxanne masih merasa ini masih terlalu dini untuk mereka. Roxanne hanya tersenyum pada Joanna. Kemudian, Roxanne pamit pada Joanna untuk mengurus pekerjaan sebentar dan akan kembali kesini jika sudah selesai. Joanna hanya menganggukinya.

            "Kau lihat sendiri, kan Jeff. Mom rasa kau harus menghentikan permainan ini," ujar Joanna. Jeffrey mencondongkan tubuhnya dan mengedikkan bahunya. "Aku tahu, hanya saja," Jeffrey berhenti sebentar. "Masalah itu ya?" tanya Joanna yang mengerti gelagat Jeffrey.

            "Tadinya aku dan Victor sudah merencanakan segalanya. Aku ingin Felix bertunangan dengan Victorina. Tapi, ya, mungkin Tuhan tidak merestuinya," jelas Jeffrey.

            "Sudahlah, jeff. Lagipula, kau bisa melihatnya jika Felix sangat bahagia sekarang. Ia bisa serius dengan wanita, dan ia mengatakan ingin menikahinya," Joanna tertawa saat mengingat kejadian saat makan malam. "Itu sangat langka dan baru, dan mom sangat terkejut saat itu. Mom tidak menyangka jika Felix bisa langsung bersikap dewasa seperti itu atau dia memang nekat," Jeffrey tertawa mendengarnya.

            "Yaaah, aku hanya berharap semoga hubungan mereka baik-baik saja sampai Roxanne menerimanya, sampai mereka menikah, sampai tua," Joanna tersenyum mendengarnya dan menggenggam tangan Jeffrey di atas meja.

*****

            Felix sudah berada di ruang kerjanya. Sekretaris barunya masuk dan memperkenalkan dirinya. Sebenarnya, Felix sudah lama memecat sekretarisnya yang waktu itu sempat menggodanya di kantor. Tapi, ia baru mendapat penggantinya sekarang. Bahkan ia mengganti sekretaris lamanya dengan pria yang sepertinya seumuran dengannya.

            Setelah memperkenalkan diri, sekretaris itu membacakan jadwal kegiatan hari ini pada Felix. Felix sedikit lega karena hari ini tidak terlalu padat. Hanya rapat yang diadakan 30 menit lagi dan mengurus beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangannya.

            Sekretarisnya segera keluar ruangan dan Felix bersiap diri untuk menghadiri rapat. Setelahs selesai bersiap, ia keluar ruangan dan menyerahkan dokumennya pada sekretarisnya yang berdiri di sampingnya. Ia segera menuju ruang rapat dan diikuti oleh sekretarisnya.

            Rapat berjalan selama dua jam. Selesai rapat, Felix keluar dan langsung menuju ruang kerjanya. Ia duduk di kursi kebesarannya. Felix membuka beberapa dokumennya dan memelajarinya. Baru satu dokumen, ia sudah merasa bosan sekarang. Ia terdiam sebentar. Ia merindukan Roxanne sekarang.

            Tidak, tidak. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya hari ini jika ingin bertemu dengan Roxanne. Ya, itu benar. Kemudian, Felix dengan semangat membuka tumpukan dokumen dan membacanya dengan teliti.

*****

            Roxanne baru saja menyelesaikan pekerjaan sebentar dengan pegawainya. Ia kembali lagi menuju meja Joanna dan duduk di sampingnya lagi.

            "Oh, iya, Ella, tadi kan kau berangkat dengan Felix, apa dia pagi-pagi sekali ke rumahmu? Dia tidak mengganggumu, kan?" tanya Joanna.

            Astaga. Padahal, Roxanne tidak kepikiran jika Joanna akan menanyakan hal ini padanya. Kenapa sekarang Joanna menanyakannya. Seharusnya, itu tidak terlihat aneh jika Felix dan Roxanne berangkat bersama. Mungkin.

            Roxanne memutar otaknya. Bukan untuk berbohong, tapi membuat kalimat yang tepat agar lidahnya tidak keseleo saat menjawabnya.

            "Hm, sebenarnya, kemarin ia sempat mampir ke rumah dan kami sempat menghabiskan waktu dari siang, mom. lalu, saat mom dan dad pulang, mereka mengajak Felix makan malam dan meminta Felix untuk menginap,"

            Akhirnya terucap. Semoga saja tidak terdengar aneh. Well, setidaknya ia tidak seperti felix yang suka melebih-lebihkan fakta. Roxanne menoleh pada Joanna dan melihat Joanna hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali.

            "Astaga, jangan-jangan felix terlalu memikirkan perkataanku waktu itu," ucap Jeffrey tiba-tiba. Roxanne dan Joanna menoleh pada Jeffrey karena mereka tak paham apa yang dikatakan Jeffrey.

            "Apa maksudmu, Jeff?" tanya Roxanne.

            "Oh. jadi, kau ingat kemarin aku mengajakmu makan siang, tapi kau mengatakan tidak bisa, kan? saat itu aku dan Felix sedang di rumah bersama, saat kami berpapasan aku bercerita padanya, dan aku juga sempat memintanya untuk memberimu, ya, kau tahu, perhatian and stuffs," Jeffrey menjelaskan semuanya.

            Sejenak, Roxanne terdiam. Apa karena itu, felix langsung datang ke rumahnya dan bersikap aneh. Roxanne akui ia sangat senang karena Felix mau memikirkannya dan memberikan waktunya padanya. Tapi, sungguh, Roxanne malah merasa bersalah, entah kenapa.

            "Ella?" Joanna berusaha membuyarkan lamunan Roxanne. "Kau tidak apa?" tanya Joanna. "Oh? Tidak apa, mom," jawab Roxanne.

            "Aku jadi merasa bersalah pada adikku, poor him. aku harap kemarin ia tidak sibuk dan memang berencana untuk menghabiskan waktu denganmu," ucap Jeffrey.

            "Yeah, I hope so," gumam Roxanne yang hampir terdengar seperti bisikan. Semuanya menjadi hening setelah itu.

To be continued********Follow my instagram:iamvee29Follow my twitter:aviorfwAnd don't forget to tap the ⭐️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To be continued
********
Follow my instagram:
iamvee29
Follow my twitter:
aviorfw
And don't forget to tap the ⭐️

Much love,
VieVie💥

[EBOOK PUBLISHED] Chasing You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang